Programnya Masuk Daftar Rekomendasi MUI untuk Diberi Sanksi oleh KPI, Begini Curhat Uya Kuya
Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini memberikan rekomendasi kepada Komisi Penyiaran Indonesai (KPI)
TRIBUNSUMSEL.COM-Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini memberikan rekomendasi kepada Komisi Penyiaran Indonesai (KPI).
Rekomendasi tersebut terkait dengan program Ramadan televisi yang dianggap tidak sesuai dengan semangat Ramadan.
Lantaran hal tersebut, MUI merekomendasikan pada KPI untuk memberikan sanksi berat.
Baca: Acara Rumah Uya Distop MUI dan KPI, Begini Reaksi Mengejutkan Uya Kuya Bikin Netizen Nyinyir!
Dikutip TribunStyle.com dari laman mui.co.id, program yang direkomendasikan untuk dihentikan adalah Ramadhan di Rumah Kuya (Trans 7), Brownis Sahur (Trans TV), Ngabuburit Happy (Trans TV), Sahurnya Pesbukers (ANTV), dan Pesbukers Ramadhan (ANTV).Mengutip MUI, kelima program itu melampaui kepatutan dan kepantasan program Ramadhan.
Sanksi berat yang dimaksud adalah penghentian sementara tayangan-tayangan tersebut.
Rekomendasi itu merupakan hasil pantauan selama 10 hari pertama bulan Ramadhan yang dilakukan MUI dan KPI.
Baca: Isi Percakapan Whatsapp Bocor, Terkuak Begini Hubungan Ruben Onsu dan Sarwendah,Ternyata
"Program berlabel Ramadhan (atau istilah lain terkait Ramadhan), masih banyak ditemukan yang isinya, gaya pembawaannya, dan pilihan waktu tampilannya, tidak sejalan dengan spirit Ramadhan," kata MUI dalam siaran pers tersebut.
"Terutama banyak terjadi pada program komedi, tayangan live, atau program konser musik, dan sinetron," lanjut MUI.
Dilansir dari kompas.com, Uya Kuya mengungkapkan bahwa dirinya baru tahu programnya direkomendasikan oleh MUI untuk diberhentikan.
Namun, ia menekankan bahwa setiap hari tim produksi Ramadhan di Rumah Uya selalu melakukan evaluasi.
"Saya baru dengar tadi enggak tahu saya cuman menurut saya, kita setiap hari selalu mengevaluasi program kita dan mendengar masukan dari mana-mana," ungkap Uya saat ditemui di acara Belanja Buku 100 Anak Yatim dan Buka Puasa Bersama Trans 7 di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (6/6/2018).
Menurut Uya, menjadi hal yang wajar jika orang yang datang di acaranya sedikit adu mulut.
Hal ini lantaran proses tersebut adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah.
Uya menambahkan, reality show ini tak pernah mengunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Baca: Disebut Istri Tercantik Ir Soekarno, Begini Potret Ratna Sari Dewi Sekarang!
"Saya jamin di rumah Uya tidak pernah ada kekerasan fisik. Kita lihat di reality show lain banyak orang dorong-dorongan, jatuh, pukul-pukulan. Di rumah Uya alhamdulillah tiga tahun lebih enggak ada pernah ada yang kekerasan fisik," ucapnya.
Pasalnya, orang-orang yang bermasalah dan datang di Ramadhan di Rumah Uya hanya ingin menyelesaikan masalah.
"Saya jamin kalau perdebatan itu wajar karena di Rumah Uya itu klarifikasi dan tabayyun akhirnya dari persepektif orang tidak mengalami. Tapi orang (yang datang) itu selalu lega," katanya.