Hanya Aburizal yang Tahu Alasan Menunjuk Setya Novanto ‎Ketua Fraksi Golkar

Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali, Aburizal Bakrie, mengganti Setya Novanto karena mengundurkan diri sebagai Ketua DPR RI oleh Ade Komarud

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Ketua DPR Setya Novanto berjalan usai membacakan pidato pengunduran dirinya saat Rapat Paripurna ke-15 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/12/2015). Setelah resmi mudur dari jabatanya sebagai Ketua DPR, Setya Novanto mengikuti rapat paripurna sebagai anggota DPR. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Meski sudah mendapat rapot negatif karena kasus 'Papa Minta Saham,' Setya Novanto masih mendapat posisi terhormat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR.

Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali, Aburizal Bakrie, mengganti Setya Novanto karena mengundurkan diri sebagai Ketua DPR RI oleh Ade Komaruddin berdasar rapat internal.

Sekretaris Fraksi Golkar DPR, Bambang Soesatyo, mengakui banyak pihak mempertanyakan alasan partai tetap memberikan posisi penting kepada Setya Novanto, sementara mayoritas anggota Mahkamah Kehormatan Dewan membuktikan ia melanggar kode etik di kasus 'Papa Minta Saham.'

"Kalau ditanya alasannya, hanya ketua umum (Aburizal, red) yang tahu. Saya yakin tentu ketua umum telah mempertimbangkan keputusannya itu, termasuk dampak negatif dan potensi gejolak yang bakal merebak di internal Partai Golkar," ujar Bambang melalui pesan singkat, Minggu (20/12/2015).

Dalam rapat internal terbatas dihadiri pengurus harian, sejumlah wakil ketua umum, ketua harian dan bendahara umum, dan Aburizal yang langsung memimpin soal pengganti Setya Novanto.

"Kami sepakat menyerahkan sepenuhnya pada ketua umum untuk memutuskan," tegas Bambang namun ia tak tahu asalan Aburizal memberikan jabatan kosong Ade kepada Setya Novanto.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved