Citizen Journalism
Citra dan Identitas Perpustakaan
Setiap orang dengan citranya akan berpengaruh selama dirinya berkomunikasi.
TRIBUNSUMSEL.COM - Setiap orang mempunyai citra (image) tersendiri. Ada yang bahkan mungkin memiliki sejumlah citra yang melekat pada dirinya, tetapi itu tergantung dari sudut pandang orang yang melihatnya. Misalnya seseorang dapat dikatakan sebagai pemalas, pekerja keras, efesien, ramah, boros, lucu dan sebagainya. Setiap orang dengan citranya akan berpengaruh selama dirinya berkomunikasi. Meskipun citra seseorang umumnya timbul karena kepribadian, sikap atau penampilannya, pada awalnya citra biasanya diketahui dan dibentuk dari penampilan fisik seseorang. Citra dari bentuk fisik ini sering memberi kesan pertama yang sangat berarti. Selanjutnya citra yang sudah melekat pada diri seseorang cenderung sulit untuk diubah. Citra seperti itu pun dapat dimiliki sebuah organisasi seperti perpustakaaan. Bahkan penampilan fisik seperti gedung, eksterior dan interior cukup memberi citra baik positif maupun negatif sebuah perpustakaan.
Citra adalah sesuatu yang tampak atau terasa karena memang ada. Karena itu sangat beralasan jika orang mencoba membuat citra dirinya sedemikian rupa sehingga memberi keuntungan kepada dirinya. Pada batas-batas tertentu, memang ini diluar kemampuannya, tetapi sangat mungkin untuk membentuk suatu citra khusus yang akan melekat pada seseorang atau organisasi. Yang diharapkan tentunya citra tersebut akan memberi keuntungan kepada orang atau organisasi dalam jangka panjang.
Sebuah organisasi atau lembaga dapat saja mempunyai citra yang baik, atau sebaliknya citra yang buruk dari kalangan konsumennya. Perpustakaan, demikian pula, bisa saja dapat mendapat citra yang positif atau negatif di mata pengguna dan di pihak pimpinan.
Banyak perusahaan yang menghabiskan sejumlah besar dana dan melakukan proses panjang untuk membangun citra yang positif bagi perusahaannya. Sebagian dibangun melalui iklan, tetapi yang paling penting dari keseluruhan proses adalah membentuk indentitas perusahaan. Anda tentu mengenal betul citra dari produk coca-cola atau rokok malboro atau makanan McDonald. Karena begitu kenalnya dengan ciri dalam bentuk logo dari produk-produk itu, maka hanya dengan melihat, misalnya, sebuah huruf M dengan tipe huruf tertentu segera diketahui bahwa itu adalah logo atau lambang McDonald. Pustakawan pun dapat membentuk identitas perpustakaannya dalam usaha membangun citra yang baik di mata penggunanya. Identitas perusahan atau dalam hal ini identitas perpustakaan dapat menjadi bagian yang pertama diketahui dan diingat oleh pengguna.
Dengan mencontoh citra yang baik di dunia usaha atau bisnis, perpustakaan perlu pula menerapkan prinsip-prinsip yang telah lama diterapkan dan berhasil di dunia bisnis. Citra perpustakaan yang baik dapat saja mempengaruhui peningkatan frekuensi kunjungan pengguna, penambahan bantuan dana dan sumber daya lain, serta jaminan masa depan yang baik bagi perpustakaan. Sebaliknya, citra yang tidak baik atau negatif akan menempatkan perpustakaan pada posisi sulit dan kurang menguntungkan dari segi pengguna yang diharapkan akan datang ke perpustakaan atau pejabat yang mempunyai peluang untuk dapat memberi perhatian dan bantuan kepada perpustakaaan.
Dengan membangun citra yang baik (image building), perpustakaan akan banyak mengalami perubahan dalam arti perbaikan perhatian yang akan dirasakan dimasa yang akan datang. Jika ada diskusi tentang usaha penghematan dana di kalangan pimpinan, maka dengan citra perpustakaan yang baik, perpustakaan bukan lagi merupakan unit yang menjadi target utama pemotongan dana. Karena itu pustakawan dapat pula menunjukkan sebuah citra positif perpustakaan dengan menciptakan sebuah perpustakaan yang bersih, tertata rapih, pustakawannya senang membantu pengguna, bersikap ramah, serta layanannya cepat dan efesien.
Beberapa cara dapat digunakan untuk membangun citra (image building) perpustakaan agar mendapat perhatian dan apresiasi yang positif dari pengguna atau pihak-pihak lain yang kiranya akan dapat membantu pengembangan perpustakaan. Di sini antara lain dalam bentuk fisik, misalnya pembuatan logo khas perpustakaan, baik berupa gambar maupun tulisan, juga pembuatan slogan atau motto perpustakaan. Citra dapat pula dibentuk dengan cara lain, misalnya seragam khas petugas perpustakaan, model surat khas perpustakaan, baik kop maupun logonya, tulisan pada papan nama perpustakaan khas sehingga melekat pada citra perpustakaan. Pembentukan citra berupa peningkatan mutu layanan serta keramah-tamahan dari pustakawan serta layanan yang tepat, cepat dan mudah serta menyenangkan adalah cara pembentukan citra positif yang paling tepat.
Pada akhirnya kesan yang baik itu akan meningkatkan apresiasi orang terhadap perpustakaan. Jika apresiasi sudah meningkat diharapkan semakin banyak orang yang akan datang untuk memanfaatkan perpustakaan. Akhirnya semua ini berarti berdampak promosi bagi perpustakaan.
Penulis : Destiana Sagitarius