Hari Kesaktian Pancasila

Konsep Penerapan Nilai-nilai Pancasila untuk Anak Tingkat Dasar, Baik di Rumah Maupun di Sekolah

Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang digali dari nilai-nilai budaya, adat, dan kepribadian bangsa Indonesia.

Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
KONSEP PENERAPAN -- Foto Penulis Vixkri Mubaroq, penulis opini Konsep Penerapan Nilai-nilai Pancasila untuk Anak Tingkat Dasar. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pancasila merupakan lambang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. sebagai dasar negara yang menjadi hasil kesepakatan para pendiri bangsa, yang terdapat pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.

Secara sejarah Pancasila merupakan hasil dari sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang disampaikan oleh Ir. Soekarno.

Menurutnya Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang digali dari nilai-nilai budaya, adat, dan kepribadian bangsa Indonesia.

Artinya Pancasila merupakan isi jiwa bangsa Indonesia, yang tertanam sejak ratusan tahun yang lalu sebelum kemerdekaan. Nilai-nilai Pancasila  sudah hidup dalam masyarakat Indonesia sejak zaman nenek moyang, seperti gotong royong, musyawarah, religiusitas, dan persatuan. Nilai-nilai tersebut kemudian digali kembali oleh para pendiri bangsa dan dirumuskan menjadi dasar negara.

 Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki dasar ketuhanan yang maha esa, dengan menghormati nilai kemanusiaan adil dan beradab, untuk menjunjung komitmen persatuan Indonesia, melalui mekanisme demokratis berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan, bertujuan untuk membentuk sebuah negara yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu Pancasila merupakan hukum tertinggi dan sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara yang tidak bisa diganggu gugat, pihak manapun, atau diganti dengan ideologi apapun sebagaimana yang telah ditetapkan pada 1 Oktober sebagai hari kesaktian Pancasila. 

 Pancasila bukan hanya sebuah ideologi yang selalu diperingati setiap tahun nya atau hanya dihafal oleh setiap anak Indonesia, melainkan lebih dari itu semua. Perlunya untuk memaknai Pancasila lebih luas lagi, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara mendalam di kehidupan sehari-hari, agar Pancasila menjadi karakter yang melekat pada diri pribadi bagi setiap warga negara Indonesia. 

 Nilai –nilai Pancasila harus  tertanam dengan sebaik-baiknya  untuk warga negara Indoneisa terutama untuk generasi muda.  Agar tertanam dengan baik maka, nilai-nilai Pancasila perlu diterapkan sejak dini, atau sejak usia anak-anak, agar generasi muda memiliki karakter Pancasila yang kokoh. Sebagaimana dikutip dari laman sahabatkeluarga kemdikbud, Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia tentu harus tertanam betul dalam hati setiap warga negara. Nilai-nilai luhurnya menjadi pondasi dalam diri setiap anak agar kelak ketika anak itu dewasa memiliki karakter kebangsaan.

Konsep Penerapan Nilai-nilai Pancasila untuk Anak
 Untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila secara mendalam pada anak-anak tentunya butuh konsep sesuai dengan zaman yang sedang berlangsung, generasi sekarang adalah generasi alfa, generasi yang tumbuh di era teknologi pendidikan, akrab dengan gadget, media sosial, dan kecerdasan buatan.

Belajar dan bermain lebih banyak melalui game online, dan animasi, terbiasa dengan perangkat atau aplikasi. Konsep yang dibutuhkan oleh orang tua dirumah adalah memanfaatkan teknologi untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila pada anak dengan cara kreatif dan edukatif.


Ada beberapa contoh kehidupan sehari-hari dalam menerapkan kelima dasar nilai Pancasila pada anak-anak dengan memanfaatkan teknologi.

Konsep Penerapan Nilai-nilai Pancasila di Rumah

 Sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa, artinya:

Orang tua mengajak dan membiasakan anak beribadah bersama ditempat ibadah, dan juga berdoa disetiap aktivitas yang akan dilakukan, dengan cara menggunakan aplikasi doa, cerita agama interaktif, atau menonton konten edukasi agama.


 Sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab

Orang tua bisa menyampaikan kepada anak untuk bersikap menghormati orang tua, saling tolong menolong, saling membantu dalam keluarga, misalnya membantu orang tua dirumah, dengan cara mengenalkan game edukasi yang menanamkan empati, sopan santun, toleransi.


 Sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia,

Orangtua mengajak anak untuk bersilaturahim dengan keluarga dari ayah dan dari ibu, dan silaturahmi dengan tetangga, agar sang anak saling mengenal dalam keluarga dan lingkungan rumahnya, dan mengenalkan aplikasi belajar Bahasa daerah, atau lagu-lagu daerah, dan film animasi tentang kebhinekaan.

Sila keempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan

Orangtua dapat  menerapkan sila keempat ini adalah dengan sering mengajak anak untuk berdialog dan berdiskusi dan memberikan kesempatan serta kebebasan kepada anak tentang keinginannya cita-citanya dan kreatifitasnya dalam belajar, seperti menggunakan aplikasi voting sederhana dan melatih anak diskusi untuk belajar diforum belajar online.


 Sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Orangtua dapat menerapkan sila kelima ini adalah kita membiasakan diri untuk selalu bersikap adil untuk kesejahteraan, seperti mengenalkan game simulasi berbagi, dan memberi akses anak untuk aplikasi belajar online gratis.

 Konsep penerapan nilai Pancasila dapat direalisasikan dengan teori pendekatan pertukaran nilai. Teori yang dikembangkan oleh George C. Homans dan Peter Blau, teori pertukaran nilai adalah teori yang membahas hubungan sosial dengan melihat interaksi manusia sebagai proses tukar menukar sesuatu yang bernilai.

Dalam konteks pendekatan penerapan nilai-nilai Pancasila pada anak-anak dapat diartikan sebagai perhatian, kasih sayang, penghargaan, karena anak-anak biasanya lebih mudah belajar melalui interaksi timbal balik yang nyata.

Contoh Konsep Penerapan Nilai-nilai Pancasila di Sekolah

Pada intinya penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah ssama seperti di rumah, hanya saja ditambahkan pembelajaran sebagai berikut:

Sila pertama anak diajak beribadah (sholat, membaca doa), maka guru memberikan pujian atau hadiah

Sila Kedua  Anak menolong temannya maka guru memberikan ucapan terima kasih

Sila ketiga, Anak diajak membuat peta Indonesia, maka hasil karyanya dipajang dikelas oleh guru

Sila keempat anak diajak untuk memilih ketua kelas, maka keputusan anak dikelas dihormati oleh guru,

Sila kelima Guru membagi makanan secara merata atau adil maka anak-anak menerima dan belajar tentang semua memiliki hak yang sama.

 Pendekatan pertukaran nilai untuk penerapan nilai-nilai Pancasila tidak hanya pada pembelajaran di kelas saja, namun dapat direalisasikan pada kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan hari besar nasional, hari besar agama.

Inti dari prinsip teori pertukaran nilai yaitu ada imbalan timbal balik, dan penghargaan, bisa membuat anak lebih cepat memahami dan membiasakan diri dengan sikap sesuai Pancasila. Oleh karena itu dibutuhkan keteladanan secara terus menerus oleh orang tua dirumah dan guru disekolah, agar anak-anak terbiasa dan berprinsip pada nilai-nilai Pancasila.  (Penulis: Vixkri Mubaroq/
Guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Mulia Palembang)

Baca juga: Contoh Naskah Doa Upacara Hari Kesaktian Pancasila ke-60 Diperingati 1 Oktober 2025

Kumpulan Naskah Teks Doa Momen Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Baca juga: Kumpulan Naskah Teks Doa Momen Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Baca juga: Keselarasan Sila-sila Pancasila dengan Ajaran Islam, Refleksi Hari Kesaktian Pancasila

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved