Puasa Arafah

Benarkah Puasa Arafah Bisa Menghapus Semua Dosa? Ini Penjelasannya

Niat puasa arafah, Benarkah Puasa Arafah Bisa Menghapus Semua Dosa? Niat puasa arafah, Benarkah Puasa Arafah Bisa Menghapus Semua Dosa?

niat puasa arafah 

TRIBUNSUMSEL.COM-Menjelang perayaan Idul Adha 1439 H ada beberapa sunnah yang bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah.

Salah satunya adalah dengan menunaikan puasa sunnah.

Baca: Jangan Dilewatkan, ini Keistimewaan Puasa Arafah, Niatnya Diucapkan atau Dalam Hati

Salah satu puasa yang dianjurkan untuk dilakukan adalah Puasa Arafah.

Puasa Arafah adalah salah satu puasa sunnah yang bisa dilakukan jelang hari raya Idul Adha.

Biasanya, puasa ini dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijjah, di mana kaum Muslimin yang tengah melaksanakan ibadah haji sedang menunaikan wukuf di Arafah.

Umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk berpuasa agar turut merasakan nimmatnya yang dirasakan oleh kaum muslim yang tengah berhaji.

Baca: Bernuansa Asian Games 2018: Ini Logo Resmi HUT ke-73 RI 17 Agustus 2018

Seperti puasa sunnah lainnya, puasa Arafah pun mendatangkan keutamaan yang sungguh istimewa.

Yakni, dihapuskan segala dosa selama setahun yang lalu, dan setahun yang akan datang.

Dalam hadis dari sahabat Abu Qatadah dinyatakan, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa arafah dan puasa Asyuro, beliau menjawab,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa satu hari Arafah (9 Dzulhijjah), saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Dan puasa hari ‘Asyura’ (10 Muharram), saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.”  (HR. Muslim, no 1162).

Dari keterangan hadis ini kita mengetahui, puasa arafah memiliki keutamaan dapat menghapus dosa satu tahun sebelum dan satu tahun sesudahnya.

Namun pertanyaannya, apakah hal ini berlaku untuk seluruh dosa, sehingga seorang tidak perlu istighfar dan taubat?

Atau bila perlu seorang bisa beralasan dengan puasa Arafah untuk melegalkan maksiat yang dia lakukan?

Mari kita simak penjelasan Imam Nawawi berikut, ketika menjelaskan hadis di atas,

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved