Berita Viral

Sosok Agustian Anggi Siagian, Advokat Muda jadi "Panglima Perang" Yai Mim Lawan Sahara Sang Tetangga

Agustian Anggi Siagian belakangan mencuat setelah disebut langsung oleh Yai Mim sebagai “panglima perang” dalam perseteruannya dengan Nurul Sahara. 

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
LINKEDIN/AGUSTIAN (Gusti) SIAGIAN
PENGACARA YAI MIM- Agustian Anggi Siagian belakangan mencuat setelah disebut langsung oleh Yai Mim sebagai “panglima perang” dalam perseteruannya dengan Nurul Sahara.  

TRIBUNSUMSEL,COM --  Nama Agustian Anggi Siagian belakangan mencuat setelah disebut langsung oleh Yai Mim sebagai “panglima perang” dalam perseteruannya dengan Nurul Sahara

Diketahui, advokat muda asal Malang ini dipercaya untuk mendampingi dan menjadi bagian penting dalam langkah hukum yang diambil Yai Mim.

Sebelumnya, Yai Mim menyebut laporan yang dilayangkan oleh Sahara merupakan tanda bahwa pihak lawan sudah menabuh genderang perang akibat masalah lahan parkir di kawasan kediamannya.

Baca juga: Tak Menuntut Maaf, Yai Mim Tegas Tolak Berdamai dengan Sahara, Siap Perang usai Keluarga Terseret

Sebagai balasan, dirinya pun menunjuk Agustian Anggi Syakian beserta rekan-rekan sebagai kuasa hukumnya melaporkan balik Sahara dengan serangkaian pasal berlapis ke Polresta Malang Kota.

Laporan tersebut mencakup pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik (Pasal 310 KUHP), pengancaman yang menimbulkan rasa takut (Pasal 335 KUHP), ancaman pembunuhan (Pasal 336 KUHP), hingga memasuki properti tanpa izin (Pasal 167 KUHP).

Profil Agustian Anggi Siagian

Agustian Anggi Siagian merupakan advokat kelahiran di Wamena, 19 Agustus 1989. 

Ia menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang dan menyelesaikan studi sarjananya pada tahun 2011.

Sejak awal, Anggi menunjukkan minat kuat dalam bidang hukum, khususnya litigasi dan advokasi.

Saat ini, Agustian Anggi Siagian memimpin Agustian Siagian Law Firm yang beralamat di Jalan Mayjen Panjaitan No. 4, Malang, Jawa Timur.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Peradi RBA Kabupaten Malang, sebuah organisasi advokat yang bernaung di bawah Perhimpunan Advokat Indonesia.

Reputasinya dikenal dalam bidang litigasi, riset hukum, hukum perdata, hukum korporasi, hingga mediasi.

Beberapa sertifikasi profesional yang ia sandang antara lain CLL, CPLA, CMLE, dan CMLTH, yang menegaskan kapasitasnya sebagai konsultan hukum berpengalaman.

Baca juga: Sosok Wahyu Hidayat, Wali Kota Malang Diminta jadi Penonton Yai Mim "Perang" dengan Sahara

Keterlibatan dalam Kasus Yai Mim vs Sahara

Dalam konflik antara Yai Mim dan Ibu Suhara, Agustian Anggi Siagian ditunjuk langsung sebagai kuasa hukum sekaligus “panglima perang.”

Yai Mim menegaskan bahwa laporan yang diajukan Ibu Suhara dianggap sebagai tanda dimulainya “genderang perang,” sehingga ia menunjuk Anggi untuk memimpin barisan hukum dalam menghadapi kasus tersebut.

“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Nanti yang menang diapresiasi, yang kalah jadikan pelajaran,” tegas Yai Mim.

Sehari berselang setelah dilaporkan, pada Jumat (19/9/2025) lalu, giliran pihak Imam Muslimin yang mengambil langkah hukum.

Agustian sendiri menegaskan bahwa pihaknya akan mengikuti proses hukum yang ada.

Ia menilai, meski Yai Mim menyatakan tidak memiliki masalah pribadi dengan Sahara, langkah hukum tetap harus ditempuh karena dampak yang ditimbulkan laporan tersebut telah menimbulkan keresahan bagi keluarga dan pengikut Yai Mim.

 Imam Muslimin melaporkan akun TikTok @sahara_vibesssss dengan serangkaian pasal berlapis.

Laporan tersebut mencakup pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik (Pasal 310 KUHP), pengancaman yang menimbulkan rasa takut (Pasal 335 KUHP), ancaman pembunuhan (Pasal 336 KUHP), hingga memasuki properti tanpa izin (Pasal 167 KUHP).

"Langkah hukum ini terpaksa kami ambil karena dampak viral dari unggahan tersebut luar biasa merugikan klien kami. Pekerjaannya terganggu, bahkan beberapa proyek terpaksa dibatalkan," kata Austian.

Baca juga: Sempat Berapi-api, Sahara Pemilik Mobil Minta Maaf ke Yai Mim usai Berseteru Soal Lahan Parkir

Dengan kiprah panjangnya di dunia advokat, kehadiran Agustian Anggi Siagian diyakini akan memperkuat posisi hukum Yai Mim dalam menghadapi perseteruan ini.

Tolak Damai

Konflik antara Mantan dosen UIN Malang, Yai Mim dengan Nurul Sahara semakin memanas.

Yai Mim menegaskan tak akan membuka pintu damai untuk Nurul Sahara, tetangganya usai ribut diduga persoalan lahan.

Yai Mim bahkan tak mau Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, untuk tidak ikut campur dalam konflik mereka. 

Ia meminta Wali Kota Malang untuk jadi penonton "perang" antar mereka.

"Kalau sudah saling menabuh genderang perang maka jangan ada yang mundur alias tidak ada mediasi lagi Pak Wali, jadi biarkan kami perang. Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja. sebagai penonton yang baik, nanti yang menang kita apresiasi yang kalah semoga jd pelajaran kenapa anda kalah," kata Yai Mim, seperti dikutip dari Instagram resminya pada Rabu (1/10/2025). 

Yai Mim mengaku mengambil prinsip dari perang Majapahit.

Pasukan Majapahit selalu menyerang habis-habisan tanpa mengenal gencatan senjata. 

Bahkan, Yai Mim telah menunjuk "Panglima Perangnya" bernama Agustian Anggi Siagian untuk menghadapi kasus hukum yang menimpanya. 

Pemicu perang yang memanas itu, kata Yai Mim, laporan Sahara ke pihak berwajib. 

“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Yang menang kita apresiasi, yang kalah biar jadi pelajaran,” kata Yai Mim.

Karena itu, Yai Mim menegaskan konflik ini akan terus dibiarkan berjalan melalui jalur hukum tanpa upaya damai.

 “Untuk itu, kita ikuti saja proses hukumnya. Terima kasih,” katanya.

Selain itu, Yai Mim mengungkapkan dirinya tidak pernah menuntut agar tetangganya itu meminta maaf.

Sebaliknya, ia menuturkan bahwa secara pribadi tidak pernah menganggap Suhara bersalah.

"Secara pribadi saya dan istri, Rosida, tidak ada masalah. Bagi saya, Ibu Suhara bukanlah kesalahan, tapi sebuah kebenaran. Maka saya tidak menuntut Ibu Suhara untuk minta maaf, karena bagi saya ia tidak salah,” ujar Yai Mim.

Meski begitu, ia menilai tindakan yang dilakukan Ibu Suhara menimbulkan keresahan hingga berdampak pada kalangan keluarganya maupun masyarakat luas setelah viral di media sosial. 

“Dampaknya terasa bagi anak dan istri lama saya, mantan istri, menantu, santri, bahkan masyarakat luas sampai Papua. Mereka resah,” terangnya.

Dalam pernyataannya, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya berpegang pada prinsip perang ala Majapahit yang tidak mengenal kata mundur maupun mediasi.

Menurut Yai Mim, terdapat kaedah dalam ilmu perang yang diadopsi dari tradisi Majapahit, yakni “berlalang menyambar mangsa.” Artinya, ketika perang sudah dimulai, serangan harus dilakukan habis-habisan hingga lawan benar-benar kalah.

"Nah, kalau sudah perang, tentara Majapahit terus habis-habis sampai mati," katanya.

“Kalau sudah generang perang ditabuh, tidak boleh mundur apalagi gencatan senjata. Tidak ada istilah mediasi,” tegas Yai Mim.

Sikap Yai Mim ini sekaligus mempertegas bahwa dirinya tetap menolak mediasi dalam perseteruan dengan Ibu Suhara, meskipun secara pribadi ia menyebut tidak menyimpan dendam maupun tuntutan permintaan maaf.

Sikap Wali Kota Malang

Tak diam, ternyata Wahyu Hidayat mengupayakan perdamaian kedua pihak yang berseteru.

Ia pun berjanji merencanakan mediasi antara Yai Mim dan Nurul Sahara.

Serta merampungkan permasalahan yang menjadi konsumsi warganet di media sosial, termasuk warga di Malang.

Mediasi tersebut kabarnya akan dihadirinya, disaksikan Camat dan Lurah setempat pada Selasa (30/9/2025).

Pada unggahannya di akun Instagram pribadinya @wahyuhidayatmbois pada Senin (29/9/2025), sang wali kota membubuhkan keterangan tertulis.

Awalnya ia mengucap terima kasih kepada warga yang telah mencolek dirinya pada kabar viral keributan lewat media sosial. 

Kemudian ia menyatakan telah mengatur mediasi.

Tak lupa ia meminta doa agar kasus ini cepat selesai dan kedua pihak bisa kembali berdamai.

Berikut tulisnya:

"Matur Suwun,

Untuk semua yang sudah nge-tag dan Komen terkait Viral ribut antar tetangga di Sebuah Perumahan di Kelurahan Merjosari.

Besok, kedua belah pihak akan dipertemukan, dimediasi di Kelurahan Merjosari. Pak Lurah Merjosari dan Pak Camat Lowokwaru akan memantau langsung.

Insyaa Allah, aku yo bakal hadir langsung memantau jalannya mediasi.

Sing tenang, Pemerintah Kota Malang, khususnya saya, gak akan tinggal diam dengan masalah ini. Saat ini sedang saya pelajari, dan tentunya harus diselesaikan dengan kepala dingin, tidak tergesa-gesa dan emosi.

Dungakno yo rek, masalah iki ndang nemu solusi, adem ayem kembali hubungan sebagai tetangga berdampingan. Aamiin."

Permintaaan Maaf Sahara

Momen menarik terjadi di podcast Denny Sumargo setelah Nurul Sahara, istri pemilik rental mobil menyampaikan permintaan maaf kepada Yai Mim.

Permintaan maaf tersebut disampaikan Nurul melalui sambungan telepon bersama sang suami.

Hal tersebut terlihat dari cuplikan Instagram Story yang menampilkan preview podcast Denny Sumargo bersama keluarga Sahara yang belum ditayangkan, pada Rabu, (1/9/2025).

Dalam video yang terlihat masih dalam proses editing di layar komputer Denny Sumargo, terlihat awal mula percakapan tersebut.

Denny terlebih dahulu berbicara dengan Yai Mim melalui telepon, dan terdengar suara Yai Mim menjawab.

Dialog pun terjadi antara Nurul Sahara dan Yai Mim.

"Assalamualaikum," ucap Nurul Sahara memulai pembicaraan.

Sahara meminta maaf atas perkataannya yang kasar hingga menimbulkan kegaduhan.

"Waalaikumsalam, piye Mba Sahara, sehat?" jawab Yai Mim menyambut.

"Saya mohon maaf atas omongan saya yang kasar, perkataan saya yang kurang baik kepada panjenengan," tutur Nurul Sahara dengan suara terdengar penuh penyesalan.

Sayangnya, video tersebut terhenti di situ.

Denny Sumargo pun meminta warganet untuk memvoting apakah podcastnya bersama pihak Sahara itu layak untuk ditayangkan.

Tak sedikit yang berkomentar dan berpendapat agar tidak perlu ditayangkan sebagai bentuk tidak memberi panggung kepada Sahara.

"Ga usah tayang bang... Ada tetangga Sahara di tempat tinggal sebelumnya yang speak up kalo Sahara dak suaminya di daerah sebelumnya yang masih deket situ juga ( Rt 8 Joyogrand ) memang bermasalah sama tetangga... Sering berisik ampe tengah malem bahkan ampe dini hari dan warga situ akhirmya berembug dan Sahara disuruh pindah dan pindahkan ke sebelah Yai Mim itu... Eh bermasalah juga disitu...," kata netizen.

