Cuitan Fahri Hamzah, Sebut KPK Sebagai Beban Bangsa, 'Sekelompok Orang Menipu Negeri Ini'
Wakil Ketua DPR RI menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai beban bangsa dan sekelompok orang penipu
TRIBUNSUMSEL.COM - Wakil Ketua DPR RI menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai beban bangsa dan sekelompok orang penipu.
Baca: Hasil Pilpres di Sosmed, Jokowi Menang di Facebook, Prabowo Menang di Instagram dan Twitter
Hal tersebut diungkapkan Fahri lewat cuitannya, Selasa (4/9/2018) saat dirinya berada dalam penerbangan Jakarta-Lombok.
Baca: Maia Estainty Unggah Foto Penampilan Baru Al Ghazali, Sebut Putra Sulungnya Anak Zaman Now
"KPK adalah beban bangsa ini, sebuah lembaga dan sekelompok orang yang menipu negeri ini.
Flight Jakarta - Lombok,
4/9/2018.
Fahri Hamzah," kicau Fahri.

Fahri dalam cuitan sebelumnya, menuliskan sebuah surat terbuka yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo.
Surat terbuka tersebut dia tuliskan dalam cuitannya dengan tagar #KursKepastian.
Fahri menegaskan bahwa KPK merupakan lembaga yang penuh drama dan sengketa.
"Waktu itu, telah muncul beberapa kali sengketa antara penegak hukum, bermula dari saling curiga dan dilanjutkan oleh saling sangka bahkan berakhir dengan saling serang. Ada #CicakBauaya1, ada #CicakBuaya2 dan seterusnya. Konflik dibiarkan jadi sengketa terbuka.
Baca: Ganjar dan Khofifah Diusulkan Sudjiwo Tedjo Bertukar Posisi Gubernur, Permasalahanya Sepele
Untuk mengingatkan bapak, bahwa di awal pemerintahan bapak konflik berlanjut. KPK mengintervensi pemilihan kabinet. KPK mencoret Nama2 (merah kuning hijau)yang sampai sekarang mereka permainkan. Lalu terjadilah konflik terbuka kembali. #KursKepastian
Sekedar mengingatkan bapak, KPK secara sembrono mentersangkakan seseorang yang telah bApak kirim ke DPR sebagai calon Kapolri dan lalu dalam uji kelayakan DPR meloloskan yang bersangkutan. Dan lalu yang bersangkutan melakukan praperadilan. Ia menang. #KursKepastian
Seseorang, yang telah lolos eksekutif, lokos legislatif dan lolos yudikatif gagal dilantik menjadi Kapolri hanya karena opini. Negara kalah! Bapak kalah dan kita semua kalah! Tapi, begitu orang yang sama menjadi kepala BIN, kita semua terdiam dan KPK pura2 tidak tahu perkara.
Kita semua mulai melihat permainan dan kita semua menjadi pemain sandiwara. Kita para elit Indonesia melihat secara telanjang bahwa hukum mulai berkelana memasuki wilayah politlik,”rupanya permainan mulai keluar arena”, itu bisikan hati saya saat itu. #KursKepastian
Dan itulah yang terjadi, sejak itu, kita menyaksikan sengketa terbuka, pimpinan KPK menjadi tersangka dan aib-nya terbuka. Menggalang kesaksian palsu dan memalsukan dokumen keluarga. Dan semua mereka masih bermasalah. Sampai sekarang status hukum mereka tidak jelas.
Gedung KPK kembali menjadi tempat penggalangan politik, ada gelora karena wadah pegawai KPK berpolitik. Mereka menuntut bermacam hal bahkan mereka menuntut agar pimpinan Dilawan. Pimpinan transisi pilihan bapak dilawan. Tegang! Kata pak Ruki kepada saya. #KursKepastian
Lalu terpilihlah pimpinan yang sekarang di bawah pertarungan yang telah meninggalkan sisa-sisa perang dan perdamaian. Pimpinan KPK yang baru adalah hasil dari negosiasi politik lama. Tapi penyidik KPK permanen sampai ada yang diserang. Novel baswedan menjadi pahlawan baru.