Ini Tanda-tanda Mantan Panglima TNI Moeldoko Akan 'Dipinang' Presiden Jokowi

Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, S.IP lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 menjabat sebagai Panglima TNI

Editor: M. Syah Beni
Wahyu Aji/Tribunnews.com
Jenderal Moeldoko 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA -- Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, S.IP lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 menjabat sebagai Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.

Seperti dikutip Wikipedia, Sidang Paripurna DPR-RI pada tanggal 27 Agustus 2013 menyetujui jenderal asal Kediri tersebut sebagai Panglima TNI baru pengganti Laksamana Agus Suhartono.

Ia adalah KSAD terpendek dalam sejarah militer di Indonesia seiring pengangkatan dirinya sebagai panglima.

Ia adalah Alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa.

Selama karier militernya, Moeldoko juga banyak memperoleh tanda jasa yaitu Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.

Operasi militer yang pernah diikuti antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995.

Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.

Sebelumnya tidak banyak yang tahu mengenai kedekatan Moeldoko dengan Presiden Joko Widodo.

Namun publik akhirnya mengetahui kedekatan hubungannya dengan Jokowi pada saat Moeldoko dipercaya Presiden Jokowi untuk mewakili keluarganya menyambut tamu undangan dalam perikahan Kahiyang-Bobby.

Sikap Jokowi ini pun dinilai memiliki pesan tersendiri.

Meskipun tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Jokowi dan tidak menjabat Panglima TNI lagi, kepercayaan tersebut dinilai jadi bukti Moeldoko tetep memiliki kedekatan dengan kepala negara.

"Bahkan ini kode keras dari Jokowi yang akan meminang Moeldoko masuk Istana,” kata pengamat politik Universitas Paramadina, Hendro Satrio.

Ternyata perkiraan Hendro benar adanya. Rabu (17/1/2018) Moeldoko dilantim menjadi Kepala Staf Presiden.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, juga menilai kemunculan Moeldoko sebagai perwakilan keluarga Jokowi sebagai penanda bahwa sang jenderal itu tidak dilupakan oleh Panglima Tertinggi.

“Ini justru mengisyaratkan ‘kebangkitan’ politik Moeldoko, mengingat namanya relatif 'tenggelam’ usai pensiun dari orang nomor satu di TNI,” kata Ari.

Bahkan, menurut Ari, penunjukan Moeldoko bisa dibaca sebagai rasa ketertarikan Jokowi terhadap sosok peraih Adhi Makayasa Akabri 1981 ini.

"Justru dari gestur Pak Moeldoko saya melihat ada semacam rencana penugasan dari RI- 1 untuk Moeldoko ke depannya. Bisa jadi ini terkait dengan ketidakharmonisan yang terbaca dari luar antara Presiden dengan Panglima TNI," urai Ari.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved