Berita Viral

Cegah Keracunan MBG, 2 Siswi Cilacap Ciptakan "Ompreng" Kotak Makan Pintar Pendeteksi Makanan Basi

Siswi kelas XI jurusan Fisika-Matematika ini merancang ompreng beberapa bulan lalu, sebelum kasus keracunan MBG menjadi sorotan media. 

Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
OMPENG MBG - Dua siswi SMA Negeri 2 Cilacap, Jawa Tengah, berhasil menciptakan alat inovatif berupa kotak makan atau ompreng pintar pendeteksi makanan basi. 

"Alhamdulillah dapat juara dua. Harapannya bisa dikembangkan lebih lanjut supaya bisa bermanfaat lebih luas untuk masyarakat," kata Alya. 

Ke depan, Alya berencana untuk menyempurnakan alat ini agar dapat mendeteksi berbagai macam bakteri berbahaya. 

"Jadi alat ini mendeteksi gas yang keluar. Masih mau disempurnakan lagi biar bisa mendeteksi berbagai macam bakteri di antaranya E. coli dan Salmonella," ujarnya. 

Kepala SMA Negeri 2 Cilacap, Masripah, mengapresiasi karya kedua siswi tersebut. 

Ia menyatakan bahwa ompreng lahir dari riset yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. 

"Sekarang masyarakat butuh jaminan makanan MBG aman. Dengan alat ini, keyakinan itu bisa lebih terjaga," ujar Masripah. 

Masripah juga menambahkan bahwa sekolah telah mulai menggunakan ompreng untuk mengecek makanan MBG sebelum dibagikan kepada siswa. 

"Kalau hasil pengecekan menunjukkan tidak layak, pembagian makanan langsung dihentikan demi keamanan anak-anak," tegasnya.

Baca juga: Permintaan Maaf Petugas SPPG MBG usai Aniaya 2 Wartawan saat Liput Dugaan Keracunan di SD Jaktim

Kasus MBG di Indonesia

Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap, sebanyak 6.457 orang terdampak keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) per 30 September 2025. 

BGN membagi 6.457 korban keracunan MBG itu ke dalam tiga wilayah, yakni Wilayah I yang mencakup Pulau Sumatera, Wilayah II di Pulau Jawa, dan Wilayah III mencakup wilayah Indonesia timur. 

Dari 6.457 korban keracunan MBG, paling banyak terjadi di Wilayah II atau Pulau Jawa, yakni sebanyak 4.147 orang. 

"Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang," ujar Kepala BGN Dadan Hindayana dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (1/10/2025). 

"Kemudian wilayah III ada 1.003 orang," sambungnya. 

Dalam rapat tersebut, Dadan mengakui banyak satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur dalam program MBG belum memiliki sanitasi air yang baik. 

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved