Citizen Journalism
TIDAK SEMUA ORANG BISA MENYUSUN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN
Dalam penyusunan semua barang-barang yang disimpan pasti memerlukan sistem agar kita lebih mudah mencari dan menemukan ...
TRIBUNSUMSEL.COM - Kalau berbicara tentang perpustakan, tentunya kita harus mengetahui dulu apa arti dari perpustakaan itu. Dari berbagai sumber yang sudah saya baca bahwa perpustakaan merupakan suatu tempat, ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan informasi berupa bahan pustaka baik tercetak maupun tidak yang disusun secara sistematis, dan informasi itu digunakan oleh pembaca bukan untuk diperjual-belikan. Dari pengertian perpustakaan ini muncul kalimat yang mengatakan bahwa semua bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan disusun secara sintematis. Lalu muncul pula pertanyaan “penyusunan secara sistematis itu yang seperti apa”. Di sini saya ingin memberikan sedikit pengertian tentang penyusunan secara sistematis yang dimaksudkan.
Dalam penyusunan semua barang-barang yang disimpan pasti memerlukan system agar kita lebih mudah mencari dan menemukan dimana letak barang-barang yang kita simpan. System penyimpanan ini ada banyak jenisnya sesuai kehendak yang menurut kita mudah untuk ditemukan lagi ketika kita mencarinya. Begitu juga cara kita menyimpan dan menyusun koleksi bahan pustaka di perpustakaan yang harus menggunakan system. Akan tetapi kita tidak bisa menggunakan sembarang system seperti kita menyusun barang-barang lainnya.
Dalam penyusunan koleksi bahan pustaka, kita bisa menyusun berdasarkan subjek dari koleksi yang akan kita susun. Oleh karena itu, sebelum kita menyusun koleksi maka kita harus memahami dulu apa subjek dari koleksi tersebut. Jika sudah mengetahui subjeknya, maka kita sudah bisa membedakan letak penyusunan koleksi tersebut berdasarkan subjeknya. Untuk mempermudah pencarian, kita bisa memberikan pembeda pada koleksi yang kita susun seperti menempelkan kertas berwarna tertentu pada subjek tertentu. Akan tetapi cara ini masih terlalu umum sehingga masih mengalami kesulitan dalam pencarian.
Dalam Ilmu Perpustakaan ada yang dinamakan Dewey Decimal Classification (DDC). DDC inilah yang menjadi acuan dalam penyusunan bahan koleksi di perpustakaan secara sistematis dan mudah ditemukan. System DDC ini membagi ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama. Kemudian masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi, dan selanjutnya masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi, sehingga dengan demikian system DDC terdiri dari 10 kelas utama, 100 divisi, dan 1000 seksi. Dengan spesifikasi ini maka kita dapat memberikan nomer panggil pada suatu koleksi bahan pustaka. Sebagai contoh: ada sebuah buku yang berjudul Panduan Pemeliharaan dan Pengawetan Bahan Pustaka. Kita bisa memberi nomor panggil buku ini dengan nomor “025.8”. Dengan rincian sebagai berikut:
000 mencakup semua bahan pustaka yang berisi tentang karya umum
025 mencakup semua bahan pustaka yang berisi tentang pelayanan dan pengolahan perpustakaan, arsip dan pusat informasi
025.8 mencakup semua bahan pustaka yang berisi pemeliharaan dan pengawetan bahan pustaka.
Perlu kita perhatikan bahwa pemberian nomor panggil pada bahan pustaka bukan hanya berdasarkan judul, akan tetapi kita harus memperhatikan dan mengetahui apa sujek dari bahan pustaka tersebut. Sedangkan untuk mengetahui subjek dan memberikan nomor panggil pada koleksi bahan pustaka itu kita harus memahami konsep dan pinsip-prinsip sistematika DDC. Maka dari itu, tidak semua orang bisa menyusun koleksi bahan pustaka di perpustakaan secara sistematis agar lebih mudah untuk ditemukan lagi.
Penulis : Sopan Sriwijayanto
Universitas: IAIN Raden Fatah Palembang
Fakultas: Adab