SBY Calon Kuat Ketum Demokrat, tetapi Bukan Figur Pemersatu Partai
Namun, pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia Agung Suprio mengingatkan bahwa SBY bukan figur pemersatu partai.
TRIBUNSUMSEL.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sebagai calon kuat yang kemungkinan besar akan kembali terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres Partai Demokrat IV, yang berlangsung pada 11-13 Mei di Surabaya, Jawa Timur.
Namun, pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia Agung Suprio mengingatkan bahwa SBY bukan figur pemersatu partai.
"SBY memang calon kuat, tetapi bukan figur pemersatu partainya. Dia justru jadi figur konflik," kata Agung di Jakarta, Senin.
Ia menilai akan lebih elok jika kubu SBY tidak menjegal kubu lainnya yang juga ingin berkuasa dalam Partai Demokrat. Sedianya, kubu SBY memberikan kesempatan kepada kelompok muda Demokrat untuk maju dalam pemilihan ketua umum.
Selain SBY, Gede Pasek Suardika juga ingin maju sebagai calon ketua umum.
"Mestinya setiap orang yang berkeinginan jadi ketua umum diberikan saja kesempatan dalam Munas karena saya yakin SBY akan menang dibandingkan mereka, tapi image-nya bagus. Karena kemudian suara-suara kecil diakomodasi DPP," tutur Agung.
Terlebih lagi, Demokrat adalah partai yang mengusung nilai-nilai demokrasi. Sedianya partai itu bisa demokratis dalam memilih ketua umumnya.
Kendati demikian, Agung tidak memungkiri jika elektabilitas SBY paling tinggi dibandingkan dengan calon lainnya. Paling tidak, elektabilitas SBY ini bisa mendongkrak elektabilitas partainya.
"Ini lah pertimbangan bagi sebagian DPD yang memilih kembali SBY dalam kongres. Ada simbiosis antara SBY yang ingin tambil dengan di bawahnya yang ingin SBY menjadi ketua umum. Ketika pemilu, jika menang, mereka yang mendukung SBY bisa mendapatkan posisi," kata Agung.