Seputar Islam
2 Teks Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi dan Hikmah Menjaga Persatuan dan Persaudaraan
Rasulullah tentu menginginkan umatnya berada di jalan lurus, jalan yang diridhai Allah dengan selalu mempedomani Alquran dan hadits
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Berikut adalah dua contoh teks khutbah Jumat dengan Tema Maulid Nabi serta Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, menuju negeri yang aman, damai, makmur dan sentosa.
Contoh Teks Khutbah Jumat Maulid Nabi (1)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ باِلْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِـيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كـَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ اْلقُدُّوْسُ السَّلاَمُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١
أَمَّا بَعْدُ،
اُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ كَمَا جَاءَ فِيْ قُوْلِهِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الَّهَ حَقَّ تُقَاتِه ِِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Sebagai hamba Allah yang baik, tentunya mengawali khutbah ini, marilah kita tetap bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua ibu bapak kita masing-masing. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada seluruh para nabi dan rosul Allah, bil khusus nabi Muhammad Saw.
Jamaah sidang Jum’at yang dimuliakan Allah,
Marilah kita tingkatkan takwa kita dengan sebenar-benar takwa, yaitu senantiasa tetap segera mohon ampun, bersedekah baik ketika lapang maupun sempit, selalu menahan amarah, senantiasa memaafkan kesalahan orang dan gemar berbuat kebaikan.
Dalam kesempatan ini, khotib akan membacakan khutbah yang berjudul Memaknai Maulid Nabi dan Pentingnya Menjaga Persatuan dan Persaudaraan
Jamaah sidang Jum’at yang dimuliakan Allah,
Maulid Nabi Muhammad SAW selalu kita peringati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Setiap tahun kita bisa dibilang tidak pernah alpa untuk memperingatinya.
Tapi apakah kita paham apa hikmah terbesar dalam peringatan Maulid Nabi? Apakah cukup dengan berdoa dan besholawat kepadanya?
Tentu tidak, Rasulullah tentu menginginkan umatnya berada di jalan lurus, jalan yang diridhai Allah dengan selalu mempedomani Alquran dan hadits yang telah beliau sampaikan.
Kita sebagai umatnya hendaklah selalu meneladai suri teladan Rasulullah.
Kita paling tidak memiliki perilaku terpuji seperti yang ada pada diri Rasulullah.
Dalam keseharian kita hendaklah mengedepankan sifat 4 dasar Nabi yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fatanah.
Kita harus jujur, dapat dipercaya, menyampaikan kebenaran dan cerdas.
Kita juga harus mewarisi sifat sifat terpuji Nabi lainnya yaitu suka menolong, rendah hati, selalu membantu orang lain, tidak merusak, bertoleransi dan sifat terpuji lainnya.
Begitupun dalam bekerja menjalani kehidupan sehari-hari.
Dalam Islam bekerja merupakan kewajiban manusia yang mampu untuk bekerja, disebut kewajiban karena memang diperintahkan langsung oleh Allah Swt dalam kalam-Nya. Artinya bekerja adalah bagian dari ibadah kepada Allah Swt.
Karena bekerja adalah ibadah, tentu memiliki aturan mainnya.
Pertama, bekerjalah dengan niat mencari ridho Allah Swt
Mungkin hal ini sedikit membuat kita bertanya, mengapa dalam bekerja harus ada niat untuk mencari ridha Allah Swt? Jawabannya karena bekerja adalah rangkaian ibadah kepada-Nya, pada hakikatnya tujuan hidup manusia adalah mencari keridhaan Allah Swt. Motivasi ini harus dibangun dan dimulai dari manusia bangun tidur sampai tidur kembali.
Allah berfirman dalam Qs. Al Baqoroh (2) ayat 272
۞لَّيۡسَ عَلَيۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
Artnya : “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Di ayat ini dijelaskan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Membelanjakan itu artinya memberikan sesuatu atau melakukan sesuatu. Jadi maunya Allah apa pun yang kita lakukan, apa pun yang kita berikan baik itu tenaga, waktu, ilmu dan lainnya harus dalam rangka mencari keridhaan-Nya bukan yang lain, bukan mengharapkan pujian, bukan karena jabatan, bukan karena popularitas dan sebagainya tapi karena mengharap ridha Allah Swt.
Motivasi mencari ridha Allah Swt ini bagaikan perisai diri setiap manusia untuk senantiasa berbuat yang terbaik dalam hidupnya termasuk dalam bekerja, sekaligus sebagai warning of system, dorongan untuk mencegah melakukan hal-hal buruk karena ada Allah di hati dan pikirannya.
