Polisi Tewas di Lombok Barat
Siapa Mr X, Sosok Misterius Diduga Bantu Briptu Rizka Bopong Jasad Brigadir Esco ke Kebun Belakang
Siapa sosok Mr X yang bantu bopong jasad Brigadir Esco Fasca Rely dari rumah ke kebun belakang.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok Mr X yang bantu bopong jasad Brigadir Esco Fasca Rely, jadi misteri.
Adanya sosok Mr X itu diketahui dari rekonstruksi kematian Brigadir Esco telah digelar di rumah tempat Rizka dan Esco tinggal, Dusun Nyiur Lembang, Desa Lembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/8/2025).
Dalam rekonstruksi itu, polisi menggambarkannya dengan peran pengganti dua orang Mr. X yang membopong jasad korban dari rumah ke kebun belakang.
Adegan selanjutnya yakni Mr. X mengikat leher korban di batang pohon seolah-olah korban mengakhiri hidup padahal meninggal dunia karena dibunuh.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Catur Erwin Setiawan, mengatakan pihaknya masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kematian Brigadir Esco, termasuk dua sosok yang disebut sebagai "Mr X".
"Sementara (tersangka) masih satu, kita lihat perkembangannya nanti bisa bertambah atau tidak. Yang paling krusial masih kami dalami,” ucap Catur saat ditemui di lokasi kejadian, dikutip Tribunlombok.com
Baca juga: Ini Kata Polisi Soal Motif Briptu Rizka di Kematian Brigadir Esco Sang Suami, Keluarga Korban Kecewa

Catur belum mau membeberkan secara detail peran dua sosok laki-laki misterius tersebut.
Diduga, Mr X ini yang membantu Briptu Rizka membawa jenazah Brigadir Esco dari rumah ke kebun belakang rumahnya.
Apalagi saat Briptu Rizkaa menolak untuk melakukan adegan membawa mayat ke kebun.
Ia juga membenarkan bahwa Briptu Rizka menolak memperagakan adegan pembawaan mayat ke kebun belakang rumahnya, yang menjadi tempat ditemukannya jenazah korban.
“Dan penolakan itu haknya tersangka, kami sudah sampaikan kami akan melaksanakan adegan selanjutnya. Kalau yang bersangkutan menolak, itu haknya tersangka,” sebutnya.
Meski demikian, ia menyebut tersangka tetap bersikap kooperatif selama proses rekonstruksi berlangsung.
“Sejauh ini tersangka masih kooperatif. Kalau penemuan (mayat) bukan diperagakan oleh tersangka dan pakai peran pengganti,” katanya.
Rekonstruksi mengikat mayat Esco di pohon dilakukan dua laki-laki yang diduga sebagai Mr X.
Dalam rekonstruksi ini, pihak kepolisian juga menghadirkan tujuh saksi kunci, yang diharapkan dapat membantu mengungkap lebih terang kasus kematian tragis Brigadir Esco.
Cara Briptu Rizka Habisi Suami
Dalam rekonstruksi yang digelar oleh Polres Lombok Barat, diperlihatkan kronologi kekerasan yang dialami korban hingga menyebabkan kematian.
Tersangka diketahui melakukan kekerasan fisik terhadap korban dengan memukul bagian belakang kepala menggunakan benda tumpul. Aksi tersebut terjadi di dalam rumah yang dihuni oleh korban dan tersangka, yang merupakan pasangan suami istri.
Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Heriawan, usai menyaksikan rekonstruksi tertutup versi penyidik di dalam rumah tersangka.
“Reka adegan (di dalam rumah) korban sempat dipukul di bagian kepala oleh Brigadir Rizka,”
ucap Anton saat ditemui di lokasi rekonstruksi, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/9/2025).
Anton juga menyebutkan, tidak hanya bekas luka dari benda tumpul yang diterima korban, namun juga luka sayatan di wajah bagian dahi dan pipi serta telapak tangan bagian kanan korban.
“Kalau luka sayatan di bagian tangan kan itu naluri membela diri, nggak ada orang yang mau mati konyol, maka kami yakini ada tersangka lain yang ikut terlibat,” katanya.
Ia menjelaskan, dalam rekonstruksi versi penyidik, diperagakan sekitar 50 adegan oleh pemeran pengganti. Proses tersebut turut menghadirkan saksi ahli, termasuk dokter forensik dan tim Inafis, untuk menjelaskan mekanisme pembunuhan terhadap Brigadir Esco.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, menolak memberikan keterangan kepada awak media terkait detail rekonstruksi.
Soal Motif
Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB, AKBP Catur Erwin Setiawan, saat ditemui di lokasi rekonstruksi di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, enggan membeberkan motif pembunuhan.
"Mohon maaf, motif masih kami rahasiakan,” ujar AKBP Catur, Senin (29/9/2025) pasca melaksanakan gelar perkara, dikutip Tribunlombok.com
Keluarga korban bahkan mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses hukum yang dianggap tidak transparan.
Ayah almarhum Brigadir Esco, Samsul Herawadi, secara terbuka menyatakan ketidakpuasan atas rekonstruksi yang dilakukan secara tertutup di area rumah korban.
"Kan katanya terbuka tapi kenapa ditutup-tutupi begini, kan kami nggak paham. Kami pada saat rekonstruksi di dalam rumah juga ndak dikasih masuk,” tegas Samsul.
Tak hanya dari sisi kepolisian, Samsul juga menuding keluarga tersangka Brigadir Riska tidak kooperatif dan terkesan menutupi fakta penting yang bisa mengungkap kasus ini secara utuh.
“Kayaknya ada yang disembunyikan juga sama keluarga tersangka. Kalau memang satu arah mengungkap tersangka, kenapa tidak kita kerjasama?” ungkapnya.
Lebih jauh, Samsul mengaku sempat menjadi korban tuduhan.
Ia menyebut bahwa dirinya pernah dituduh sebagai dalang pembunuhan anaknya.
“Sampai-sampai saya dituduh balik bahwa sayalah dalang di balik kematian anak saya. Itu disampaikan lewat media, di podcast terakhir sebelum dia berangkat ke Kalimantan,” pungkasnya.
Pengakuan Briptu Rizka Bantah Bunuh
Sementara disisi lain, Pengakuan Briptu Rizka tersangka kematian suami, Brigadir Esco Fasca Rely, bantah pelaku pembunuhan.
Pengakuan tersebut disampaikan Briptu Rizka kepada pengacaranya, Rosihan Zulby.
Rosihan mengatakan Briptu Rizka membantah dengan tegas dirinya pelaku pembunuhan Brigadir Esco.
"Ibu Rizka mengatakan hal yang sama 'Saya bukan pelaku, bukan orang yang menyuruh orang lain untuk membunuh suami saya, saya tidak tahu soal pembunuhan ini, saya tidak mungkin melakukan hal keji terhadap suami saya' sambil menangis dia," ucap Rosihan dikutip TribunJakarta dari YouTube KoranLombok.
"Kita juga pernah berbicara dari hati ke hati 'Ibu jika merasa ada yang disembunyikan silahkan terbuka' tapi tidak pernah dia katakan, dia selalu konsisten, 'Saya bukan pelaku'," imbuhnya.
Tak cuma itu, Briptu Rizka dan orangtuanya bahkan pernah berani bersumpah di atas Al Quran.
Sambil menangis, Briptu Rizka kembali menegaskan dirinya bukan pembunuh Brigadir Esco.
Sementara orangtuanya bersumpah tidak mengetahui sama sekali soal kematian Brihgadir Esco.
"Pernah juga dia sumpah Al Quran termasuk orangtuanya, saya katakan begini 'Bu Rizka sebagai pengacara, saya manusia, jadi tidak mungkin saya tahu apa yang ibu lakukan, agar tidak menjadi beban saya di akherat, Ibu Rizka berani sumpah enggak di Al Quran?' saat itu dia jawab 'Berani Pak'," kata Rosihan.
"Akhirnya kita jabatan tangan 'Bahwa saya bukan pelaku atau yang menyuruh melakukan' sambil meneteskan air mata," imbuhnya.
Karena jawaban yang konsisten, Rosihan akhirnya menyakini kalau Briptu Rizka bukan pembunuh Brigadir Esco.
Namun Rosihan menegaskan dirinya tetap menghormati keputusan polisi yang menetapkan Briptu Rizka sebagai tersangka.
"Dari sana kami semakin yakin dengan Bu Rizka dia bukan pelaku," ujar Kosihan.
Seperti diketahui, Briptu Rizka ditetapkan sebagai tersangka usai penyidik Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar serangkaian gelar perkara pada Jumat (19/9/2025).
Penetapan tersangka Briptu Rizka Sintiyani akhirnya menjawab pertanyaan publik setelah keluarga dan tim kuasa hukum Brigadir Esco menduga pembunuhan dilakukan oleh orang dekat.
Briptu Rizka Dihadirkan saat Rekontruksi
Rekonstruksi itu digelar di rumah tempat Rizka dan Esco tinggal, Dusun Nyiur Lembang, Desa Lembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/8/2025).
Terlihat Briptu Rizka datang di lokasi sekitar pukul 13.14 WIB.
Tak hanya warga sekitar, ratusan masyarakat dari Desa Bonjeruk, Lombok Tengah kampung halaman Brigadir Esco juga berbondong-bondong hadir menyaksikan jalannya rekonstruksi.
Pantauan di lokasi, warga mulai berdatangan sejak pukul 08.00 Wita. Mereka datang menggunakan truk, pikap, hingga kendaraan pribadi.
Sekira pukul 08.30 Wita, kawasan TKP sudah dipadati masyarakat yang penasaran ingin mengetahui jalannya rekonstruksi kasus yang menewaskan Brigadir Esco.
Suasana sempat tegang saat tersangka, Briptu Rizka yang tak lain adalah istri korban dibawa ke lokasi dengan mobil tahanan.
Tampil mengenakan baju merah dan jilbab cokelat, Rizka langsung menjadi sorotan warga.
Edi Sriawan, warga Bonjeruk yang juga masih memiliki hubungan keluarga dengan almarhum, menyebut hampir seluruh masyarakat Bonjeruk merasa terpanggil untuk hadir.
"Informasinya kan sekarang rekonstruksi, hampir semua masyarakat Bonjeruk kepengen tahu seperti apa kejadian sebenarnya,” ujarnya, dikutip Tribunlombok.com
Edi menambahkan, kehadiran warga Bonjeruk bukan sekadar ingin melihat rekonstruksi, melainkan juga bentuk solidaritas dan dukungan terhadap almarhum Brigadir Esco.
Selain warga Bonjeruk, masyarakat dari wilayah lain juga turut hadir. Husniani, warga Sekotong, mengaku datang khusus karena kasus ini sudah viral di media sosial.
“Saya mengikuti dari sosmed (kasus Brigadir Esco), kasusnya cukup viral, dan kebetulan saya punya keluarga yang kasih tahu kalau ada acara rekonstruksi hari ini, makanya saya datang langsung ke sini,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Brigadir Esco ditemukan tewas di bukit belakang permukiman warga Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu, (24/8/2025),
Kini sang istri, Briptu Rizka ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan kasus kematian suami.
Seperti diketahui, Brigadir Esco ditemukan tewas di bukit belakang permukiman warga Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu, (24/8/2025),
Kini sang istri, Briptu Rizka ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan kasus kematian suami.
Briptu Rizka Sempat Curhat ke Mertua
Sebelumnya, Briptu Rizka sempat curhat pada mertuanya, Samsul.
Menurut Samsul, menantunya itu ada beberapa kali komunikasi setelah pemakaman Brigadir Esco.
"Sempat dia chat setelah pemakaman, Pak mohon maaf belum bisa jenguk makam, mungkin besok pagi. Pagi ditunggu pagi sampai siang belum ada," kata Samsul dikutip dari Youtube Tribun Lombok, Selasa (23/9/2025).
Saat dihubungi lagi oleh mertuanya, Rizka beralasan sore, namun tak kunjung datang.
"Dichat lagi, katanya besok. Besoknya, besok besok lagi, tapi gak ada sampai sekarang," kata Samsul.
Kepada Samsul, Briptu Rizka juga sempat meminta tolong melalui chat.
"Pernah dia bilang saya 'gak bisa ke sana bawa cucu, jengukin makam, karena saya diperiksa, saya bingung muaranya orang-orang, penyidik tuduhannya ke saya. Bagaimana ini pak?'," kata Samsul menirukan ucapan Rizka.
Belum menaruh rasa curiga, Samsul pun meminta agar menantunya itu jujur.
"Saya bilang, kenapa pusing? Jawab jujur, iya iya tidak tidak," ujarnya.
Bahkan ia pun meminta Rizka untuk bicara saja padanya jika memang ia pelakunya.
"Kalau iya pelakunya jujur saja, atau ke sani (bilang). Dia memohon ke saya, saya suruh bilang jujur," katanya lagi.
Kemudian setelah itu, ibu Rizka juga sempat menghubungi Samsul.
Besannya itu meminta Samsul datang ke sana untuk menjenguk cucunya.
Briptu Rizka tak pernah datang ke acara tahlilan almarhum.
Sementara, ibunda Rizka juga mengatakan kalau anaknya jadi tertuduh.
"Ibunya nelepon katanya saya disuruh ke sana. Dia bilang semua menuduh Rizka. Kenapa menunjuk ke saya muara penyelesaian," kata Samsul lagi.
Sebelumnya, jasad Brigadir Esco pertama kali ditemukan oleh mertua sekaligus ayah dari Briptu Rizka, Dalem Amaq Siun di pekarangan belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat pada 24 Agustus 2025 lalu.
Adapun Siun menemukan jasad menantunya itu ketika tengah mencari ayamnya yang hilang.
Ketika ditemukan, jasad Brigadir Esco dalam kondisi leher terjerat tali, muka rusak, badan membengkak, dan dikerumuni lalat.
Setelah itu, Amaq Siun melaporkan penemuannya itu ke kepala dusun dan akhirnya diteruskan ke Polsek Lembar.
Kemudian, polisi langsung tiba di lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Berdasarkan hasil olah TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti seperti satu buah kunci sepeda motor Honda Scoopy, sepasang sandal jepit berwarna putih, dan satu unit telepon genggam.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Polisi Tewas di Lombok Barat
Lombok Barat
Briptu Rizka Sintiani
Brigadir Esco Faska Rely
Meaningful
Ini Kata Polisi Soal Motif Briptu Rizka di Kematian Brigadir Esco Sang Suami, Keluarga Korban Kecewa |
![]() |
---|
'Saya Tidak Membunuh Suami', Tangis Briptu Rizka Soal Kematian Brigadir Esco, Sumpah Alquran |
![]() |
---|
Ini Cara Sadis Briptu Riska Bunuh Suaminya Brigadir Esco, Diduga Ada Tersangka Lain Terlibat |
![]() |
---|
Pemeran Pengganti di Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir Esco, Keluarga Merasa Ada yang Disembunyikan |
![]() |
---|
Tampang Briptu Rizka Muncul saat Rekonstruksi Kematian Brigadir Esco Sang Suami, Warga Padati TKP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.