Swara Irma
Jin Tukar Dolar
Pemilik rumah adalah anak seorang pejabat Orde Baru. Ia ketiban warisan rumah dan tanah di Kemang, Aku sampai terkesima
Rumah ini praktis gratis. Berkat pendapatan Dolar, dari uang sewa sekali saja, cukup untuk membeli rumah. Untung bertemu dengan Pak Indra yang tak butuh uang dan ingin cepat-cepat melepas rumahnya.
Sekarang tentu saja berbeda. Tanah di Kemang meroket harganya, yang dulu disebut tempat Jin tukar dolar, sekarang menjadi tempat ‘ Orang cari Dolar’. Aku menuliskan kisah ini karena memang dalam membeli rumah kita harus berani sedikit nekad.
Pada waktu itu, suamiku menyarankan agar membeli rumah seharga Rp 90 juta, di dekat rumah ibuku, namun aku tak tertarik. Berani juga ya, memutuskan membeli yang harganya dua kali lipat. Aku belum paham ada kredit BTN atau pinjam uang di Bank. Boro-boro, rekening bank saja aku tak punya.
Keberanian untuk mengambil keputusan, serta kerelaan untuk tak menempati rumah baru tak sia-sia. Aku punya rumah di usia 25 tahun, meski saat itu harus mengontrak dan tak jadi tinggal di kemang.
Keputusan yang tak mudah, sebab melenceng dari rencana semula. Toh tetap kusukuri karena pada waktu itu bisa melinasi dengan uang sewa rumah dari PBB. Bermula dari hasil penjualan mobil yang menjelma kolam renang, lalu berbuntut laku mengontrakkan rumah pertamaku ini.
Di sinilah anak-anakku tumbuh dan belajar tentang cinta, belajar tentang kompromi, berbagi dengan sesama. Kami lalui bersama pasang surut kehidupan. Aku teringat temanku Benedicta, yang kerap mengatakan ‘ Segala sesuatu indah pada waktunya’.
Kesabaran selalu berbuah manis. Meski Mbak Mandy tak dilahirkan di rumah baru, aku bahagia. Tak masalah dulunya disebut ‘Jin Tukar Dolar’. Rumah ini bagi kami adalah ‘Sanctuary’.
Tempat dimana kami bukan hanya sekadar makan dan tidur, rumah sumber enerji dan kebahagiaan, tempat untuk saling berbagi dan memberi dukungan, serta kasih sayang kepada penghuni dan para tetamu yang pernah singgah mewarnai kehidupan kami.
Irma Hutabarat
Aktivis Sosial
Follow Twitter : @Swara_Irma