Kedua, sadari bahwa Allah Swt melihat perbuatan dan pekerjaanmu
Setelah menyematkan motivasi bekerja dalam rangka mencari ridha Allah Swt, selanjutnya Allah mengkhendaki manusia tetap berada di alur yang semestinya dia berada. Maka dalam hal ini Allah membangun sebuah sistem yang menyatakan bahwa diri-Nya dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin melihat kamu bekerja dan bagaimana pekerjaanmu.
Allah berfirman dalam Qs. At-Taubah (9) ayat 105
وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Jika Allah saja sudah menyatakan diri melihat, yang juga bermaksud memperhatikan pekerjaan kita? Lalu bagaimana dengan kita yang bekerja? Tentunya akan tetap berusaha berada di alur yang seharusnya. Kadang orang terlupa dengan pengawasan Tuhan sehingga dalam bekerja semaunya saja atau bahkan malas-malasan dan yang lebih parah merugikan banyak pihak. Orang-orang yang dicontohkan seperti ini meletakkan Tuhan jauh di belakang hawa nafsunya. Oleh karena itu semangat motivasi bekerja dalam rangka mencari ridho Allah Swt dan kesadaran akan pengawasan Allah dapat membangun integritas diri pekerja agar lebih baik lagi.
Ketiga, berlaku hukum tanam tuai
Di dalam kamus dunia, hukum tanam tuai pasti terjadi. Secara sederhananya saja apa pun yang kita tanam pasti kita akan merasakan hasil dari yang kita tanam. Pertanyaannya, apakah mungkin kita meraih hasil yang maksimal jika usahanya biasa-biasa saja? Tentu tidak mungkin, hasil yang maksimal berbanding lurus dengan usaha yang maksimal, semuanya tergantung usaha dan kerja yang kita lakukan.
Dalam kasus hukum ini, Allah Swt telah memotivasi kita di Al Quran. Al Isra (17) ayat 7
إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ …….
Artinya : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, ….”
Keempat Membangun persatuan dan persaudaraan
Dalam membangun sebuah hubungan yang harmoni baik dalam bekerja maupun dalam lingkungan lainnya, tentu didasari oleh prinsip-prinsip kekeluargaan.
Meskipun awalnya berbeda tapi kemudian disatukan dalam satu wadah dan dalam satu visi misi yang sama. Prinsip kekeluargaan di sini termuat rasa cinta, rasa sayang, saling menjaga dan saling menghargai, saling mendukung, saling koreksi jika salah dan bersama memberikan yang terbaik untuk mencapai cita-cita bersama.
Ada beberapa tips dalam menjaga hubungan kekeluargaan akan semakin kuat bersatu. Hal ini Allah Swt jelaskan dalam Qs. Al Hujurat (49) ayat 11-12
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٞ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيۡرٗا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُواْ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن لَّمۡ يَتُبۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَ لَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Secara singkatnya, supaya tetap bersatu jangan merendahkan satu dengan yang lainnya, jangan berprasangka buruk, jangan mencari-cari keburukkan orang lain dan jangan mengunjing satu dengan yang lainnya.
Kalau ini semua tidak ada di perusahaan dijamin pasti perusahaannya semakin maju dan pesat. Tapi untuk ini semua tidak mudah, lagi-lagi kita harus sadar sesadar-sadarnya akan itu semua.
Kelima berbuat baik kepada sesama
Berbuat baik pun harus dimulai dari keluarga terdahulu. Berbuat baik sesama keluarga adalah bagian dari perintah Allah Swt, hal ini dijelaskan dalam Qs. An Nisa’ (4) ayat 36
۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
Jangan sampai sesama keluarga tidak saling berbuat baik, justru sesama keluarga harus diutamakan dalam berbuat kebaikan.
Berbuat kebaikan di keluarga akan membuat hubungan semakin akrab, melestarikan rasa cinta dan kepekaan untuk saling berbagi dan membantu.
Jamaah sidang jum’at yang dimuliakan Allah Swt
Demikian paparan khutbah ini disampaikan, semoga menambah wawasan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan semoga Allah Swt meridhoi segala aktivitas kita. Amin ya robbal alamin
بَارَكَ اللهُ لىِ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ .
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ ِللهِ حَمْداً كَثِيْراً كَمَا أَمَرَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ، الْمُتَعَالِى عَنِ اْلمُشَارَكَةِ وَاْلمُشَاكَلَةِ لِشَائِرِ اْلبَشَرِ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى صَلَّى عَلىَ النَِّبيِّ ، وَأَمَرَنَا بِذَالِكَ إِرْشَادًا لَنَا وَتَعْلِيْمًا. فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا : إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَه ُُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما ً . اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ ، وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ ، فِى اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ وَغَافِرِ الذُّنُوْبِ وَالسَّيِّئَاتِ ، بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . آمِيْن يَارَبَّ اْلعَالمَِيْنَ . اللَّهُمَّ أَهْلِكِ اْلكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، آمِيْن يَارَبَّ اْلعَالمَِيْنَ .
عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ . وَاذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ . وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ . (*)
Contoh Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi (II)
Khutbah Pertama
إِنَّ الحَمْدَ لِله، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، ونَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذا النَّبِيِّ الكَرِيمِ، وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ.
أمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله.. أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهَ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَال تَعَالَى في كِتابِهِ الكَريم، أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ الشَّيْطانِ الرَّجِيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. صدق الله العظيم.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Pada hari yang penuh keberkahan ini, khatib mengingatkan diri sendiri dan mengajak kita semua untuk terus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Rabiul Awal merupakan bulan yang spesial bagi Nabi Muhammad dan juga umatnya.
Pasalnya, pada bulan ini lahir sosok mulia Nabi Muhammad pada hari Senin, 12 bulan Rabiul Awal tahun 571 Masehi. Momentum penting inilah yang kemudian menjadikan bulan Rabiul Awal disebut sebagai bulan Maulid.
Imam As-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid halaman 67-68 menjelaskan hikmah dilahirkannya Nabi Muhammad pada hari senin adalah di antaranya karena Senin merupakan hari di mana Allah menciptakan pohon.
Hari Senin mengingatkan kita pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.
Namun perlu kita ketahui bahwa dengan dilahirkannya Nabi Muhammad di bulan Rabiul Awal maka bulan ini ikut menjadi mulia.
Jemaah yang dimuliakan Allah, jadikanlah Nabi kita sebagai suri teladan kita semua dalam kehidupan ini.
Allah Swt. menciptakan manusia pertama dari tanah, kemudian menciptakan anak keturunannya dengan beragam warna kulit, bahasa, dan budaya, lalu menebar mereka ke berbagai penjuru dunia.
Allah juga menundukkan semua makhluk di dunia ini untuk kepentingan dan keberlangsungan hidup manusia. Ini mengandung arti bahwa Allah telah dengan sengaja memberikan kemuliaan dan keutamaan kepada manusia melebihi apa yang Dia berikan kepada makhluk-makhluk lainnya, seperti ditegaskan dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ (الإسراء: 70)
Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (QS al-Isra’/17: 70).
Kemuliaan dan keutamaan yang Allah berikan kepada manusia itu berlaku untuk semua manusia tanpa kecuali. Sebagai manusia, orang yang memeluk agama A dipandang sama mulianya dengan orang yang memeluk agama B.
Orang yang berkulit hitam sama terhormatnya dengan orang yang berkulit putih. Orang yang berbangsa C sama mulianya dengan orang yang berbangsa D. Bahkan, atas dasar itu, manusia diberi hak untuk memilih apakah mau beriman atau tidak beriman dengan konsekuensinya masing-masing.
Itu semua merupakan hak mendasar manusia yang dijamin langsung oleh Allah Swt. Karena itu, pandangan dan tindakan yang mendiskriminasi manusia atas dasar warna kulit, atau pandangan bahwa bangsa tertentu lebih terhormat yang kemudian berhak untuk menjajah atau berlaku sewenang-wenang terhadap bangsa yang lain, sama sekali tidak dapat dibenarkan. Sebab, kehormatan dan kemuliaan adalah milik semua manusia.
Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Beliau mengangkat Bilal bin Rabah yang berkulit hitam sebagai muazin pada saat hampir semua orang memandang rendah orang yang berkulit hitam.
Masyarakat umum pada masa itu memandang bahwa orang kulit hitam hanya pantas menjadi budak dan hamba sahaya. Apa yang dilakukan oleh Nabi saw. itu merupakan terobosan sekaligus penegasan bahwa semua manusia adalah sama, setara, dan bersaudara.
