Tumpukan Sampah Berbau Busuk di Persimpangan Kambang Iwak Palembang, Diangkat Hanya 2 Kali Seminggu

Sampah yang berserakan di pinggir jalan tampaknya masih menjadi permasalahan di kota Palembang.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Sampah menumpuk di persimpangan Kambang Iwak, Sabtu (1/6/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sampah yang berserakan di pinggir jalan tampaknya masih menjadi permasalahan di kota Palembang.

Akhir-akhir ini penampakan sampah kerap kali mengganggu keindahan kota.

Belum lagi bau busuk dan masalah kesehatan yang bisa timbul karenanya selalu menjadi keluhan bagi masyarakat.

Seperti yang terjadi di jalan KH Ahmad Dahlan RT 34 kelurahan 26 Ilir Bukit Kecil kota Palembang, tepatnya persis di persimpangan Kambang Iwak (KI).

Tumpukan sampah yang sudah melebihi batas kotak sampah yang telah disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) sehingga berserakan hingga ke jalan.

Parahnya, sampah yang berserakan sudah mencapai batas perut orang dewasa sehingga menimbulkan aroma tidak sedap yang begitu menusuk hidung.

Inilah Daftar Harga Bahan Pokok di Transmart Carrefour PS Mall, Daging Rp 99 Ribu

Sopir Bus Palembang-Pagaralam Ini Postif Narkoba, Diperiksa Polisi di Indralaya

Bank Sumsel Babel Tetap Buka Hari Ini Layani Nasabah Pensiunan

"Sudah 2 hari sampah ini tidak diangkut sama petugas sampah," kata Chairul RT 34 kelurahan 26 Ilir Bukit Kecil kota Palembang, Sabtu (1/6/2019).

Sudah sangat sering Chairul mengajukan komplain ke pihak terkait seperti lurah maupun camat mengenai permasalahan sampah di wilayahnya.

Dia mengatakan petugas pengangkut sampah dari Pemkot hanya beroperasi selama 2 kali seminggu.

Waktu yang dirasa kurang untuk menangani persoalan sampah di wilayah yang padat penduduk.

"Harusnya setiap hari diangkut, apalagi sekarang ini sudah mau lebaran. Otomatis sampah rumah tangga juga meningkat, capek saya komplain, tidak ada tanggapan juga sampai sekarang,"ujarnya kesal.

"Misal pagi ini diangkut, nanti sore sampahnya sudah penuh. Tambah lagi harus menunggu sampai beberapa hari, sering sampai ke badan jalan, kan itu malu-maluin,"sambung dia.

Kata Chairul akibat sampah yang jarang diangkut, sudah ada dua orang warganya yang terkena penyakit Demam Berdarah (DBD).

Untuk itu, dia selalu melakukan tindakan aktif dengan cara menelpon langsung petugas agar segera mengangkut sampah yang sudah begitu banyak.

"Tapi kadang telpon saya tidak diangkat. Kalaupun diangkat, alasannya mobil rusak atau apalah. Macam-macamlah alasannya, nggak ngerti saya,"katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved