Berita Viral

Isak Tangis Ibu Maulana Alvan, Santri Tewas Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Terkapar

Maulana Alvan Ibrahimavic (14), satu dari tiga korban tewas runtuhan gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Youtube Harian Surya
SANTRI TEWAS RUNTUHAN- Tangis anggota keluarga santri Pondok Pesantren Al Khoziny tiba di RSUD Notopuro Sidoarjo. Maulana Alvan Ibrahimavic (14), satu dari tiga korban tewas akibat runtuhan gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025).  

TRIBUNSUMSEL.COM -  Maulana Alvan Ibrahimavic (14), satu dari tiga korban tewas akibat runtuhan gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025). 

Kepergian Maulana Alvan menyisakan duka mendalam bagi pihak keluarga, terutama sang ibunda tercinta.

Wardah, ibunda Alvan bahkan harus terkapar sambil terus menangisi kepergian putra bungsunya. 

Baca juga: Sosok Maulana, Santri yang Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Baru 4 Bulan Masuk Pondok

STERIL - Area Ponpes Al Khoziny Sidoarjo disterilkan, Selasa (30/9/2025). Adapun korban robohnya bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur bertambah menjadi 3 orang
STERIL - Area Ponpes Al Khoziny Sidoarjo disterilkan, Selasa (30/9/2025). Adapun korban robohnya bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur bertambah menjadi 3 orang (Tribun Jatim Network/M Taufik)

Tante korban, Nur Yasmin berulang kali mengelus-elus dada meratapi nasib nahas sang keponakan.

Ia tak menyangka anak dari saudaranya, pasangan Rizal dan Wardah itu, bakal berpulang begitu cepat.

Di mata Nur Yasmin, Alvan adalah sosok yang riang dan jenaka. 

Mengenang perangai keponakannya ini, Yasmin yang ditemui di rumahnya di Surabaya, berkali-kali menggelengkan kepala, tak kuasa menahan kesedihan. 

Apalagi saat dirinya harus melihat ibunda Alvan yang sampai terbaring di ruang tengah rumah duka, dia merasa tak tega. 

Itulah mengapa dirinya harus berulang kali menyampaikan permohonan maaf kepada para pelayat yang belum bisa berkomunikasi langsung dengan orangtua Alvan yang sedang berkalang kesedihan. 

Para pelayat yang berdatangan dari tetangga, kolega, atau pihak pengurus kelurahan atau kecamatan setempat hanya bisa dihaturkan untuk duduk di deretan kursi tamu pelayat di bawah dua bidang tenda yang terpasang tepat depan rumah. 

"Orangnya supel baik, ceria pokoknya. Ya enggak menyangka, jadi korban kejadian tersebut. Ibunya belum bisa menemui karena masih berduka," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di rumah duka, Selasa (30/9/2025). 

Yasmin tak menyangka keponakannya akan menjadi korban insiden itu. 

Baca juga: Kronologi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Tewaskan 3 Orang, Timpa Ratusan Santri saat Salat Ashar

 Dari keterangan yang diperoleh polisi, korban merupakan santri yang baru masuk 4 bulan di pondok pesantren.

"Korban itu baru lulus SD dan masuk ke ponpes tersebut sekitar 4 bulan yang lalu," kata Kapolsek Blega, AKP Moh Syamsuri.

Ia mengatakan, saat jenazah tiba tadi malam, belum sempat untuk berbincang panjang dengan pihak keluarga.

Sebab, keluarga masih sangat terpukul dengan kepergian putranya tersebut. 

"Hari ini kami akan ke sana lagi," ucapnya.

Syamsuri mengatakan, korban dibawa ke kampung halamannya di Kampung Tangkel, Desa Lomaer, Kecamatan Blega sekitar pukul 00.15 dini hari tadi.

"Tadi malam jenazah kami kawal dari Blega sampai ke rumah duka," tuturnya.

Kondisi jenazah saat tiba di Blega sudah disucikan dan dikafani, sehingga keluarga memutuskan untuk mengebumikan almarhum dini hari tadi. 

"Rencana awal dimakamkan pagi ini. Namun, tadi malam jenazah sudah dishalatkan lalu langsung dimakamkan sekitar pukul 01.27 dini hari," ucap dia. 

Data terbaru hingga Selasa (30/9/2025) pukul 07.00 WIB menunjukkan 102 orang berhasil dievakuasi, dengan satu korban dinyatakan meninggal dunia.

Detik-detik Ponpes Ambruk

Sementara, Rizki Ramadhan (19) salah satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tak bisa melupakan detik-detik saat musala yang sedang dibangun tiba-tiba runtuh pada Senin (29/9/2025). 

Saat itu Rizky bersama beberapa santri lain dan sejumlah pekerja tengah melakukan pengecoran lantai lima di atas musala.

Bangunan yang baru digarap itu tiba-tiba ambruk ke bawah.

Baca juga: Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Bertambah jadi 3 Orang, 1 Santri Harus Diamputasi

Pada saat bersamaan, para santri laki-laki di musala sedang melaksanakan Salat Ashar.

“Saya tidak tahu persis siapa saja yang tertimpa bangunan, soalnya waktu itu saya berada di atas ikut kerja. Anak-anak di musala sedang Salat Ashar, tiba-tiba bangunannya ambruk,” ujar Rizki saat ditemui di Rumah Sakit Siti Hajar, Sidoarjo pada Senin malam. 

Rizki tidak bisa berbicara banyak akibat luka robek di bagian dagu ketika ditemui di Rumah Sakit Siti Hajar, Sidoarjo, Senin (29/9). 

Luka yang dialami santri yang sudah tujuh tahun mondok di kawasan Buduran itu tergolong ringan.

Selain robek di bagian dagu, ia juga menderita luka pada dahi serta pipi kiri.

Tak ada luka cidera, sehingga diperbolehkan istirahat total secara mandiri di rumah.

Di rumah sakit yang sama juga dirawat seorang santri dalam kondisi kritis bernama Furqon, serta puluhan korban luka sedang hingga ringan. 

 Korban Tewas Bertambah Jadi 3 Orang

Update korban tewas akibat runtuhan gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, pada Senin (29/9/2025).

Korban tewas bertambah menjadi tiga orang.

Adapun satu korban meninggal yang dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo, dan dua korban meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo.

“Ada 40 pasien yang ditangani di RSUD Notopuro Sidoarjo."

"Sebagian sudah pulang atau rawat jalan, dan ada 10 yang opname,” kata Dirut RSUD Notopuro Sidoarjo dokter Atok Irawan, Selasa (30/9/2025), dikutip Tribunjatim.com

Dari 10 korban itu, satu korban meninggal dunia.

Ditambah sebelumnya juga ada satu yang meninggal, berarti total ada dua korban meninggal dunia di RSUD Sidoarjo

Selain itu, diungkapkan pula ada beberapa korban yang harus menjalani operasi.

Diantaranya adalah korban yang terpaksa harus diamputasi tangan kirinya akibat peristiwa runtuhnya gedung di kompleks pesantren Al Khoziny tersebut. 

Di sisi lain, upaya evakuasi masih terus berjalan di area pesantren.

Utamanya di bangunan tiga lantai yang runtuh.

Basarnas bersama sejumlah tim gabungan terus beraktivitas di sana. 

Wali santri juga terus berdatangan ke area pesantren.

Memastikan kondisi anaknya yang sedang mondok di pesantren yang berada di Desa/Kecamayan Buduran, Sidoarjo tersebut.  

Area pesantren sekarang steril.

Dipasang pembatas di pertigaan masuk ke dalam gang.

Termasuk media sudah terbatas untuk bisa mendekat ke lokasi kejadian.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved