Seputar Islam
20 Prinsip Mencari Rezeki dalam Islam, Minta Hanya kepada-Nya, Jangan Malas, Halal dan Bersedekah
Prinsip rezeki dalam Islam maksudnya adalah hal-hal yang mendasar tentang segala sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang dalam pandangan islam
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Prinsip secara bahasa artinya adalah hal-hal yang mendasar atau pokok-pokok penting.
Sedangkan rezeki artinya adalah pemberian segala sesuatu yang diberikan oleh Tuhan untuk menunjang kehidupan.
Baik yang bersifat materi (seperti harta, makanan, dan rumah) maupun non-materi (seperti kesehatan, keimanan, ilmu, dan kebahagiaan.
Simak artikel-artikel Seputar Islam lainnya, di sini.
Prinsip rezeki dalam Islam maksudnya adalah hal-hal yang mendasar tentang segala sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang ditinjau dari sudut pandang agama Islam
Berikut ini adalah sedikitnya 20 prinsip mencari rezeki dalam Islam, sebagai usaha sekaligus motivasi dalam kita meraih karunia Allah. Sumber tulisan dari Yulian Purnama (Prinsip Mencari Rezeki) di laman https://fawaidkangaswad.id/ dan sumber lainnya.
Prinsip 1 : Mintalah rezeki semata-mata hanya kepada Allah
Allah Ta’ala berfirman,
Surat Az-Zariyat Ayat 58
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
Arab-Latin: Innallāha huwar-razzāqu żul-quwwatil-matīn
Artinya: Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
Prinsip 2 : Jangan malas mencari rezeki
Setiap orang terlebih laki-laki dan sudah berkeluarga, harus semangat mencari nafkah. Tidak boleh malas-malasan dan tidak bekerja.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan,
لمعي ل نولوقيف هلمع نع لأسأف ينبعجعيف باشلا ىرأ
ينيع نم طقسيف
Artinya:
Aku melihat seorang pemuda, ia membuatku kagum. Lalu aku bertanya kepada orang-orang mengenai pekerjaannya. Mereka mengatakan bahwa ia tidak bekerja. Seketika itu pemuda tersebut jatuh martabatnya di mataku” (HR. Sa'id bin Manshur dalam Sunan-nya).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji para lelaki yang giat bekerja mencari nafkah untuk keluarga.
Beliau bersabda,
هدي نم لجرلا بسك بيطأ نإ
“Pendapatan yang terbaik dari seseorang adalah hasil jerih payah tangannya” (HR. Ibnu Majah no.2138, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 1685).
Prinsip 3 : Berusahalah walaupun usaha itu kecil
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Jika salah seorang di antara kalian pergi di pagi hari lalumencari kayu bakar yang di panggul di punggungnya (lalu menjualnya), kemudian bersedekah dengan hasilnya dan merasa cukup dari apa yang ada di tangan orang lain, maka itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi ataupun tidak, karena tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan mulailah dengan menafkahi orang yang engkau tanggung”
(HR. Bukhari no. 2075, Muslim no. 1042)
Prinsip 4 : Jangan khawatirkan rezeki esok hari
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: yang artiny":
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan gunakanlah cara yang indah dalam mencari rezeki. Karena
tidak ada jiwa yang mati kecuali sudah terpenuhi jatah rezekinya, walaupun (terkadang) rezeki tersebut lambat
sampai kepadanya. Maka gunakanlah cara yang indah dalam mencari rezeki. Ambilah yang halal-halal dan
tinggalkan yang haram-haram” (HR. Ibnu Majah no. 1756, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Rezeki merupakan bagian dari takdir yang pasti akan sampai kepada setiap hamba, yang sudah Allah tetapkan
50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi.
Prinsip 5 : Jangan mencari rezeki dengan cara haram
Mencari rezeki tidak boleh dari jalan yang haram. Baik haram pada dzatnya maupun haram pada cara
mendapatkannya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah“ (QS. Al Baqarah: 41).
Maksud ayat ini adalah, jangan melakukan pelanggaran terhadap agama demi mendapatkan keuntungan dunia.
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:
“Maksudnya, jangan menukar keimanan terhadap ayat ayatku dan keimanan kepada Rasul-Ku dengan dunia dan syahwatnya, karena dunia itu hal yang kecil (remeh)” (Tafsir Ibnu Katsir).
Prinsip 6 : Tinggalkan yang syubhat
Syubhat dalam istilah syar'i adalah perkara yang samar, tidak diketahui apakah halal hukumnya ataukah haram,
apakah kebenaran ataukah kebatilan?”.
Dan seorang Muslim, selain diperintahkan untuk menjauhkan diri dari yang haram dalam mencari rezeki, juga
diperintahkan untuk menjauhkan diri dari yang syubhat.
Prinsip 7 : Rezeki adalah sarana untuk mencari akhirat
Firman Allah yang artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak
menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS. Adz
Dzariyat: 56 – 58).
Prinsip 8 : Syukuri walaupun sedikit
Minimalnya ada tiga alasan mengapa kita harus bersyukur andaikan rezeki yang Allah takdirkan kepda kita
sedikit.
Pertama:
Karena sebenarnya rezeki yang Allah berikan kepada kita itu tidak sedikit. Bahkan saking banyaknya, kita tidak
bisa menghitungnya.
Allah Ta'ala berfirman yang artinya:
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS. Ibrahim : 34)
Maka sudah selayaknya kita bersyukur atas nikmat yang banyak tersebut. Rezeki terkadang nampak sedikit dalam pandangan kita karena lalainya kita dalam merenungi nikmat Allah dan juga gelapnya mata kita oleh hawa nafsu dan cinta dunia.
Kedua:
Orang yang kurang bersyukur terhadap nikmat yang sedikit pun ia tidak akan bersyukur dengan nikmat yang
banyak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak” (HR. Ahmad no.
18449, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.3014).
Sehingga, orang yang tidak bersyukur dengan nikmat yang sedikit akan terus merasakan sempit hati, betapa pun besarnya nikmat yang ia dapatkan.
Ketiga:
Bersyukur dengan nikmat yang sedikit akan membuat hati kita lapang. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk
melihat kepada orang yang di bawah kita, bukan kepada orang yang berada di atas kita. Agar kita senantiasa
mensyukuri rezeki walaupun sedikit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan
lihat orang yang berada di atas kamu, karena dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu” (HR. Muslim no.2963).
Prinsip 9 : Optimalkan usaha, minimalkan waktu
Jangan sampai semua waktu dihabiskan untuk bekerja mencari harta dunia. Luangkan lebih banyak waktu untuk akhirat anda. Sebisa mungkin waktu untuk mencari harta itu sesedikit mungkin, namun dalam waktu yang sedikit itu upayakan bekerja seoptimal mungkin.
Dari Jabir bin
Abdillah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan carilah rezeki secara mujmal (sederhana). Karena tidak ada jiwa yang mati kecuali sudah terpenuhi jatah rezekinya, walaupun (terkadang) rezeki tersebut lambat sampai
kepadanya. Maka gunakanlah cara yang indah dalam mencari rezeki. Ambilah yang halal-halal dan tinggalkan
yang haram-haram” (HR. Ibnu Majah no. 1756, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Prinsip 10 : Jangan sampai mengorbankan agama
Mencari rezeki jangan sampai mengorbankan agama. Karena harta dunia itu remeh dan rendah, tidak layak kita mengorbankan akhirat demi mencarinya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan
harga yang rendah.” (QS. al-Baqarah: 41)
Maksud ayat ini adalah, jangan melakukan pelanggaran terhadap agama demi mencari dunia.
Prinsip 11 : Rezeki tidak hanya berupa harta benda
Rezeki atau ar-rizqu secara bahasa Arab artinya pemberian. Secara bahasa saja, rezeki tidak identik dengan
uang atau harta. Dalam kitab Lisanul Arab disebutkan rezeki ada dua macam: rezeki lahiriah seperti makanan
pokok, dan rezeki batiniah untuk hati dan jiwa, seperti pengetahuan dan ilmu”.
Oleh karena itu Allah Ta'ala berfirman:
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (QS. Hud:
ayat 6). Padahal binatang tidak butuh kepada harta dan uang. Namun Allah sebutkan bahwa mereka pun mendapatkan rezeki.
Prinsip 12 : Senantiasa bersedekah
Hendaknya barengi usaha kita untuk menjemput rezeki dengan merutinkan sedekah. Karena sedekah akan menutupi kekurangan-kekurangan kita dalam mencari rezeki.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اوبوشف عيبعلا نارضحي مثلاو ناطيشلا نإ راجتلا رشعم اي
ةقدصلاب مكعيب
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa hadir dalam jual-beli. Maka campurkanlah jual-belimu dengan banyak sedekah” (HR. At Tirmidzi 1208, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”).
Prinsip 13 : Rutinkan amalan pembuka pintu rezeki
Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan:
“Ada empat kunci yang menjadi sebab datangnya rezeki: Shalat malam, banyak istighfar di waktu sahur (sepertiga malam akhir), banyak bersedekah, banyak berdzikir di awal siang dan akhir siang” (Dinukil dari kitab Al Hadyu An Nabawi fil Fadhail Wal Adab).
Prinsip 14 : Rezeki melimpah juga ujian
Banyak orang yang memiliki rupa yang menawan, harta yang banyak atau kedudukan, atau
kekuasaan di dunia, ketakwaan di hatinya hancur-lebur. Dan orang yang tidak memiliki hal-hal tersebut sedikit pun, hatinya dipenuhi oleh ketakwaan, lalu ia pun lebih mulia di sisi Allah Ta'ala. Seperti inilah fakta yang sering terjadi" (Jami al-Ulum wal-Hikam, hal. 334).
Maka, tidak perlu memusingkan mengapa si Fulan kaya raya sedang anda tidak kaya raya. Karena masing-masing bagi si kaya dan bagi si miskin ada ujiannya. Yang penting, baik miskin atau kaya, bagaimana caranya agar nikmat yang telah Allah berikan digunakan untuk mencari bekal akhirat.
Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan
harta kalian. Namun Allah melihat hati kalian dan amalan
kalian" (HR. Muslim no. 4651)
Prinsip 15 : Kemiskinan bukan hukuman atau kehinaan
Maka demikian juga, kemiskinan bukanlah patokan kehinaan. Orang yang miskin belum tentu hina.
Bahkan mereka adalah orang-orang mulia jika bertakwa.
Tidak sedikit dalil-dalil Al Qur'an dan As Sunnah yang menyebutkan keutamaan orang-orang miskin.
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi
Wasallam bersabda:
"Aku pernah berdiri di depan pintu surga, dan aku melihat mayoritas penduduknya adalah orang-orang miskin. Ketika itu penduduk surga dari kalangan orang-orang kaya masih tertahan (masih dihisab). Kecuali orang-orang yang dimasukan ke neraka, yang mereka diperintahkan untuk masuk neraka. Dan aku pernah berdiri di depan pintu neraka, dan aku lihat kebanyakan penduduknya adalah wanita" (HR. Bukhari no.5196, Muslim no.2736).
Bahkan orang-orang miskin masuk ke dalam surga lebih dahulu daripada orang-orang kaya. Dari Abu Hurairah
radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
bersabda: "Orang fakir akan masuk surga 500 tahun lebih dahulu daripada orang kaya" (HR. Ahmad no.14476, dishahihkan Syu'aib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad).
Orang-orang miskin yang bertakwa kepada Allah, mereka dijanjikan surga dan doa-doanya cepat dikabulkan
oleh Allah ta'ala. Dari Haritsah bin Wahb radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang ahli surga?” Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Orang-orang yang lemah dan diremehkan. Andaikan orang ini bersumpah atas nama Allah dalam doanya, pasti Allah kabulkan.” (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Prinsip 16 : Semakin kamu hemat uang justru makin seret
Maksudnya, janganlah kikir atau pelit hanya karena ingin menabung atau berhemat. Jadilah orang yang peduli dan selalu memberi pertolongan baik dengan harta, pikiran maupun tenaga.
Prinsip 17 : Jangan pelit sama diri sendiri dan juga kepada orang lain
Ini sama prinsipnya dengan jangan kikir dan pelit kepada diri sendiri dan orang lain. Ingatlah kebaikan yang kamu kerjakan sesungguhnya adalah untuk dirimu sendiri.
Prinsip 18 : hati yang ikhlas dan bahagia adalah magnet uang yang alami
Ikhlas dan ridho dengan segala ketetapan Allah, adalah kebahagiaan dan magnet tersendiri bagi rezeki anda.
Prinsip 19: Sedekah tidak bikin miskin tapi bikin rezeki lancar
Sedekah akan mendatangkan keberkahan dalam rezeki yang kita dapatkan. Bisa jadi rezeki yang didapatkan
hanya sedikit namun memberikan manfaat dan kebaikan yang banyak. Itulah keberkahan.
Prinsip 20: Memaafkan orang lain membersihkan jalur rezeki
Memaafkan adalah sifat yang terpuji, bahkan salah satu ciri orang yang bertakwa seperti difirmankan Allah dalam Surat Ali Imran ayat 133-134. Maka jangan segan untuk memaafkan, karena dengan memaafkan hati akan ikhlas dan kebaikan kebaikan akan terus mengalir.
Demikian 20 Prinsip Mencari Rezeki dalam Islam, Minta Hanya kepada-Nya, Jangan Malas, Halal dan Bersedekah. Semoga bermanfaat. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Ayat Inni Tubtu Ilaika Wa Inni Minal Muslimin, Keutamaan Taubat dan Berbakti kepada Orang Tua
Baca juga: Sholawat Malam Jumat Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Muhammad Wassalim Taslima
Baca juga: Nasihat untuk Anda yang Telah Memasuki Usia 40 Tahun, Lengkap Dalil dan Bacaan Doanya
Baca juga: 3 Surah dalam Alquran Mudah Dihapal dan Diamalkan Minta Perlindungan dari Kegalauan Bisikan Setan
Prinsip Mencari Rezeki dalam Islam
20 Prinsip Mencari Rezeki dalam Islam
Dalil mencari rezeki yang halal
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
| Nasihat untuk Anda yang Telah Memasuki Usia 40 Tahun, Lengkap Dalil dan Bacaan Doanya |
|
|---|
| Doa Belajar dan Sesudah Belajar Beserta Artinya, Teks Arab dan Latin Lengkap |
|
|---|
| 3 Surah dalam Alquran Mudah Dihapal dan Diamalkan Minta Perlindungan dari Kegalauan Bisikan Setan |
|
|---|
| Amalan Surat Yusuf ketika Sedih karena Masalah Rumah Tangga, Nasihat Ustadz Adi Hidayat |
|
|---|
| Kisah Sekelompok Pemuda dalam Alquran Surat Al Kahfi dan Hikmahnya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.