Sumpah Pemuda

KUMPULAN Puisi Hari Sumpah Pemuda 2025 yang Penuh Haru dan Bikin Nangis untuk Referensi

1. Tanah Airku yang Indah: Di bumi pertiwi yang berwarna-warni, Sumpah pemuda terucap dengan gagah, Generasi muda bersatu dalam semangat, Untuk mengu

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI PERAYAAN SUMPAH PEMUDA - Inilah KUMPULAN Puisi Hari Sumpah Pemuda 2025 yang Penuh Haru dan Bikin Nangis untuk Referensi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Peringatan Hari Sumpah Pemuda jatuh pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya, dimana tahun ini bertepatan dengan hari Rabu (28/10/2025).

Membagikan ucapan dalam bentuk puisi bisa menjadi pilihan sederhana untuk turut memeriahkan Hari Sumpah Pemuda.

Berikut adalah kumpulan Puisi Hari Sumpah Pemuda 2025 yang penuh haru dan bikin nangis sebagai referensi.

========

Kumpulan Puisi Hari Sumpah Pemuda 2025

1. Tanah Airku yang Indah

Di bumi pertiwi yang berwarna-warni,
Sumpah pemuda terucap dengan gagah,
Generasi muda bersatu dalam semangat,
Untuk mengukir sejarah, tanpa ragu dan tawa.

Di tahun dua belas Oktober yang agung,
Di Indonesia bangsa yang besar dan teguh,
Kita bersumpah dengan hati yang tulus,
Mempertahankan budaya, bahasa, dan bumi yang subur.

Kita adalah pemuda, bersemangat, dan merdeka,
Tak kenal ras, agama, suku, dan bangsa,
Bersama-sama kita bina persatuan,
Membangun negeri, memimpin masa depan.

Sumpah pemuda oh begitu suci,
Mengalir di dalam jiwa, menyala sejati,
Kita jadikan cinta tanah air sebagai panji,
Bersatu kita teguh, Indonesia abadi.

Sumpah pemuda pesan yang abadi,
Kita peluk erat dalam hati kami,
Bersama kita bawa Indonesia maju,
Menuju masa depan yang penuh harapan yang serba baru.

2. Bersatu untuk Indonesia Raya

Di saat itulah di tahun yang jaya,
Sumpah pemuda bersinar terang dalam cahaya
Kami, pemuda-pemudi dengan tekad bersatu,
Mengibarkan panji merah putih, cita-cita yang suci.

Dalam keberagaman kami mencari persatuan,
Berlindung di bawah bendera Merah Putih yang berkibar,
Kami berjanji memelihara bangsa dan budaya,
Mengibarkan panji kebanggaan, semangat yang tak terkalahkan.

Bhinneka Tunggal Ika, semboyan yang agung,
Kami yakini, dalam perbedaan kita akan kuat,
Menghormati hak asasi, menghargai keragaman,
Menciptakan Indonesia yang sejahtera, tanpa ada peperangan.

Sumpah pemuda, oh janji mulia,
Kami turut memikul, tugas yang berat,
Mengembangkan ilmu, memajukan tanah air,
Mengukir sejarah, dengan semangat yang tiada tara.Kaos Sumpah Pemuda

Di bawah langit biru di tanah yang subur,
Kami bersumpah untuk mencapai cita-cita yang luhur,
Membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera,
Bersatu untuk Indonesia Raya, cita-cita abadi kita.

3. Sumpah Pemuda, Nadi Bangsa

Pada 28 Oktober yang bersejarah,
Sumpah pemuda terlantun dengan gagah,
Deklarasi pemuda, tekad yang suci,
Untuk bangsa Indonesia, persatuan yang tulusi.

Di bawah langit biru,
Merah Putih berkibar,
Kami generasi muda, berdiri bersama,
Tak peduli dari mana, suku atau daerah,
Kita adalah satu, bersatu dalam cinta tanah air.

Bhinneka Tunggal Ika, semboyan agung,
Mengajar kita arti keberagaman yang sungguh,
Kami berjanji, menjaga persatuan kita abadi,
Sumpah pemuda, menjadi nadi bangsa yang bersemangat.

Pendidikan dan budaya kita jaga dengan cermat,
Majukan ilmu pengetahuan, terangi masa depan,
Sumpah pemuda, tuntun langkah kami dengan tulus,
Menuju Indonesia yang makmur, damai, dan sejahtera.

Di dalam hati kami, sumpah itu menyala,
Dalam setiap langkah dan cita-cita yang terluka,
Kami bawa harapan, kami bawa perubahan,
Sumpah pemuda, menjadi pedoman dan motivasi.

Indonesia, negeri yang subur dan indah,
Kami berjanji selalu berjuang tanpa ragu,
Sumpah pemuda, dalam setiap langkah dan kata,
Kami cinta padamu, oh tanah air tercinta

4. Semangat Itu Hanya Nostalgia

Puluhan tahun lalu api itu menyala
menjalar ke berbagai pelosok negeri

melahap tiran orang-orang dari negeri kincir itu,

menciptakan cahaya penuh harap. abadi

Sorak sorai kala itu
menggema
meneriakkan persatuan
melahirkan kemerdekaan

“kita semua bersatu!”

ujar seorang pemuda, berdiri tegak
di ruangan tua yang usang

Kini, ribuan purnama berlalu
semangat yang menyala itu tinggal cerita
serupa nostalgia memanjakan sanubari
hanya terpatri di baliho usang
di dinding-dinding rumah yang tergusur
di kampus-kampus yang kosong

Semangat itu
kini hanya nostalgia
Pada Sebuah Dinding

“Di dinding ini, dulu aku menulis Indonesia Merdeka!”

ujar kakek di suatu sore
di bawah langit abu-abu. hujan baru saja reda.

Aku duduk di kursi rotan yang reyot
memandang kakek, mataku berbinar
“Kawanku sudah lama mati. kena diabetes.

tapi aku rasa dia lebih beruntung karena mati.
sialnya, aku masih hidup.
dan menyaksikan keterpurukan ini
orang-orang mati dibunuh penguasa.

sekarang, siapa yang kita lawan, cucuku?
kita melawan bangsa sendiri yang serakah
menindas yang lemah dan miskin
mengambil yang bukan haknya.
aku muak, cucuku.

rasanya aku ingin kembali ke masa lalu
menghapus kata “merdeka” yang pernah aku tulis
atau aku ingin mati di medan pertempuran
rasanya itu lebih berarti bagiku”

Tatapan kakek kosong
memandang pepohonan yang basah

Hujan kembali turun.
kulihat, ada tetesan hujan di mata kakek

Pemuda di Aspal Merah
Puluhan tahun lalu
sekelompok pemuda berkumpul
merumuskan bait-bait emas
bait persatuan

Membidani kemerdekaan
Layaknya api yang membakar kayu
semua itu akan padam
menyisakan arang

Puluhan tahun berlalu,
ada peristiwa
seorang pemuda digilas baja
tubuhnya remuk
serupa harapan

Namanya dikenang jutaan orang
tapi tuan-tuan penguasa hanya sibuk dengan uang
jabatan bagi mereka lebih penting dari nyawa
apa guna semua ini, tuan?
jika keserakahan lebih penting
maka tak usah membual

****

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved