Arti Kata Bahasa Arab

Arti Ayat Wailul Lil Muthaffifin, Celakalah Orang yang Curang dalam Menakar dan Menimbang

Hendaknya setiap orang dalam menakar dan menimbang harus sempurna tidak boleh dikurangi dari ukuran seharusnya.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribunsumsel.com
ARTI AYAT -- Ilustrasi Surat Al Mutaffifin, ayat Wailul Lil Muthaffifin, Celakalah Orang yang Curang dalam Menakar dan Menimbang. 

Dalam ayat ini Allah mencela orang jika membeli dia ingin timbangannya sempurna, tetapi jika menjual dia mengurangi timbangannya. Jadi apa yang berkaitan dengan hak dia, dia tuntut.

Tetapi kalau berkaitan dengan hak orang lain dia anggap remeh. Sehingga setiap orang yang hanya ingin haknya dipenuhi sementara hak orang lain tidak diperdulikannya maka dia termasuk dalam ayat ini.

Sampaipun dalam permasalahan keluarga, seorang suami yang selalu menuntut istrinya agar menjadi istri yang shalihah, taat kepadanya, tidak boleh membantah.

Tetapi berkaitan dengan hak istri dia lalai. Dia tidak pernah membantu istrinya mengurus rumah, tidak pernah membantu istrinya mencuci pakaian dan memasak, tidak ada waktu untuk istrinya, istrinya butuh belaian dan sentuhan suaminya tetapi tidak pernah diperdulikannya.

Sesungguhnya ini termasuk perbuatan yang dicela sebagaimana ayat ini, hak dia ingin dipenuhi tetapi hak orang lain tidak dia  penuhi.

Demikian juga sebaliknya bisa jadi pemerintah selalu menuntut hak kepada rakyat dengan mewajibkan mereka untuk membayar ini dan itu, akan tetapi hak-hak dan kesejahteraan rakyat tidak mereka penuhi.


Orang-orang yang gemar berbohong, berbuat curang, akan menerima azab yang sangat pedih. Kelak di alam kubur, mereka akan merobek-robek mulutnya sendiri sampai hari Kiamat tiba. Orang yang terbiasa berbicara bohong dan dusta serta berbuat curang itu memiliki penyakit hati.

Jika kebiasaan buruk ini tidak dihentikan, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan balasan yang sangat pedih.

Salah satu tujuan berbohong untuk melancarkan siasat atau strategi. Kadang kala, bohong dianggap sebagai kebiasaan yang sepele. Padahal jika kebiasaan bohong dilakukan secara terus-menerus, apalagi jika tanpa disertai dengan ilmu, niscaya ucapan orang tadi akan selalu bohong dalam hal apa pun.

Salah satu peristiwa buruk yang dialami manusia di alam kubur adalah mulutnya dirobek- robek hingga hancur berantakan, kemudian dikembalikan lagi seperti semula, lalu dirobek-robek lagi, begitu seterusnya hingga hari kiamat tiba.

Ini adalah balasan yang akan diterima oleh orang- orang yang gemar berbohong berbuat curang. Sewaktu bertanya kepada Jibril dan Mikail, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat”. Kedua malaikat menjawab, “Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari Kiamat.” (HR. Bukhari)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang- orang pendusta.” (QS. An-Nahl : 105)

Berikut Bacaan Surat Al Mutaffifin selengkapnya ayat 1-36

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved