Pengawas TPS di Muaraenim Kehilangan Jari Tangan, Kecelakaan Karena Kelelahan Tugas Awasi Pemilu

Malang Nasib yang dialami salah satu anggota Pengawas TPS di Kabupaten Muaraenim.

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Prawira Maulana
IKA ANGGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Yulianti (33) salah satu PTPS yang mengalami laka tunggal saat mengawal kotak suara menjalani perawatan di RS HM Rabain Muaraenim 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Ika Anggraeni

 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM - Malang Nasib yang dialami salah satu anggota Pengawas TPS di Kabupaten Muaraenim.

Pasalnya karena mengantuk dan kelelahan bertugas mengawasi TPS 10 Kelurahan Muaraenim, Yulianti (33) mengalami kecelakaan hingga menyebabkan jari kelinggkingnya putus.

Pantauan Tribunsumsel.com di lapangan, Selasa (23/4/2019) ibu yang memiliki dua anak tersebut hingga saat ini masih menjalani perawatan di sal bedah di RS HM Rabain Muaraenim pasca mengalami kecelakaan tunggal saat sedang menjalankan tugasnya sebagai Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Kelurahan Muaraenim, Kamis, (18/4/2019) sekitar pukul 05.00 Wib yang lalu.

Petugas KPPS 90 Orang Meninggal dan 374 Sakit, Ternyata Begini Berat Tugasnya, Diupah Cuma 500 Ribu

Pahlawan Pemilu : Petugas KPPS di OKI dan OKU Meninggal, Simbolon Pecah Pembuluh Darah

Seperti yang dituturkan Yulianti saat ditemui Tribunsumsel.com, ia sama sekali tidak membayangkan bahwa tugasnya sebagai PTPS tahun ini sangat melelahkan.

"Jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini sangat luar biasa capeknya, saya sudah biasa menjadi petugas pemilu sejak saya masih gadis, namun tidak selelah ini, dan tanggung jawabnya tahun ini juga luar biasa," kata Yulianti kepada Tribunsumsel.com.

Ia juga menjelaskan pada saat kejadian ia sangat merasakan lelah dan ngantuk karena semalaman tidak tidur karena mengawasi penghitungan surat suara di TPS tempatnya bertugas.

"Sejak pagi tanggal 17 itu, saya melaksanakan tugas saya sebagai PTPS, dan saya akui kami memang kurang istirahat, bagaimana mau istirahat tugas dan tanggung jawab masih harus dilaksanakan," katanya.

Diceritakan Yulianti, sebelum kejadian ia dan petugas lainnya baru selesai melakukan perhitungan surat suara hampir menjelang fajar.

"Dari hari H hingga perhitungan surat suara saya belum pulang-pulang ke rumah, saya berjaga diTPS dan bolak balik mengawal pengantaran surat suara dari TPS kekelurahan, saya mengawal sendirian dengan mengendarai sepeda motor," jelasnya.

Kemudian lanjutnya karena kelelahan dan tidak tidur sepanjang malam, saat akan menuju ke kelurahan dengan mengendarai sepeda motor, matanyapun tak mampu menahan kantuk hingga membuatnya sempat terpejam beberapa saat, akibatnya motor yang ia kendarai oleng dan terbalik.

"Saya baru sadar dan terjaga itu saat saya merasakan sakit di sekujur badan saya karena terjatuh, saat itulah rasa ngantuk sayapun hilang, dan saat saya lihat, jari kelingking saya putus, saya tidak bisa ngomong lagi, saya cuma pasrah, dan sayapun kemudian ditolong oleh orang yang lewat yang kebetulan kenal dengan saya, saya langsung dibawa ke rumah sakit," tuturnya.

Dikatakannya akibat kejadian tersebut ia harus menjalani operasi karena kelingkingnya yang putus.

"Kelingking tangan kiri saya putus, jari tengahnya patah, kaki saya terkilir, tangan dan kaki saya mengalami luka lecet semua, setelah kejadian ini mungkin saya istirahat dulu untuk menjadi petugas pemilu," katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved