Ucapan Terakhir Al Kodirin, Sopir Lampung Sebelum Tewas Ditusuk Pemalak di Macan Lindungan Palembang

Ringkasan Berita:

• Al Kodirin (44) sopir asal Lampung tewas ditusuk pemalak di Simpang Macan Lindungan Palembang, Senin (24/11/2025)
• Sebelumnya, korban sempat merespons para pelaku dengan memberi uang Rp 2 ribu
• Para pelaku sempat mengejar korban sebelum melakukan penusukan

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Al Kodirin (44) sopir asal Lampung yang tewas ditusuk pemalak di Simpang Macan Lindungan Palembang ternyata sempat mengeluarkan kata-kata ke pelaku, merespons ketika dirinya dipalak, Senin  (24/11/2025) petang.

Meski begitu, para pelaku tetap melancarkan aksinya bahkan justru makin tak terkendali hingga melakukan penusukan yang berujung korban meninggal dunia.  

Diketahui, korban adalah warga Simpang Tulung Itik II Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. 

Dalam keterangannya ke polisi, Husaini (36) kernet yang bersama korban mengatakan, pelaku pemalakan yang berjumlah 4 orang marah karena tak terima hanya diberi uang Rp 2 ribu.

Melihat reaksi itu, korban langsung menginjak gas akan tetapi ditahan oleh 4 orang pelaku.

Berawal saat truk yang korban dengan Husaini sebagai kernet, melintas dari arah Musi 2 Menuju Soekarno Hatta Palembang. 

Pada saat itu Husaini bersama korban terjebak Macet di Lampu Merah Simpang 5 Macan Lindungan. 

"Terjebak macet pak awalnya di lokasi tersebut ," katanya Husaini kepada petugas.

Tiba-tiba datanglah 4 orang laki-laki yang tidak dikenal mendatangi keduanya yang berada di dalam truk.

Baca juga: BREAKING NEWS : Sopir Truk Asal Lampung Tewas Ditusuk Pemalak di Simpang Macan Lindungan

Tiga orang menghampiri Al Kodirin yang saat itu posisi korban berada di sebelah kanan (sopir).

Sementara satu orang sisanya mendatangi Husaini yang duduk di sebelah kiri mobil.

Husaini sempat mendengar percakapan antara korban dengan 3 orang laki-laki tersebut 

“Saya minta uang untuk beli minum," kata seorang di antaranya kepada Al Kodirin .

Kemudian korban menjawab “Ayo minum bareng”.