Cap Go Meh
Meriahnya Cap Go Meh 2013 di Pulau Kemaro
Ada puluhan penjual burung pipit mengadu keberuntungan dengan menjajakan burung pipit.
Penulis: Hartati |
Masyarakat yang datang ke Pulau Kemaro bukan hanya warga keturunan yang akan melaksanakan ibadah saja, tapi juga semua masyarakat Palembang dan masyarakat luar kota.
Umat Tri Darma yang datang berbondong-bondong untuk memperingati malam puncak perayaan Cap Go Meh telah melaksanakan ibadah sembayang secara silih berganti hingga tengah malam pada saat puncaknya nanti.
Ribuan garu dan kertas teratai dibakar sembari memanjatkan doa untuk roh leluhur dan dewa. Ratusan garu dan lilin dibakar untuk dipersembahkan pada para dewa yang diletakkan di tepi Sungai Musi.
Ada puluhan penjual burung pipit mengadu keberuntungan dengan menjajakan burung pipit. Burung ini biasanya dijual untuk kembali dilepaskan karena dalam tradisi masyarakat Tionghoa bahwa melepas burung sama dengan membuang kesialan.
Penjual burung ini menjajakan burungnya di dekat tungku pembakaran kertas teratai dengan harapan setelah membakar kertas teratai umat Tri Darma akan membeli burung.
Selama perayaan Cap Go Meh, puluhan kembang api berdentum meledak di udara silih berganti meramaikan malam puncak perayaan Cap Go Meh di Pulao Kemaro.
Kembang api aneka bentuk dan dan ledakan di sulut dan memercikkan bunga api yang indah di udara. Kembang api ini sendiri bisa diperoleh pengunjung dengan mudah karena banyak dijual pedagang di Pulau Kemaro.