Berita Viral

Kisah Cinta Safitri, Dulu Tak Direstui Mertua dan Kini Dicerai Jelang Suami Dilantik jadi PPPK

Kisah cinta berujung pahit dialami Melda Safitri (33), ibu dua anak di Aceh Singkil yang diceraikan suaminya jelang pelantikan sebagai PPPK

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tangkapan layar Facebook @Safitri Alshop Aceh
SUAMI CERAIKAN ISTRI - Potret pernikahan Melda Safitri (33), dan suaminya. Kisah cinta berujung pahit dialami Fitri diceraikan jelang pelantikan PPPK. 
Ringkasan Berita:
  • Melda Safitri (33) dan suaminya anggota Satpol PP menikah pada 2020
  • Fitri menemani suaminya dari nol mulai dari sebelum bekerja dan jadi PPPK
  • Fitri digugat cerai suami jelak pelantikan PPPK pada Agustus 2025 lalu

TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah cinta berujung pahit dialami Melda Safitri (33), ibu dua anak di Aceh Singkil yang diceraikan suaminya jelang pelantikan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

PPPK merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah.

Dalam curhatan di Facebooknya akun Safitri Alshop Aceh, Fitri mengaku telah mendampingi suaminya dari belum memiliki pekerjaan hingga akhirnya dilantik menjadi PPPK.

Suami Melda Safitri tercatat sebagai PPPK anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Keduanya menikah pada tahun 2020.

Baca juga: Pekerjaan Safitri yang Diceraikan Jelang Suami Dilantik PPPK di Aceh Singkil, Berjuang Hidupi 2 Anak

Ia dan suami juga telah dikaruniai dua orang anak masih kecil-kecil dari pernikahan mereka.

Namun, sebelum dan sesudah menikah, hubungan keduanya tidak berjalan mulus, lantaran sempat tak mendapat restu dari mertua Fitri.

Diakui Fitri, mertuanya sering ikut campur.

"Sampai dulu suami saya itu pernah bantu saya cuci piring, pernah bantu saya menyuci. Itu dia bicarakan ke orang-orang. Seperti seorang tua tadi dia bicarakan ke tetangga-tetangga dia," ungkap Fitri Kepada Serambinews.com, Selasa (21/10/2025).

"Dia bilang 'anak saya dibubudak-budak oleh dia', sama tetangga-tetangga. Dia suruh perempuan bantu. Awalnya saya diam, tapi lama-lama saya diinjak," timpalnya.

Meski demikian, ia dan suami tetap mempertahankan rumah tangganya.

Mereka selama ini tinggal di Kelurahan Siti Ambia Dalam, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh.

Jauh-jauh hari sebelum suaminya dilantik PPPK, Fitri sudah membelikan baju dan atribut Kopri dari hasil jualan sayur dan cabai di pasar.

“Baju pelantikan itu saya yang belikan dari hasil jualan. Dia yang pesan di Shopee tapi saya yang disuruh bayar, ya uangnya dari hasil jual gorengan. Saya bantu dia dari nol, dari belum kerja sampai bisa lulus PPPK. Tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” tutur Fitri lirih.

Rumah tangga yang dibangun selama kurang lebih 5 tahun itu goyah berawal dari pertengkaran kecil.

Pertengkaran ini terjadi tepat tiga hari sebelum sang suami menerima SK PPPK.

Baca juga: Alasan Suami di Aceh Singkil Ceraikan Istri Jelang Pelantikan PPPK, Safitri Sebut Ingin Jabatan

Diakui Fitri, duduk perkara penyebab ia diceraikan suaminya bermula dari pertengkaran kecil di rumah, ketika suaminya pulang dan tidak menemukan lauk di meja makan.

"Hari itu tanggal 14 Agustus, dia pulang kerja, sudah sore, terus dia marah-marah gitu, tidak ada kawan nasi (lauk) di rumah. Karena bagaimana saya harus masak nasi atau kawan nasi sedangkan apa pun tidak ada di rumah," ujar Fitri dengan suara bergetar.

Suami Fitri terus berlanjut marah dan mengeluarkan kata-kata kasar hingga dinilai melukai harga dirinya. Malam itu juga, suami Fitri pergi bersama rekannya hingga pulang larut malam.

Amarah suami Fitri terus berlanjut hingga keesokan harinya.

Karena kesal, Fitri lantas membalas ucapan suami yang dinilai menyakitkan hatinya hingga terjadi ribut besar. 

"Saya balas-lah repetan dia, kamu mau apa, kesalahanku apa, saya bilang. 'Kamu kan tidak bawa belanja, tidak ada kasih (nafkah) apa-apa, jadi apa yang saya masak?' Jadi dia memancing emosi saya terus, dipancing-dipancing sama dia, terus saya merepet sama dia. Setelah itu, saya pergi cuci piring karena capek ribut terus," ungkapnya. 

Saat Fitri mencuci piring, ternyata suaminya sudah membungkus baju lalu pergi ke rumah tetangga untuk meminjam sepeda motor.

Saat kembali ke rumah, sang suami langsung mengucapkan talak cerai di hari itu juga.

"Dia langsung bilang ke saya, kamu Fitri saya ceraikan 1, 2, 3 lalu dia pergi membawa bajunya," ungkap Fitri.

Tiga hari setelah peristiwa itu, tepat pada 18 Agustus, sang suami dilantik menjadi PPPK.

Fitri menegaskan, suaminya menceraikan dirinya bukan semata karena pertengkaran rumah tangga, melainkan karena sang suami akan dilantik menjadi PPPK.

“Dia ceraikan saya karena mau jabatan. Padahal kami dulu berjuang bersama. Saya sempat berharap, setelah dia dilantik jadi PPPK, bisa sedikit membantu perekonomian keluarga,” ujar Fitri.

Namun, lanjutnya, harapan itu justru pupus.

Setelah suami mendapat amanat menjadi PPPK, ia justru tega meninggalkan wanita yang telah menemaninya dari nol.

“Begitu dikasih Allah rezeki, dia malah ceraikan saya. Kalau memang mau cerai, kenapa tidak dari dulu,” tuturnya dengan nada kecewa.

Angkat Kaki Dari Rumah

Setelah ditalak suaminya, Fitri dan anak-anaknya kembali ke rumah orang tuanya di Kabupaten Aceh Selatan.

Dua bulan pasca diceraikan secara lisan, hingga Oktober ini Fitri mengaku bertahan dari hasil jualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumahnya.

Dari hasil tersebut dia juga mampu menghidupi kedua anaknya yang masih kecil.  

Selama masa itu pula, Fitri dan suaminya telah melakukan mediasi disaksikan kedua orang tua dan pihak Kepala Desa, namun sang suami tetap bersikeras untuk menceraikannya. 

"Bahkan katanya dia mau menceraikan saya sejak lama, tapi dulu posisi saya masih hamil dan saya baru tahu waktu mediasi," ungkap Fitri.

Kini Fitri mengaku sangat kecewa. Bahkan ia bersikeras tidak ingin kembali jika suatu waktu suaminya memintanya kembali.

Fitri menegaskan bahwa dirinya tak berniat membuka aib rumah tangga. Ia hanya ingin menyuarakan bagaimana perjuangan seorang istri yang selama ini ikut berjuang membangun rumah tangga.

“Saya tidak malu. Saya cuma ingin dihargai. Saya bukan istri yang minta lebih, saya cuma ingin dihormati sebagai perempuan yang sudah berjuang,” tuturnya.

Ia mengaku sudah melapor ke sejumlah pihak terkait untuk mencari keadilan, namun hingga kini belum mendapat solusi.

“Saya sudah ke sana kemari, tidak ada hasil. Cuma dipandang sebelah mata,” katanya.

Dikawan Germas PPA

Wakil Ketua Umum DPP, Rica Parlina, menyatakan pihaknya siap memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada Fitri dan anak-anaknya.

Rica menyebut akan membantu Safitri memperjuangkan hak untuk anak-anaknya.

Diberitakan sebelumnya, kasus yang menimpa Fitri, yang diceraikan suaminya jelang pelantikan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) viral di media sosial.

"Kita siap mendampingi, dan nanti Korwil Germas PPA Aceh akan menemui anda nantinya, kita berjuang bersama-sama untuk ibu Safitri memperjuangkan keadilan buat ibu dan anak-anak ibu, agar suaminya mendapat pelajaran," kata Rika dilansir dari unggahan Facebooknya, Selasa (21/10/2025). 

Rica menegaskan, Germas PPA menilai kasus seperti ini tidak hanya soal rumah tangga, tetapi juga menyangkut hak perempuan dan anak yang harus dilindungi oleh negara.

“Kami ingin memastikan Ibu Fitri dan anak-anaknya mendapatkan keadilan dan perlindungan. Tidak boleh ada lagi perempuan yang ditinggalkan setelah berjuang dari nol hanya karena pasangan merasa sudah mapan,” tambahnya.

Sebelumnya, pemilik akun Facebook Rita Sugiarti Ricentil Panggabean, membagikan video menunjukkan momen Fitri diantar oleh sejumlah tetangganya menaiki mobil L300, membawa barang-barang rumah tangga menuju kampung halamannya di Aceh Selatan.

Video tersebut memperlihatkan momen haru perpisahan Fitri dengan tetangganya. 

Dalam narasi unggahan, Rita menuliskan pesan menyentuh:
 
“Selamat jalan sahabat kami, Fitri. Semoga bahagia segera kau dapati," ujarnya dikutip Serambinews.com, Selasa (21/10/2025).

"Sehatkan badanmu, cantikan badanmu, jangan diam dan takut," ucap seorang ibu memberi dukungan.

Kisah Fitri menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.

Banyak pengguna Facebook dan TikTok yang mengunggah ulang video tersebut sambil menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghargai pasangan yang telah berjuang sejak awal.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved