KLIK TRIBUN SUMSEL
Tidak Semua Rakyat Miskin Menikmati Kompensasi BBM
Begitulah yang dirasakan kakek Wisnu, penarik becak di pasar 16 ilir Palembang, dirinya mengaku kehidupannya tambah sulit.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, diiringi dengan dibagikannya bantuan kepada masyarakat miskin, sayangnya tidak semua rakyat miskin menikmatinya, Minggu (23/11). Satu minggu setelah naiknya BBM bersubsidi, dampakny sudah dirasakan berbagai macam lapisan masyarakat.
Begitu banyak keluhan, kecemasan, dan kekhawatiran, tak pelak hal ini membuat masyarakat terutama kelas bawah berpikir keras untuk bertahan hidup dan berusaha lebih keras agar asap dapur tetap mengepul. Harga bahan pokok yang terus naik oleh BBM naik tak berbanding dengan pendapatan yang, seolah-olah seperti seikat tali yang kapan saja bisa melilit leher, begitulah nasib rakyat dan sistem birokraso yang tidak transparan membuat hak yang harus didapatkan, terpaksa diambil orang.
Begitulah yang dirasakan kakek Wisnu, penarik becak di pasar 16 ilir Palembang, dirinya mengaku kehidupannya tambah sulit, " Mau beli beras saja harus banting tulang, bisa makan nasi putih sudah bersyukur, kita tukang becak seperti inilah, dak bisa naikan tarif, tergantung penumpang kalau kasihan sama kita dikasihnya lebih" ungkap kakek 80 tahun ini.
Kakek Wisnu juga mengeluh, karena dirinya tidak mendapatkan bantuan pasca naiknya BBM. "Saya sudah ketemu sama Ketua RT, tapi dia bilang tidak ada, kalaupun ada katanya saya harus punya kartu kuning, saya dak punya itu, capek ngurusinnya, biarlah saya gayuh becak, di sinilah rezeki saya," ujar kakek Wisnu yang tinggal di 14 ulu sambil menghisap sebatang rokok. (edward)