Kabut Asap Melanda Sumsel
Pelajar Pali Batuk-batuk dan Mata Perih Karena Kabut Asap
"Kami pergi tidak pakai masker, tapi sekarang mata jadi perih saat keluar dari rumah atau ruangan kelas," keluh kesah Sari, sambil batuk usai berbicar

Laporan wartawan Tribunsumsel, Ari Wibowo
TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Meskipun kabut asap di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) semakin pekat dan mengganggu kesehatan warga khususnya para pelajar yang melakukan aktivitas di luar rumah.
Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) PALI, belum mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah di Bumi Serapat Sarasan.
Selain mengganggu kesehatan warga, kabut asap juga menghambat aktivitas warga, bahkan para pengendara terpaksa menghidupkan lampu hazard (tanda darurat) saat melintas di jalan protokol Kabupaten PALI.
Pantauan, Tribun, sekitar pukul 08.00 (28/9) di Jalan Raya Karang Agung, tepat depan SD N 5 Kecamatan Abab, jarak pandang diperkirakan hanya mencapai 100 meter.
Hal ini, membuat pengendara selalu waspada dan mengurangi kecepatan serta menghidupkan lampu hazard agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Ya kak, kami tidak ada libur sekolah, kecuali hari Minggu dan hari besar lainnya," kata Sari, pelajar SD di Kecamatan Abab, ketika dijumpai Tribun, Senin(28/9/2015).
Pelajar SD kelas 4 ini, setiap pergi sekolah dirinya bersama teman sebayanya tanpa memakai masker, sehingga dia sering batuk-batuk dan mata terasa perih akibat pekat kabut yang melanda Kabupaten PALI sejak akhir bulan September ini.
"Kami pergi tidak pakai masker, tapi sekarang mata jadi perih saat keluar dari rumah atau ruangan kelas," keluh kesah Sari, sambil batuk usai berbicara.
Ditambahkan, Putra, satu diantara pengendara di Kabupaten PALI, dirinya selalu menghidupkan lampu hazard dan mengurangi kecepatan saat melintas Jalan Raya Kabupaten PALI.
"Kami selalu hidupkan lampu hazard dan mengurangi kecepatan saat berkendara, kabut asapnya sangat pekat, dan jarak pandang sangat terbatas, ini sangat membahayakan kami(pengendara)," ujar Andri.