Angka Stunting Masih Tinggi, Unsri Siap Turun ke Desa-desa

berdasarkan data riset kesahatan dasar (Riskesdas) ditahun 2018 kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi yakni 30,8 persen.

Penulis: Sri Hidayatun |
TRIBUNSUMSEL.COM/SRI HIDAYATUN
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unsri, menggelar workshop penyamaan persepsi perguruan tinggi pada program pencegahan dan penangulangan stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel. Acara ini berlangsung di Aula Magister Manajemen, Senin (24/6/2019). 

Tanggulangi Stunting, Unsri Siap Turun ke Desa-desa

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Saat ini Kementrian Kesehatan RI tengah gencar melakukan upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia. Mereka bekerjasama dengan multisektor, mulai dari pemerintah hingga perguruan tinggi yang ada di Indonesia dengan harapan angka stunting dapat menurun.

Menindaklanjuti hal tersebut, Universitas Sriwijaya, melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) melakukan workshop penyamaan persepsi perguruan tinggi pada program pencegahan dan penangulangan stunting di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.

Acara ini berlangsung di Aula Magister Manajemen, Senin (24/6/2019), diikuti perwakilan dosen dan mahasiswa.

Fatmalina Febri, Ketua Pelaksana mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka upaya bersama pemerintah dalam hal melakukan penuruna dan penangulangan stunting di Indonesia.

"Jadi Kemenkes punya program ini untuk melakukan angka penurunan dan pencegahan stunting. Ada 17 Universitas yang dilibatkan dan salah satunya Unsri," jelasnya.

Dalam hal ini, fokusnya di Kabupaten OKI karena untuk masalah stunting masih banyak ditemukan disana.

"Dalam hal ini nantinya akan kita lakukan semacam pendampingan hingga ke tingkat kecamatan dan desa yang akan dilakukan oleh tim pendamping yang terdiri dari dosen dan mahasiswa," ungkap dia.

Pihaknya juga telah melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten OKI dan sangat merespon hal tersebut.

"Jadi workshop ini sebagai awal pembekalan bagi para pendamping juga yang akan melakukan pendampingan ke tingkat kecamatan hingga desa-desa yang ada di OKU guna melakukan penurunam dan penangulangan stunting," ungkap dia.

Sementara itu, salah satu narasumber dari Institut Gizi Indonesia, Prof.DR.dr Abdul Razak Thaha, M.SCmengatakan kegiatan merupakan kerjasama Kemenkes dengan Perguruan Tinggia yang ada di Indonesia.

"Jadi Kemenkes memberikan backup biaya kepada perguruan tinggi untuk mendampingi kabupaten-kabupaten yang menjadi prioritas program penurunan dan penangulangan stunting secara nasional," ujarnya.

Dalam hal ini, Unsri melakukan pendampingan ke kabupaten OKI yang nantinya akan dikoordinasikan kepada pemerintah kabupaten setempat.

"Jadi hari ini kita samakan permahaman dulu Kemenkes yang didukung Institut Gizi Indonesia tentang program pemerintah ini nanti selanjutnya baru dilakukan cara-caranya," jelas dia.

Katanya, berdasarkan data riset kesahatan dasar (Riskesdas) ditahun 2018 kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi yakni 30,8 persen. Artinya kalau ada 100 anak 30 orang sampai 31 diantaranya stunting atau sepertiga dari jumlah anak di Indonesia stunting.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved