Citizen Journalism
Menuju Perpustakaan Perguruan Tinggi Digital
Secara umum, tujuan dari perpustakaan Perguruan Tiggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi
TRIBUNSUMSEL.COM - Di kalangan para akademik, khususnya Perguruan Tinggi sudah menjadi suatu hal yang wajar bagi setiap mahasiswa untuk keluar-masuk perpustakaan setiap hari, apalagi bagi mereka yang hobi membaca buku. Tujuan mereka ke perpustakaan tidak hanya sekedar membaca buku, tetapi ada yang mencari tugas kuliah. Bisa saja hanya sekedar duduk-duduk membaca koran atau majalah.
Bayangan tentang perpustakaan di dalam kerangka paradigma seperti sekarang ini adalah sesuatu yang hidup, dinamis, segar, menawarkan hal-hal yang baru, inovatif, dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apapun yang ditawarkan akan menjadi suatu yang atraktif, interaktif, edukatif, dan rekreatif bagi para pengunjungnya. Produk dan layanannya dapat dipublikasikan dengan berbagai cara, baik melalui media cetak , maupun media elektronik bagi para mahasiswanya.
Secara umum, tujuan dari perpustakaan Perguruan Tiggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelengarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah dan memenuhi kebutuhan mahasiswa di lingungan perguruan tinngi tersebut, maupun karyawannya . Dengan adanya perpustakaan perguruan tinggi, maka kehausan mereka akan bacaan dapat teratasi. Bagi mereka yang ingin mencari berbagai informasi juga bisa mendatangi tempat tersebut. Sehuubungan dengan hal itu, maka secara eksplisit fungsi perpustakaan perguruan tinggi, yaitu fungsi edukatif, informatif, publikasi, rekreasi, deposit, interpretasi dan riset/ penelitian sederhana. Ketujuh hal tersebut merupakan fungsi pokok daripada sebuah perpustakaan perguruan tinggi.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka diharapkan perpustakaan perguruan tinggi mampu menyesuaikan diri dengan keadaan, agar tetap eksis dan dinikmati oleh para mahasiswa. Untuk itu, perlu adanya pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi secara lebih profesional. Gedung dan ruangan harus ditata dengan baik agar dapat memberikan layanan yang menyenangkan bagi para penggunanya, baik mahasiswa, dosen, maupun karyawan perguruan tinggi. Selain koleksi konvensional dalam bentuk karya cetak dan karya rekam, akan lebih baik lagi jika ditambahi dengan koleksi koleksi digital seperti layanan informasi berbasis teknologi dengan menyediakan layanan internet dan sebagainya.
Untuk itu, sangatlah diperlukan suatu sumber dana yang memadai, baik berupa SDM, maupun peralatan dan perlengkapan yang memadai, sehingga dapat meningkatkan kinerja perpustakaan di zaman sekarang yang serba komputer ini.
Dengan meilmpah ruahnya sumber daya digital, sudah selayaknya perpustakaan perguruan tinggi menggunakan teknologi baru di bidang komputer dan informatika untuk mengelolanya, sehingga perpustakaan tersebut dapat memonitor segala buku yang keluar-masuk secara digital, atau yang sekarang ini kita kenal dengan istilah perpustakaan digital (digital library). Perpustakaan digital merupakan kesinambungan kehendak umat manusia untuk membangun sebuah peradaban berbasis pengetahuan dan informasi yang turun temurun, menembus ruang dan waktu.
Namun, belum semua perpustakaan perguruan tinggi menggunakan teknologi digital ini dalam mengelola segala kegiatannya. Baik dari segi SDM maupun pembiayaan masih sangat berpengaruh untuk mewujudkan itu semua. Harus ada alokasi khusus dari perguruan tinggi demi menunjang digitalisasi perpustakaan perguruan tinggi ke depan. Kerja sama dengan perguruan tinggi lain, masyarakat, dan mahasiswa itu sendiri juga sangat diperlukan.
Pengelola / pustakawan perguruan tinggi perlu suatu proses pembelajaran dalam mengelola perpustakaan digital, dan hal ini bukanlah suatu perkara yang mudah. Apalagi bagi pustakawan yang kurang familiar dengan komputer. Harus butuh suatu kesabaran, sehingga lambat laun mereka trampil dalam mengelola perpustakaan digital secara baik.
Begitu juga dengan para mahasiswanya. Selain pengenalan secara detail mekanisme peminjaman buku digital, juga perlu suatu pemahaman baik dari dosen maupun pustakawan sendiri . Dengan harapan, di kemudian hari mahasiswa yang belum bisa menjadi bisa, dan tidak enggan untuk mengunjungi perpustakaan setiap harinya. Jika para mahasiswa telah mahir, maka ke depan bisa saja pustakawan cukup mengawasi para mahasiswa yang akan meminjam buku. Karena mulai dari pencarian katalog, tempat dan nomor buku, juga proses peminjaman buku sudah dilakukan sendiri secara digital oleh para mahasiswa. Sirkulasi buku dengan sendirinya sudah terekam oleh komputer.
Penggagasan perpustakaan perguruan tinggi berbasis digital memang harus dimulai dari sekarang, agar kita tidak ketinggalan dengan negara-negara tetangga. Untuk itu, perlu dipersiapkan segala sumber daya yang diperlukan.
Yang pertama, jika perpustakaan perguruan tinggi tersebut masih manual dalam melayani penggunanya, sebaiknya terlebih dahulu dirubah menggunakan layanan komputer. Jika layanan komputer telah berjalan, maka selanjutnya tinggal menambahi segala kekurangan yang ada, sehinga lengkap dan menjadi perpustakaan perguruan tinggi digital.
Bagi pengelolanya, terlebih dahulu harus familiar dengan komputer. Selanjutnya, secara bertahap mereka diberi pembekalan tentang tata cara mengelola perpustakaan digital, agar ke depan, jika perpustakaan perguruan tinggi sudah digital, tidak perlu repot-repot lagi menyewa orang untuk mengajari mereka. Untuk itu harus ada kerja sama dengan pihak terkait, seperti pakar IT dan organisasi sejenis di lingkungan setempat.
Mahaiswa sendiri, harus dibuat agar selalu betah untuk berkunjung ke perpustakaan perguruan tinggi. Penyediaan sarana pendukung serta inovasi-inovasi baru perlu disediakan, agar mereka tetap berminat ke situ. Mereka juga perlu diajari tata cara peminjaman buku secara digital, jika perpustakaan perguruan tinggi tersebut sudah menjadi perpustakaan digital nantinya.
Sekali lagi disinggung, bahwa itu semua harus sesuai dengan fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi. Semoga, basis perpustakaan perguruan tinggi digital secara menyeluruh, di semua perguruan tinggi di Indonesia. Dan tentunya, perpustakaan reguruan tinggi digital ini tetap tidak mengesampingkan buku-buku yang selama ini menjadi produk utama perpustakaan.
Penulis : Indri Armita