Tak Ada Tempat Sampah, Warga Disini Terpaksa Buang Sampah Sembarangan
Seperti diutarakan ,Ahyar, seorang warga Jalan Kartowinangun Talang Betutu Kecamatan Sukarami, tidak adanya TPS membuat warga kawasan talang betutu da
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masalah sampah memang tidak pernah habis-habisnya.
Masyarakat kadang mengeluh tidak tersedia Tempat Pembuangan Sampah (TPS) membuat mereka kebingungan harus buang sampah kemana.
Alhasil sampah kadang menumpuk dijalan tanpa adanya tempat penampungan sampah.
Seperti diutarakan ,Ahyar, seorang warga Jalan Kartowinangun Talang Betutu Kecamatan Sukarami, tidak adanya TPS membuat warga kawasan Talang Betutu dan bandara bingung mau buang sampah kemana.
Sehingga warga warga berinisiatif membuang sampah didekat pagar Bandara SMB. Sampah kadang dibiarkan menumpuk bahkan sampai bercecer ke jalan raya.
Sampah tersebut kadang dibiarkan saja tidak punguti DKK Kota Palembang.
"Dari dulu disini tidak disediakan pemerintah tempat sampah. Makanya sampah meluber kemana-mana," tutur Ahyar.
Begitupun terpantau di kawasan lain, sejumlah TPS ditutup DKK Kota Palembang sehingga warga kesulitan saat akan membuang sampah.
Seperti terpantau di dekat SMAN 1 Palembang, TPS ditutup oleh petugas kebersihan. Begitu juga di jalan Panjaitan terpampang himbauan untuk tidak membuang sampah disana.
"Kami bingung mau buang sampah kemana. Sedangkan pemerintaj tidak menyediakan tempat pembuangan sampah," keluh seorang warga di kawasan Panjaitan.
Terkait masalah ini, Kepala Dinas (Kadis) Kebersihan Kota, Agung Nugroho mengatakan, permasalahan sampah memang menjadi fokus pemkot Palembang saat ini.
Apalagi memasuki musim hujan ada peningkatan signifikan sampah di kawasan Palembang.
"Untuk itu kita selalu berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait mengatasi permsalaham sampah ini. Saat ini hampir setiap hari kita berhasil mengangkut 700 ton sampah menggunakan truk," ujar Agung.
Saat ini kata ia DKK Palembang memiliki 102 armada truk untuk mengangkut sampah.
Jumlah tersebut masih kurang untuk mengatasi sampah di kawasan Palembang.
"Idealnya kita membutuhkan minimal 260 armada. Baru bisa optimal mengatasai sampah di Palembang," jelas Agung.