Dijuluki Manusia 30 Miliar Sebagai Pengacara, Ini Sumber Lain Kekayaan Hotman Paris
Sosok Hotman Paris Hutapea yang tengah kontroversi karena dikebal sebagai pengacara garang, frontal, dan berani
TRIBUNSUMSEL.COM - Siapa yang tak mengenal sosok Hotman Paris Hutapea.
Pria yang tengah kontroversi karena dikebal sebagai pengacara garang, frontal, dan berani.
Dirinya berani mengutarakan pendapat di depan publik secara blak-blakan.
Sebut saja soal tukang ojek online ditabrak oleh model, kasus hujan uang oleh bu Dendy ke Nylla Nylala dan lainnya.
Hotman Paris Hutapea, lahir pada 20 Oktober 1959 atau 58 tahun lalu di sebuah desa di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Pada usianya yang hampir senja, karier mantan anak desa tersebut justru kini kian bersinar.
Baca: Hari Kartini Diperingati Setiap 21 April, Siapa Sangka Putra RA Kartini Harus Jalani Kisah Miris Ini
Baca: Youtuber ini Masuk Penjara Gara-gara Prank Oreo Berisi Pasta Gigi ke Gelandangan
Hotman kini adalah pengacara kondang yang wara-wiri pada sejumlah stasiun televisi di Tanah Air, wajahnya menghiasi media massa nasional dan internasional, serta kian populer melalui media sosial.
Popularitas Hotman sebagai pengacara pun membuat tarifnya kian mahal.
Kini, dia sedang dijuluki "Pengacara Rp 30 Miliar" atau tarifnya untuk membela klien dalam 1 kasus bisa mencapai angka Rp 30 miliar.

Entah berapa penghasilan Hotman dalam sebulan atau setahun dari profesinya tersebut.
Jika misalnya pengacara spesialis kasus pailit ini menangani 10 kasus dalam sebulan, maka bayaran diterimanya bisa mencapai Rp 300 miliar dan itu hanya hitung-hitungan kotor.
Maka tak heran pun, suami dari Agustianne Marbun tersebut serta ayah dari 3 anak tersebut (Frank Alexander Hutapea, Felicia Putri Parisienne Hutapea, Fritz Paris Junior Hutapea) kini bergelimang harta, serta selalu pamer kemewahan.
Pamer kemewahan, misalnya mengendarai mobil sport Lamboghini seharga miliaran rupiah, jam tangan seharga mobil, hingga pakaian juga bisa menjadi satu di antara trik Hotman di depan klien agar tak dipandang enteng hingga menaikkan nilai tawarnya.