Pengusaha Restoran Resah karena Harga Gas Elpiji 12 Kg Naik
Keputusan PT Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi ukuran tabung 12 kilogram Rp1.500 per kilogram diprediksi akan berpengaruh kepada berbagai
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Keputusan PT Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi ukuran tabung 12 kilogram Rp1.500 per kilogram diprediksi akan berpengaruh kepada berbagai sektor ekonomi.
Pengusaha rumah makan atau restoran menjadi salah satu pihak yang merasa keberatan dengan keputusan tersebut.
Seperti diungkapkan Muhammad Fachriza, Executive Chef Restoran Thirty Three, Kemang. Ia dan manajemen retoran mengaku terkejut mendengar kabar kenaikan harga gas elpiji 12 kg.
"Pasti akan sangat berpengaruh kpada cost kami. Belum lagi nanti pasti akan berimbas kepada kenaikan harga kebutuhan lain," katanya kepada Warta Kota, Rabu (10/10/2014).
Manajemen restoran, kata Riza, akan segera melakukan pertemuan untuk menghitung lagi besaran cost yang dikeluarkan, termasuk jika kemungkinan terjadi dampak ikutan naiknya bahan kebutuhan lainnya.
"Kita lihat dulu beberapa hari ke depan, apakah harga kebutuhan lain juga naik. Untuk penggunaan gas sendiri, dalam sehari tabung gas 12 kg bisa habis," katanya.
Irwan, Supervisor Restoran Omah Pincuk, Pasar Minggu, juga mengaku pusing terhadap kenaikan ini. "Pasti akan sangat berpengaruh bagi restoran-restoran, termasuk restoran kami," katanya.
Memang, ada opsi untuk menaikkan harga makanan. Tetapi, Irwan takut itu bisa mengurangi jumlah pelanggan.
"Sementara kalau harga makanan naik imbasnya tamu jadi berkurang. Tapi kalau customer regular mereka tidak peduli karena lidah mereka sudah cocok dengan makanan di Omah Pincuk. Tapi dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, lebih banyk yang komplain ketimbang yang tidak kalau harga makanannya pada naik," jelasnya.
Seperti diketahui, akibat kenaikan Rp1.500 untuk gas elpiji 12 kg, harga di eceran menjadi Rp22 ribu. Kenaikan tersebut diberlakukan mulai hari ini, 10 September 2014, pukul 00.00 dini hari.