Ledakan di Gereja Surabaya
Astaga ! Dua Wanita Ini Sebut Kejadian Bom Gereja di Surabaya Rekayasa, Postingannya Dikecam Netizen
Teror bom terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 13 Mei 2018, pagi. Sejumlah tiga gereja jadi sasaran pelaku teror
TRIBUNSUMSEL.COM -- Teror bom terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 13 Mei 2018, pagi. Sejumlah tiga gereja jadi sasaran pelaku teror.
Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno.
Berdasarkan data terbaru, ada 14 orang korban meninggal dunia akibat bom tersebut dan 41 korban luka-luka.
Mereka melakukan bom bunuh diri.
Keluarga Dita Supriyanyo diketahui tinggal di kawasan Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan peran Dita dan keluarga saat melakukan aski pengeboman.
Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Ia naik mobil Avanza dan menabrakannya ke gereja hingga terjadi ledakan.
Bom ternyata berada di dalam mobil.
"Ledakan di gereja jalan Arjuno yang paling besar," jelas Tito.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya.
Ia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9).
Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri.
Bom ditaruh di pinggangnya.
"Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja," terang Tito.