CITIZEN JOURNALISM
Ada Enam Indikator Dunia Semakin Panas
Sementara kita masih terperangkap kebiasaan lama seperti mengejar pertumbuhan ekonomi, memupuk ego sektoral dan menciptakan otonom kebablasan.
PALEMBANG - DR Hartuti Purnaweni, MPA memberikan Kuliah umum Program Pasca Sarjana Magister Administrasi Publik (MAP) di Kampus Stisipol Candradimuka Palembang, Minggu (8/8/2015). Dosen Universitas Diponegoro Semarang ini memberikan kuliah dengan tema "Pentingnya Pembangunan Berkelanjutan Dalam Administrasi Publik."
Dalam kuliah tersebut, Hartuti menjelaskan ada enam indikator yang menyebabkan dunia semakin panas. Antara lain yang pertama pertumbuhan ekonomi dunia yang bertabrakan dengan kapasitas bumi. Kedua, pertumbuhan ekonomi menghancurkan dirinya.
Lalu ketiga, empat dasa warsa terakhir, 50% hutan tropis dunia musnah. Keempat konsentrasi CO2 di atmosfir meningkat 25% di banding awal revolusi industri.
Kelima 850-an juta penduduk dunia kekurangan pangan dan yang keenam sekitar 3 miliar dari 7 miliar penduduk dunia tidak dapat memenuhi kebutuhan energi minimun.
Lebih lanjut menurutnya, di Indonesia yang walaupun sudah 60 tahun merdeka, masih ada beberapa realitas yang terjadi seperti urbanisasi tidak terkendali, kerusakan lingkungan dan bencana alam meluas, kemiskinan meningkat dan konflik sosial makin sering terjadi.
"Sementara kita masih terperangkap kebiasaan lama seperti mengejar pertumbuhan ekonomi, memupuk ego sektoral dan menciptakan otonom kebablasan," jelasnya.
Menurut dosen yang sudah melanglangbuana ke Denmark dan Swiss ini, mau tidak mau, pembangunan seharusnya berdasarkan kebijakan Pembangunan berkelanjutan (pro environment, Pro poor, Pro growth dan pro job ). Purnaweni menjelaskan, pembangunanan berkelanjutan adalah pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kepentingan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sedangkan Ketua Program Study MAP Stisipol Candradimuka Palembang, Mardianto MSi, kuliah perdana tersebut diikuti oleh 96 mahasiswa baru angkatan XXV dari berbagai disiplin ilmu, baik yang datang dari luar kota maupun dari Kota Palembang sendiri.
Para mahasiswa umumnya sudah bekerja di berbagai bidang baik yang PNS maupun bekerja di sektor swasta. Diantaranya, Arif yang walaupun usianya sudah 55 tahun tapi mantap untuk menambah ilmu. Kakek dari 1 orang cucu ini , yang juga PNS ini berprinsip dengan mendalami Magister Administrasi Publik ini, akan lebih meningkatkan kinerjanya dibidang pendidikan. “Long life education,“ tambahnya. (Aripin Arland)