Peluang Usaha
Peluang Bisnis Kuliner Bebek
Bebek Abah Ndut masih menawarkan dua paket investasi. Paket pertama, yakni paket rumah makan dengan investasi senilai Rp 75 juta.
TRIBUNSUMSEL.COM - Industri kuliner memang mempunyai potensi pasar yang besar di Indonesia. Selain memang jumlah penduduknya yang besar, masyarakat di sini gemar menyantap makanan di luar rumah.
Apalagi di akhir pekan, tidak sedikit keluarga-keluarga khusunya berada di kota-kota besar menghabiskan waktu bersama keluarga untuk makan di restoran. Jadi maklum saja jika banyak pelaku bisnis yang menjalankan bisnis di sektor ini. Belakangan ini, salah satu bisnis makanan yang sedang naik daun adalah olahan bebek.
Saat ini, sudah begitu mudah untuk menjumpai gerai masakan bebek, mulai dari pinggir jalan sampai di dalam pusat perbelanjaan. Tidak sedikit beberapa brand gerai tersebut merupakan usaha dengan sistem kemitraan.
Bagaimana perkembangan bisnis gerai-gerai tersebut saat ini? Untuk mengetahui lebih jelas, KONTAN akan mengulas tiga waralaba resto bebek, yakni Bebek Abah Ndut, Master Bebek, dan Bebek Goreng Rahminten. Berikut ulasannya.
Bebek Abah Ndut
Usaha ini berdiri pada tahun 2010 dan mulai menawarkan kemitraan pada tahun 2011 di Purwokerto, Jawa Tengah. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan Bebek Abah Ndut pada Februari 2013, usaha ini sudah memiliki 15 mitra usaha yang tersebar di Banyumas, Kebumen, Cilacap, Bintaro, dan Cilegon. Rinciannya, tiga adalah milik sendiri di Purwokerto yang juga sebagai pusat Bebek Abah Ndut. Sementara sisanya gerai milik mitra.
Setahun berselang, jumlah mitra belum berubah seperti tahun lalu. Agus Rizky, pemilik Bebek Abah Ndut mengatakan, jumlah mitra yang belum bertambah hingga kini lantaran Agus cukup selektif memilih calon mitra yang akan bergabung.
Ia mengaku, pada awal-awal membuka penawaran, ia tidak terlalu ketat dalam menyeleksi mitranya. Sebab, ia ingin brand usahanya cepat dikenal banyak orang. Namun, saat ini, ia tidak terlalu berambisi menambah banyak mitra. "Yang penting sekarang mitra punya niat serius berbisnis sehingga jumlah gerai tidak perlu banyak-banyak," kata Agus.
Hingga kini, Agus belum mengubah paket investasi. Bebek Abah Ndut masih menawarkan dua paket investasi. Paket pertama, yakni paket rumah makan dengan investasi senilai Rp 75 juta.
Dengan nilai paket ini, mitra mendapatkan kerjasama selama lima tahun, pelatihan karyawan, dan pendampingan manajemen. Selain itu juga mitra juga mendapatkan banner, cash register, seragam karyawan, bahan baku 50 ekor bebek goreng, dan 50 ekor ayam goreng.
Sedangkan paket kedua, paket lengkap senilai Rp 200 juta dengan mendapat seluruh fasilitas yang ada pada paket pertama. Bedanya, mitra sudah mendapatkan perlengkapan masak dan makan.
Yang justru naik adalah harga menu makanan. Agus bilang, sebelumnya harga jual berkisar Rp 15.000â-18.000 per menu, kini perubahannya menjadi Rp 15.000â-Rp 23.000 per menu. Dari 30 menu yang ditawarkan, yang menjadi menu andalan dan yang paling laris adalah bebek bakar dan bebek goreng.
Untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya, Agus menambah menu di luar bebek, seperti olahan menu ayam, ikan nila, ikan lele, ikan mas, gurami, dan menu masakan tradisional lain, seperti oseng cah kangkung, sayur asem, dan lain-lain.
Langkah memperbanyak menu di luar olahan bebek adalah juga untuk mengatasi kendala pengadaan bahan baku bebek. Awalnya Agus selalu memasok bahan baku bebek dari Jawa Timur. Namun, kini pasokan dari sana berkurang sehingga ia harus mencari pasokan tambahan dari Cilacap dan Brebes.
Tahun ini, Agus menambah menu olahan bebek seperti ayam penyet, ayam goreng, ayam bakar, dan ayam kremes. Sebab pasokan ayam dinilai lebih mudah untuk didatangkan.