Berita Lubuklinggau
Muka Lebam Sering Dipukul Pakai Sapu dan Kayu, Wigati Laporkan Majikannya ke Polres Lubuklinggau
Dengan muka lebam, Wigati, diantar tetangganya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Lubuklinggau, Jumat (07/12) siang
Penulis: Eko Hepronis |
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU-Dengan muka lebam, Wigati, diantar tetangganya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Lubuklinggau, Jumat (7/12/2018) siang.
Kedatangan wanita berusia 50 tahun ini untuk melaporkan majikannya, Dayu Sekar, warga Jalan Cereme Gang Selamet Kelurahan Cereme Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur 1.
Majikannya itu dilaporkan karena kerap melakukan penyiksaaan kepadanya.
Warga asal Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur ini, di hadapan petugas mengaku selalu dipukul oleh majikannya.
"Hampir setiap hari kepala, punggung, muka, mata dan telinga saya selalu dipukuli. Kadang menggunakan kayu, sapu, dan tangan," ungkapnya lirih.
• BREAKING NEWS : Penumpang Pesawat Batik Air ID 7054 Batal Terbang, Mesin Mati Sampai 2 Kali
• Program Jaksa Masuk Desa, Dampingi Kepala Desa di OKI Supaya Jangan Takut Kelola Dana Desa
Akibatnya, kedua telinganya mengalami pembekakan.
Penganiayaan yang ia alami disebabkan oleh pekerjaan rumah yang dilakukannya seperti mencuci, menyapu dan mengepel rumah dianggap tidak bersih.
Bahkan mirisnya ia disuruh majikannya memotong rambut sendiri hingga botak, dengan alasan membuang sial.
"Saya tidak berupaya melawan karena takut dengan dia (majikannya)," terangnya.
Ia pun mengaku tidak berani melarikan diri ketika dipukuli, hanya mampu berteriak kesakitan.
Ditambah rumah kontrakan sebelah rumahnya dalam keadaan kosong. Sehingga warga sekitar tidak mengetahui perlakuan yang ia alami.
• Snack Ikan Bandeng TP PKK Sumsel Juara 3 Nasional di Peringatan Hari Ikan Nasional
• Penembakan Prabumulih, Istri Zainal: Pak Kenapa Cepat Tinggalkan Kami
Dua hari sebelum melapor, pada saat disuruh majikannya membeli pulsa ada tetangga yang melihat kondisinya dan menyarankan untuk melaporkan penyiksaan yang dialaminya ke polisi.
"Namun saya tidak berani karena takut, karena dia (majikannya) berprofesi sebagai dukun, ditambah saya tidak memiliki uang," tuturnya.
Wigati mengaku pertemuan dengan majikannya terjadi pada awal September 2018 lalu di Pamenang Jawa Timur, tepatnya di makam Sri Aji Joyoboyo Pamenang.