KLIK TRIBUN SUMSEL

Kebun Percontohan Nanas Quin Prabumulih Diselimuti Tidak Terawat

Sehingga buah nanas rentan dimakan hama dan dipetik sembarang warga yang melintasi perkebunan.

Penulis: Edison |
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Perkebunan nanas khas Prabumulih yang tidak terawat 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Untuk tetap mempertahankan buah yang menjadi ikon kota Prabumulih, Pemerintah kota Prabumulih melalui Dinas Pertanian Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (DP2KP) membuka lahan seluas tiga hektare untuk kebun percontohan nanas Prabumulih.

Namun sayang, lahan nanas seluas tiga hektare yang terletak di belakang gedung Pemerintah kota Prabumulih nan megah atau tepatnya di desa Pangkul Kecamatan Cambai itu, ternyata tidak terawat dan dipenuhi oleh alang-alang dan rumput liar (gulma).

Pantauan Tribun Sumsel pada Senin (15/12), alang-alang dan rumput liar yang memenuhi lahan nanas bahkan setinggi pinggang pria dewasa.

Padahal, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 10 juta rupiah selama satu tahun untuk pembersihan atau perawatan perkebunan nanas Quin khas Prabumulih tersebut.

Tidak hanya sampai disitu saja, selain tidak terawat, lahan yang digadang-gadang akan menjadi percontohan budidaya nanas khas Prabumulih itu juga tidak dipagar dan dijaga, sehingga buah nanas rentan dimakan hama dan dipetik sembarang warga yang melintasi perkebunan.

Satu diantara petani warga Cambai yang memiliki kebun tak jauh dari kebun percontohan nanas Prabumulih yakni Agus (33) ketika diwawancarai mengatakan, kebun nanas yang dibangun pemerintah itu sudah bisa dikatakan perkebunan gagal.

"Kalau sekarang bisa dikatakan gagal panen, karena tidak terawat, dibersihkan dari hama tidak dan di pupuk juga tidak bagaimana mau jadi percontohan. Kita yakin buahya pasti kerdil dan tidak berasa manis, sayang sekali sebetulnya karena dana yang dikeluarkan cukup besar untuk pembudidayaan itu," ungkapnya.

Agus mengatakan, sejak dilakukan penanaman hingga saat ini pihaknya tidak melihat ada petugas yang sengaja digaji untuk mengurus kebun nanas tersebut, padahal jika dirawat mungkin tidak lama lagi akan berbuah semua, sekarang sudah lima bulan usia nanas pemkot itu.

"Dua tahun kan panen, coba diurus dulu terus nanti panen raya sama walikota pasti masyarakat senang, kalau begini kita saja yang melihat pasti sedih apalagi walikota atau tamu luar, miris sekali. Ini yang dikhawatirkan warga icon Prabumulih kota nanas akan hilang itu, tidak hanya nanas tapi tanaman lengkeng, nangka, buah naga juga seperti semak belukar," bebernya seraya mengharapkan walikota, dewan memeriksa kebun dan memperbaiki kebun nanas sehingga budidaya nanas serta tanaman lainnya itu berhasil.

Terpisah, Kepala DP2KP Prabumulih, Drs Syamsul Rizal SP MSi ketika dikonfirmasi mengatakan, untuk mengatasi agar nanas Prabumulih tidak punah pihaknya menanam nanas di lahan 3 hektare di belakang pemkot Prabumulih.

"Kita membudidayakan nanas di lahan 3 hektar, nanas jenis Quin dengan jumlah sebanyak 1500 rumpun. Sekarang usia nanas yang kita tanam sekitar 5 bulan, mungkin nanti ketika usia nanas 18 bulan akan kita lakukan panen," katanya.

Disinggung mengenai nanas yang dibudidayakan tidak terawat, Syamsurizal enggan berkomentar banyak dan mengatakan untuk perawatan atau pemeliharaan nanas serta pembelian pupuk dianggarkan dana sebesar Rp 10 juta melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

"Jadi dirawat, kita anggarkan dana sebesar Rp 10 juta untuk pemeliharaan, perawatan maupun pembelian pupuk. Untuk kegiatan itu ada petugas kita yang kerjakan," elaknya seraya mengatakan2015 pihaknya kembali mengganggarkan perawatan untuk kebun percontohan nanas Quin tersebut. 

Tags
Prabumulih
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved