Dibalik Bom Bunuh Diri di 3 Gereja Surabaya,Kapolda Jatim Sebut Imbas dari Rusuh Mako Brimob

Kepala Polda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyatakan, kasus ledakan bom yang terjadi di tiga lokasi di Surabaya

Suasana ledakan bom gereja Santa Maria di Surabaya 

TRIBUNSUMSEL.COM --Kepala Polda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyatakan, kasus ledakan bom yang terjadi di tiga lokasi di Surabaya merupakan imbas kerusuhan napi teroris di rutan yang ada di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

"Kita tidak ada (terima) ancaman-ancaman apapun di Jawa Timur, ini mungkin imbas kejadian yang di Jakarta (Depok). Kemudian viral imbauan pimpinan (teroris) di Jakarta untuk berjihad," kata Machfud, dalam wawancara yang dikutip dari Kompas TV, Minggu (13/5/2018).

Machfud mengatakan, setelah kejadian di Mako Brimob, kepolisian sudah melakukan penangkapan terhadap sejumlah pelaku.

Kerusuhan di Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, Jawa Barat sebelumnya diketahui terjadi Selasa (8/5/2018) malam.

Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri pada Kamis (10/5/2018) pagi.

Sampai Pukul 11.04 WIB, 9 Tewas dan 40 Luka Sebanyak lima personel Detasemen Khusus 88 Antiteror yang disandera gugur dan seorang napi teroris tewas atas insiden di Mako Brimob, Depok.

Sementara seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari.

Iwan mengalami luka-luka dan langsung dirawat di RS Polri Kramat Jati.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Jatim Sebut Ledakan Bom di Surabaya Imbas Kejadian di Mako Brimob Depok", 

Inilah Rekaman CCTV Detik-detik Sebelum Ledakan Bom Bunuh Diri Gereja di Surabaya

Ledakan bom yang terjadi di depan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jl Diponegoro, Surabaya, Minggu (13/5/2018) diduga berasal dari pelaku bom bunuh diri.

Informasinya, pelaku ada seorang perempuan yang datang ke gereja bersama dua orang anak.

"Dia mendekat ke geraja, mau masuk, tapi kemudian dilarang oleh petugas, diminta keluar di area gereja," cerita Didin, jemaah GKI yang sebelumnya akan mengikuti misa jam 08.00 WIB.

Kemudian mereka berdiri di sekitaran parkir sepeda motor yang berada di badan jalan Diponegoro.
 Tak lama, bom pun meledak.

"Informasinya, bom juga ada di tubuh anak-anaknya," tandas Didin.

Saat ini, kondisi tubuh ketiganya dalam kondisi tercerai berai dan masih ada di depan gereja.

Sumber: Kompas
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved