Mitos Seks Pada Wanita: Orgasme Tak Melulu Soal G-Spot
Tidak bergairah terhadap seks merupakan salah satu gejala disfungsi seksual. Gejala lain adalah tidak mampu mencapai orgasme, dan rasa sakit pada saat
Kalaupun terjadi perbedaan aktivitas seksual, bisa jadi itu dipengaruhi oleh nilai dan budaya etnis tersebut.
Mitos: Berfantasi dengan pria lain saat berhubungan seksual, wanita tidak setia.
Fakta: Wanita tetap setia, membayangkan pria lain hanyalah untuk menaikkan gairah seksual saja.
Memang secara umum, wanita tidak biasa memiliki fantasi seks dengan pria lain. Namun tidak semua wanita dapat menerima kondisi 100 % pasangannya. Berfantasi dengan pria lain sebenarnya hanya untuk membuatnya lebih bergairah, sehingga ia tetap setia.
Mitos: Vagina kering lebih oke.
Fakta: Vagina kering membuat perempuan tidak nyaman melalukan hubungan intim.
Justru vagina yang kering selama hubungan intim bisa membuat wanita merasa sakit dan tidak nyaman. Secara alamiah, vagina akan mengeluarkan cairan.
Cairan inilah yang menjadikan vagina basah selama proses hubungan seks. Vagina kering justru mengindikasikan bahwa wanita belum siap untuk melakukan hubungan intim.
Mitos ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga kemudian muncul produk-produk jamu dan kesehatan yang menawarkan jaminan vagina akan tetap kering.
Mitos: Orgasme lewat penetrasi penis.
Fakta: Perempuan lebih sering mendapat orgasme lewat alternatif lain.
Hasil penelitian menunjukkan, hanya sedikit persentase wanita yang sering mengalami orgasme melalui penetrasi penis ke vagina. Sisanya, wanita lebih sering memperoleh orgasme melalui hal-hal lain di luar penetrasi penis. Misalnya, sentuhan pada klitoris, foreplay yang intens, dan sebagainya.
Mitos: Penis panjang jadi jaminan.
Fakta: Ukuran tak selalu menjadi jaminan kepuasan.
Ini mitos yang sangat sering kita dengar dan sama sekali tidak benar. Jika menyangkut dimensi, maka fakta yang muncul adalah penis yang besar lebih bisa memberi kepuasan ketimbang penis yang panjang.