RS Siti Aisyah: Disini Hanya Pertolongan Pertama untuk Rujukan
Dia menjelaskan, setelah semua pihak sepakat akhirnya sipasien dibawak ke Palembang, semua fasilitas RS Siti Aiysah yang tanggung
Penulis: Eko Hepronis |
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Beredarnya foto di sebuah akun facebook terkait pemberitaan dugaan mal praktek terhadap balita korban tabrakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Siti Aisyah beberapa minggu ini membuat pihak rumah mengklarifikasi kejadian sebenarnya,
Dirut RS Siti Aisah Idris Mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi dibulan juli yang lalu, berdasarkan hasil dan laporan pasien tersebut bernama Sekar umur 2 Tahun dia merupakan pasien kecelakaan lalu lintas kemudian dibawa ke RS Siti Aisyah Lubuklinggau untuk penanganan, kemudian setelah masuk langsung dilakukan pertolongan pertama dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Ketika itu memang dokter bedah sedang keluar dan ia mengirim dokter residence untuk pertolongan pertama, kemudian diberitahulah kondisi pasien yang sebenarnya, karena sipasien saat itu mengalami pendarahan di kepala, dan robek bagian mulut, lalu si pasien harus dilakukan CT Scan, sementara CT Scan di RS Siti Aisyah rusak alternatifnya harus di rujuk ketempat lain untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya
"Akhirnya semua pihak keluarga maupun saudara korban dan pihak yang menabrak dikumpulkan ,dijelaskan pada mereka bahwa si pasien ini harus dirujuk, karena ada beberapa peralatan di RS Siti Aisyah rusak, akhirnya mereka setuju pasien dirujuk, untuk rujukannya beberapa rumah sakit di Palembang sempat pihaknya hubungi namun ternyata semuanya penuh, hanya ada RS Charitas yang ketika itu masih kosong, namun RS Charitas tidak bisa menggunakan BPJS akhirnya di sepakati, pasien dirawat dengan jalur umum," lanjutnya.
Dia menjelaskan, setelah semua pihak sepakat akhirnya sipasien dibawak ke Palembang, semua fasilitas RS Siti Aiysah yang tanggung.
"Perawat, dan Ambulance saat kita rujuk ke RS Charitas semuanya kita tanggung, bahkan juga saat serah terima disana kita temani, sampai dipastikan si pasien ditangani oleh tim medis disana," jelasnya
Hanya saja kabar yang kita terima terakhir pasca dirujuk, beberapa waktu lalu, sipenabrak sekar ini dikabarkan melarikan diri, dan pihak rumah sakit sebelum melakukan oprasi meminta biaya sebesar Rp 10 juta.
"Pasca dari itu kita tidak tahu kejelasannya, kabar terakhir pasien di bawa kembali Lubuk Linggau dengan alasan biaya," ujarnya
Namun yang sangat pihaknya sesalkan adalah, kenapa ketika tidak mendapat penanganan saat berada di Palembang dengan alasan keterbatasan biaya, kenapa mereka tidak kembali lagi kesini, malahan posting foto-foto di Facebook, seolah-olah tidak ditangani dengan baik.
"Kita sangat menyayangkan kenapa mereka tidak kembali sehabis dari Palembang, logika saja insting seorang dokter adalah menolong dengan sebaik mungkin, malahan ketika ketika mereka kembali lagi kesini, hasil operasi yang lama akan kita operasi ulang dengan sebaik-baiknya, karena masih tanggung jawab kita," pungkasnya.
Sebagaimana informasi yang beredar kemarin di Facebook, sekar merupakan seorang pasien mal praktek yang dilakukan oleh oknum dokter di RS Siti Aisyah, karena dalam akun yang ditulis Enda Dea menyebutkan sipasien merupakan korban mal praktek RS Aisyah Lubuk linggau, karena nampak beberapa jahitan di bagian kepala Sekar dan mulut Dea cendrung asal-asalan.
Sontak saja postingan tersebut mendapat mendapat kecaman dari berbagai netizen, mereka menghujat RS Siti Aisyah yang tidak becus menangani pasien.