"NO… GA PERLU TAYANG BANG… ga usah dikasih panggung mbak2 gurun ini.. sumpah ga respect bgt sama mbak2 itu," timpal yang lain,

Awal Mula Perseteruan

Awal mula perseteruannya dengan tetangganya sekaligus pemilik rental mobil, Sahara, Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim.

Setelah Sahara melontarkan berbagai tuduhan terhadap Yai Mim, mulai dari pelecehan seksual sampai perusakan mobil rental, kasus ini bikin heboh media sosial. 

Yai Mim dinonaktifkan dari jabatannya sebagai dosen di UIN Malang, akibat tudingan tersebut.

Bahkan pada 22 September 2025, ia bersama keluarganya diusir dari rumahnya sendiri oleh warga.

Bukan soal sengketa tanah, perseteruan bermula karena Sahara memakirkan mobil rentalnya tepat di depan pagar rumah Yai Mim, di Kota Malang, Jawa Timur.

"Awal mula perseteruan tentang parkir liar, bukan sengketa tanah," 

"Sengketa tanah hanyalah faktor ikutan," tulis Yai Mim, pada Selasa (30/9/2025).

Yai Mim lalu mengunggah video memperlihatkan mobil rental milik Sahara parkir di depan rumahnya.

Padahal terlihat di sekitarnya masih banyak lahan yang kosong.

Menurut Yai Mim karena hal tersebut dirinya menjadi kesulitan untuk masuk dan keluar dari rumahnya sendiri.

"Jadi ini parkir persis di depan pintu saya, padahal di belakangnya kosong," ucap Yai Min dalam video.

"Seperti ini awal mula, kami mau keluar gak bisa, minta tolong dikeluarkan enggak mau," imbuhnya.

Yai Mim lalu memasang tulisan di pagarnya 'Mohon Tidak Parkir di Depan Pintu".

Akan tetapi Sahara mengabaikan peringatan tersebut.

Hal senada kembali diungkapkan Yai Min dan istrinya, Rosida Vignezvari saat menjadi narasumber di channel YouTube Denny Sumargo.

"Awalnya kita pulang dari Jakarta tanggal 7 Agustus malam hari. Ketika sampai rumah, ada mobil parkir depan pintu. Padahal sudah ada tulisan 'Mohon tidak parkir depan pintu'," tutur Rosida, pada Senin (29/9/2025).

"Sampai jam 11 malam, saya beranikan telepon karyawannya (driver), tapi gak diangkat. Voice note juga gak diangkat," ungkapnya.

Rosida pun menyampaikan alasan dirinya bersikeras agar kendaraan itu dipindahkan dari depan rumahnya. 

Sebab, subuh esoknya, Yai Mim memiliki jadwal pengajian.

"Kenapa saya bersikeras sampai begini. Telepon dan minta untuk dipindah, karena besok pagi Yai Mim ada jadwal pengajian. Mobil kita takutnya gak bisa keluar," terangnya.

Lantaran belum juga menerima respons, Rosida bersama Yai Mim akhirnya memutuskan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.

Hingga pada akhirnya sekitar pukul 03.00 WIB pagi, saat hendak berangkat, Rosida kembali menelepon Sahara. 

Lalu, Sahara memintanya untuk membangunkan para driver.

Yai Mim pun berusaha membangunkan driver yang tertidur di pos jaga yang berada di halaman rumah Sahara. 

Pos itu disebut menjadi basecamp karyawan atau driver Sahara. 

Namun, upaya tersebut gagal hingga Rosida kembali menelepon Sahara.

"Mbak anak anak tidak bisa dibangunin, (lalu dijawab) iya sudah tolong dipindahkan," kata Rosida menirukan obrolannya bersama Sahara.

Akhirnya, Yai Mim mengambil kunci dan memindahkan mobil rental di depan rumahnya.

"Saya sering nongkrong di situ sama anak-anak. Dan beberapa membantu saat ada penyewa mengembalikan mobil rental. Karena tahu lokasi kunci, saya kemudian berusaha memindahkan mobil," tambah Yai Mim.

Lantaran kondisi jalan tidak rata, Yai Mim sempat terlalu keras menginjak gas, hingga menimbulkan suara keras pada kendaraan.

Sontak, karyawan atau driver di pos terbangun, tak lama disusul oleh Sahara yang disebut Yai Mim tampak keluar dari balik pintu rumahnya.

"Waktu itu saya tidak tahu, terlalu keras injak gas. Hingga suara mobil keras, begitu ada suara mobil, mereka bangun. Mbak Sahara keluar rumah," tuturnya.

Waktu itu, Yai Mim menyebut tidak ada persoalan. 

Situasi pun baik-baik, karena baik dirinya maupun Sahara saling meminta maaf karena masalah suara mobil itu.

"Saya bilang minta maaf, karena saya harus ngaji. Mbak Sahara juga minta maaf, tidak ada masalah waktu itu," terang Imam Muslimin.

Terus Berlanjut

Persoalan tidak berhenti di situ.

Sahara terus memakirkan mobil rentalnya di depan rumah Yai Mim

Yai Mim lalu berusaha mencarikan lokasi parkir dengan membersihkan sebidang tanah yang berada depan rumahnya.

"Saya datangi sekretaris RT tanya soal pemilik tanah, dikatakan sudah hilang kontak. Kemudian saya izin untuk membersihkan, diperbolehkan," kata Imam Muslimin.

Setelah ada kesepakatan itu, Yai Mim hanya berpesan agar kendaraan rental tidak lagi diparkir depan pintu rumahnya.

"Namun ternyata, yang saya khawatirkan tetap terjadi. Masih saja ada mobil diparkir depan rumah," ujarnya.

Suasana Makin Keruh

Konflik makin memuncak saat Rosida sedang naik haji pada 2025.

Suatu ketika, anak Sahara dan suaminya Sofian bermain ke rumah Yai Mim.

Sahara pun menyusul masuk ke rumah Yai Mim

Ia sekaligus memberi makanan untuk tetangganya itu.

Namun, setelah berada di dalam, ia mengunci pintu Yai Mim dari dalam. 

Yai Mim sempat memprotes aksi itu, namun Sahara beralasan agar anaknya tak keluar.

Ketika Yai Mim naik ke lantai tiga untuk mencuci baju dengan hanya memakai celana pendek, Sahara tiba-tiba berteriak menuduh Yai Mim cabul.

"Ibu Sahara melihat laki-laki berpakaian mengumbar aurat itu sama dengan melakukan pencabulan," ujar Yai Mim.

Tak hanya itu, Sahara juga merekam video dan menyebarkan tuduhan tersebut.

Dalam video itu, ia berkata kepada mahasiswa yang sedang berkunjung ke rumah Yai Mim, kalau dosen mereka berbuat cabul.

“Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya.”

Namun, Yai Mim membantah keras.

"Dengarin ya, kapan saya nyabulin kamu?" tanyanya kepada Sahara.

Tudingan Sahara terhadap Yai Mim itu menyebabkan hujatan datang ke mantan Dosen UIN Malang tersebut.

Sahara tak berhenti mengunggah video-video yang menjatuhkan Yai Mim

Saling Lapor

Sahara melaporkan Yai Mim dan istrinya, Rosida ke Polresta Malang Kota.

Pihak Sahara, melalui kuasa hukumnya, Mohammad Zaki, tercatat lebih dulu mengajukan laporan pada Kamis (18/9/2025) lalu.

Imam Muslimin dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah, yang diatur dalam Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Selain itu, Imam juga dilaporkan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia juga menambahkan, bahwa pihaknya mempertimbangkan adanya laporan susulan terkait dugaan pelecehan.

"Kami melaporkan ini untuk mencari kejelasan dan keadilan. Klien kami merasa dirugikan secara finansial pada bisnis rental mobilnya akibat fitnah yang beredar," ujar Zaki pada Rabu (1/10/2025).

Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polresta Malang Kota, AKP Khusnul, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima kedua laporan tersebut.

Pihaknya menyatakan bahwa berkas laporan dari kedua belah pihak sedang dalam proses penanganan internal.

"Benar, laporan dari kedua pihak telah kami terima. Saat ini sedang diproses untuk lebih lanjut," pungkas Khusnul.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved