Kasus Bullying di Polman
Anak Kepsek diduga Tendang Siswi SMK di Polman Sulbar, Orang Tua Korban Lapor Polisi Tolak Damai
Beredar video seorang siswi SMK Balanipa, Polman Sulbar anak kepala sekolah diduga menendang korban SA (16) berulang kali karena masalah kebersihan
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pembullyan di lingkungan sekolah kembali mencuat setelah viral di media sosial.
Dugaan tindak kekerasan terhadap anak di bawah umur itu terjadi di lingkungan SMK Balanipa, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Kali ini terjadi melibatkan siswi inisial SA (korban) dan RA (pelaku) yang merupakan anak kepala sekolah SMK Balanipa.
Baca juga: Tampang 6 Mahasiswa Unud Pelaku Perundungan yang Ledek Kematian TAS, Tampil Menyesal Minta Maaf
Mirisnya aksi perundungan itu direkam dan disaksikan oleh teman-temannya.
Insiden perundungan terjadi pada Kamis (16/10/2025)
Dalam video yang beredar, tampak seorang siswi mengenakan seragam pramuka mencaci maki hingga menendang korban berulang kali.
Korban sempat menjauhi pelaku dengan bergerak menuju kelas namun pelaku kembali beraksi.
Pelaku tetap menyusul dan kembali menganiaya korban yang terlihat menangis, seperti yang terekam kamera ponsel oleh salah satu siswi, F.N. (15).
Sebabnya sepele, pelaku kesal gegara korban saat itu bertugas membersihkan tidak segera melaksanakan tugas.
Mengetahui anaknya dianiaya, orang tua korban langsung melaporkannya ke polisi.
Setelah kejadian, orang tua pelaku yang merupakan seorang kepala sekolah di sekolah tersebut, telah meminta maaf kepada korban.
Kepala sekolah tersebut, mendatangi keluarga korban.
Sementara itu, pelaku telah mendapat sanksi dari pihak sekolah.
Baca juga: Siswi SMP di Muratara yang Lakukan Perundungan Pilih Mengamankan Diri ke Polres, Keluarga Takut
Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah
Masih mengutip Tribun Sulbar, pelaku telah mendapatkan sanksi tegas dari sekolah.
Rasjuddin selaku kepsek telah mengeluarkan anaknya dari sekolah dan satu orang lainnya yang terlibat.
"Saya sangat menyayangkan adanya kejadian ini, itu terjadi saat sekolah masih sepi, sekitar pukul 06.46 pagi di hari Jumat, sehingga itu terjadi," kata kepsek.
Lebih lanjut, Rasjuddin mengaku, baru mengetahui kejadian itu pada sore hari, setelah melihat video viral.
Ketika melihat anaknya sendiri yang melakukan bullying, Rasjuddin mengaku sempat marah.
"Saya kaget dan juga marah, saya sempat beri tindakan tegas kepada anak saya sendiri," ungkapnya.
Lantas, ia mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.
Rasjuddin juga membuat video klarifikasi permintaan maaf saat berada di rumah korban.
Keluarga Korban Tolak Damai
Ayah korban, Amir, menegaskan bahwa keluarganya tidak terima dengan perbuatan kedua pelaku dan bertekad melanjutkan proses hukum.
"Lanjutan kasus ke polisi, hari ini kami melapor, yang kami laporkan dua orang," kata Amir kepada wartawan.
Amir mengungkapkan bahwa ia sempat menerima permintaan maaf dari Kepala SMKN Balanipa, Rasjuddin, diketahui merupakan orang tua dari pelaku utama berinisial RA.
Baca juga: Nasib 6 Mahasiswa Unud Pelaku Perundungan TAS kini Dipecat dari Organisasi Kemahasiswaan
Meskipun telah memaafkan secara pribadi, Amir menyatakan bahwa perbuatan pidana tidak dapat dihentikan.
"Memang ada permintaan maaf waktu datang orangtuanya, saya maafkan. Tapi perbuatan korban pidana, tidak bisa dimaafkan, harus lanjut," tegas Amir.
Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, Amir juga telah membawa putrinya ke rumah sakit untuk dilakukan visum sesuai arahan dari pihak kepolisian.
Lapor Polisi
Laporan dugaan kekerasan itu diterima oleh Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Polman pada Kamis (16/10/2025) lalu.
Menanggapi laporan tersebut, Kapolres Polewali Mandar AKBP Anjar Purwoko melalui Kasihumas Polres Polman Iptu Muhapris membenarkan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan intensif terhadap kasus tersebut.
“Benar, kami telah menerima laporan dugaan kekerasan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di SMK Balanipa. Saat ini Unit PPA Sat Reskrim Polres Polman sedang mendalami kasusnya, memeriksa saksi-saksi, serta mengumpulkan bukti untuk mengungkap motif dan kronologi lengkap kejadian,” ujar Iptu Muhapris, Kamis (16/10/2025).
Ia menegaskan bahwa Polres Polman akan menindaklanjuti kasus ini secara profesional dan transparan, serta memastikan perlindungan bagi korban sesuai ketentuan Undang-Undang Perlindungan Anak.
Kasus ini kini ditangani oleh Unit PPA (Perempuan dan Perlindungan Anak) Sat Reskrim Polres Polman untuk proses hukum lebih lanjut.
Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan pihak sekolah dan dinas terkait guna mencegah insiden serupa terjadi kembali di lingkungan pendidikan.
Kapolsek Tinambung Iptu Azharil, membenarkan bahwa Kepala Sekolah SMK Balanipa, Rasjuddin ,telah mendatangi keluarga korban untuk meminta maaf dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
Namun pihak keluarga korban masih "bertimbang" atau belum mengambil keputusan final terkait penyelesaian masalah ini.
Mereka masih merasa sangat terpukul melihat anaknya menjadi korban perundungan di sekolahnya.
Polsek Tinambung sendiri telah hadir untuk upaya klarifikasi kedua belah pihak.
Terkait tindak lanjut kasus, polisi menyerahkan sepenuhnya kepada korban dan pelaku.
Duduk Perkara
Polisi menyebut, insiden viral yang melibatkan siswi inisial SA (korban) dan RA (pelaku) dipicu oleh masalah yang sangat sepele: tugas membersihkan sampah.
Meskipun video penganiayaan tersebut kini viral dan kedua belah pihak telah didamaikan oleh kepala sekolah, Polsek Tinambung menjelaskan duduk perkara kasus ini.
"Sebenarnya sepele, masalah buang sampah saja, dianggap si korban tidak mau buang sampah. Karena lagi jadwal piket kenapa tidak mau buang sampah," kata Kapolsek Tinambung Iptu M Azharil Naufal kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).
Iptu Azharil Naufal menjelaskan, korban inisial SA (16) bukannya menolak melaksanakan tugas piket. Korban hanya sedang menunggu temannya untuk bersama-sama mengangkat sampah, mengingat wadah sampah berukuran besar.
"Intinya sampah itu sudah terkumpul tinggal diangkat, cuman mungkin entah karena tongnya terlalu besar jadi akhirnya korban bilang nanti, nunggu teman biar bareng," ujar Iptu Azharil.
Kekesalan pelaku (RA) yang merupakan anak Kepala Sekolah tersebut memuncak hingga ia melayangkan makian, pukulan, dan tendangan berulang kali ke arah korban, yang hanya bisa diam dan menangis.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Beredar-video-seorang-siswi-SMK-Balanipa-Polman-Sulbar-anak-kepala-sekolah-diduga-men.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.