Dalam contoh lain, ketika seorang perempuan keturunan bangsawan mencuri, lalu Usamah bin Zaid—yang punya hubungan sangat dekat dengan Rasulullah—memohon agar wanita itu tidak dijatuhi sanksi hukum, Rasulullah saw. menolak permohonan itu. Beliau kemudian menegaskan bahwa salah satu faktor penyebab hancurnya bangsa dan umat terdahulu adalah praktik diskriminasi. Ketika yang mencuri orang biasa dikenakan sanksi, tetapi ketika yang mencuri adalah orang bangsawan, sanksi tidak dijatuhkan. Rasulullah saw. kemudian bersumpah bahwa seandainya putri beliau, Fatimah binti Muhammad, mencuri, beliau sendiri yang akan memotong tangannya sebagai sanksi hukum.
Dapat dipahami dari sini bahwa dalam hal penerapan hak dan kewajiban, Rasulullah tidak pandang bulu. Rasulullah menerapkan standar aturan yang berlaku untuk semua, karena tidak ada manusia yang lebih utama daripada yang lain kecuali karena ketakwaan dan amal salehnya. Hal ini diperkuat dengan sabda beliau pada haji wada’: “Wahai sekalian manusia, ingatlah bahwa Tuhan kamu adalah Satu, dan kakek kamu adalah satu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang bukan Arab, atau orang kulit putih atas orang kulit hitam, kecuali karena katakwaannya.” Dengan ketakwaan, manusia dapat mecegah dirinya dan orang lain dari hal-hal yang membahayakan.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Sebagai konsekuensi dari prinsip kesetaraan manusia ini, semua manusia mempunyai hak yang sama untuk bukan sekadar hidup, tetapi untuk hidup terhormat, bermartabat, bersaudara, rukun, dan damai. Dalam Dokumen Persaudaraan Manusia—sebuah dokumen bersejarah yang ditandatangani pemimpin agama besar dunia di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 yang lalu—disinggung bahwa nyawa dan jiwa manusia adalah suci dan terhormat, sehingga tidak ada manusia lain yang berhak membunuhnya tanpa alasan yang benar.
Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt.:
مِنْ أَجْلِ ذلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّه مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأنَّمَا أحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا
Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. (QS al-Ma’idah/5: 32).
Karena itu, sungguh sangat memilukan ketika ada orang yang dengan rasa tak bersalah menghabisi nyawa orang lain, bahkan kaum perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya, atas nama agama. Agama mana yang mengajarkan pemeluknya seperti itu? Apalagi agama Islam—yang menghargai tindakan seorang perempuan yang memberi makan kucing agar tidak mati kelaparan, dan menjadikan perbuatan itu sebagai penyebab dia masuk surga—tentu mustahil membenarkan pemeluknya merenggut nyawa manusia lain.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Kesetaraan manusia dalam pandangan Islam juga mengandung konsekuensi kesetaraan hak untuk menganut agama, keyakinan, pemikiran, dan budaya tertentu. Rasulullah saw. dengan tegas menjamin hak itu kepada orang-orang kafir yang tidak mau menerima Islam dengan mengatakan, “Lakum dinukum wa liya din.” Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.
Dalam konteks ini, Islam juga dengan tegas membedakan antara kebebasan beragama dan membenci atau bahkan menghina agama lain. Melecehkan agama lain, melecehkan rumah ibadah dan kitab suci agama lain, menghina kepercayaan orang lain, tidak termasuk dalam kebebasan yang dijamin oleh Islam. Meski kita berbeda agama dan keyakinan dengan orang lain, misalnya, kita tetap tidak boleh melecehkan keyakinan mereka. Kita tetap harus menghormati keyakinan mereka. Ini ditegaskan di dalam firman Allah Swt.:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ
Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. (QS al-An’am/6: 108).
Dalam sejarah peradaban Islam kita bisa menemukan betapa penerapan prinsip kebebasan beragama tanpa menghina dan melecehkan umat beragama lain itu telah menghasilkan sebuah bangsa yang bersaudara, maju, dan berperadaban. Disebutkan, misalnya, ada warga beragama Yahudi yang menyalin dan memperbanyak kitab suci Al-Qur’an, ada pula warga Kristiani yang menyalin dan memperbanyak kitab Tafsir Ath-Thabari. Mereka berbeda agama, tetapi bersaudara dan saling bekerja sama.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Pada masa sekarang ketika banyak orang tidak lagi peduli dengan nilai-nilai moral agama, ketika dorongan mencari kesenangan dan keuntungan duniawi melebihi dorongan untuk bekerja sama dan saling membantu, kita sangat perlu menghidupkan kembali kesadaran akan nilai-nilai luhur persaudaraan manusia seperti yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Kita menyadari bahwa kemajuan sains dan teknologi, termasuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu dahsyat, telah membantu mempermudah kehidupan kita. Komunikasi melalu surat-menyurat yang dahulu memerlukan waktu lama, kini dapat kita lakukan hanya dalam hitungan detik.
Akan tetapi, kemajuan itu ternyata dibarengi dengan kemerosotan moral yang mempengaruhi tindakan dunia internasional dan melemahnya nilai-nilai rohani dan rasa tanggung jawab. Hal itu kemudian melahirkan rasa frustrasi, keterasingan, dan keputusasaan yang membuat banyak orang jatuh ke dalam pusaran ekstremisme ateistik atau ke dalam ekstremisme agama, kekerasan, dan fanatisme buta yang pada akhirnya merugikan kita semua.
Kita perlu menghidupkan kembali nilai-nilai moral dan persaudaraan manusia. Perang yang masih terus berkecamuk di bagian dunia, situasi Indonesia saat ini yang masih tidak stabil dalam keamanan dan kedamaian, mengisyaratkan bahwa kita, keluarga besar masyarakat dunia, masih jauh dari ajaran agama tentang persaudaraan manusia.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. أقُولُ قَوْلِي هذا وَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه، والشُّكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحدَه لا شريك له تعظيمًا لشأنه، وأشهد أنَّ محمَّدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، صلَّى الله عليه وعلى آله وصحابته وسلَّم تسليمًا كثيرًا.
أمَّا بعدُ: فيا عباد الله:
اتَّقوا الله ولا تموتنَّ إلا وأنتم مسلمون، واعتَصِموا بحبل الله جميعًا ولا تفرَّقوا، واذكُروا نعمةَ الله عليكم، وتمسَّكوا بكتاب ربِّكم، واعلَمُوا أنَّ الله - سبحانه وتعالى - أمرَكُم بأمرٍ بدأ فيه بنفسه؛ فقال - جلَّ من قائل عليمًا -: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾.
اللهم صلِّ وسلِّم على عبدك ورسولك محمد، البشير النذير، والسراج المنير، وارضَ اللهم عن الخلفاء الراشدين المهديين: أبي بكرٍ، وعمر، وعثمان، وعلي، وعن بقيَّة الصحابة، وعن التابعين، وتابعي التابعين، ومَن تَبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، وعنَّا معهم بعفوك وكرمك وإحسانك يا أرحم الراحمين.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات. اللهم انصر من نصر الدين، واخذل من خذل المسلمين. اللهم ادفَع عنَّا الغَلاء والرِّياء، والربا والزنا والزلازل والمِحَن وسوء الفتن ما ظهر منها وما بطن، عن بلدنا هذا خاصَّة، وعن سائر بلاد المسلمين عامَّة يا رب العالمين. اللهم آمنَّا في أوطاننا، وأصلِح واحفظ ولاة أمورنا، واجعَلْهم هُداةً مُهتَدِين، صالحين مُصلِحين. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
عباد الله:
إنَّ الله يأمُر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القُربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغْي، يعظُكم لعلَّكم تذكَّرون، فاذكُروا الله العظيم يذكُركم، واشكُروه على نِعَمِه يزدْكم، ولَذِكرُ الله أكبر، والله يعلَمُ ما تصنَعون
Demikian 2 Teks Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi dan Hikmah Menjaga Persatuan dan Persaudaraan. Semoga bermanfaat. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Sholawat Ummi Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammadin Abdika Wanabiyyika Wa Rosulika Nabil Ummy
Baca juga: Contoh Teks Ceramah Singkat Tema Maulid Nabi Muhammad SAW, Kunci Hidup Bahagia Dunia Akhirat
Baca juga: Warisan Doa-doa Mustajab Nabi Muhammad SAW Sebagai Amalan Doa Harian Sehari-hari
Baca juga: Doa Memohon Negeri yang Aman dan Artinya Rabbij Al Hadza Baladan Aminan Warzuq Ahlahu Minatssamarati
contoh teks khutbah jumat tema maulid nabi
teks khutbah jumat bulan rabiul awal
contoh khutbah maulid
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
Contoh Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi dan Menjaga
Warisan Doa-doa Mustajab Nabi Muhammad SAW Sebagai Amalan Doa Harian Sehari-hari |
![]() |
---|
Doa Memohon Negeri yang Aman dan Artinya Rabbij Al Hadza Baladan Aminan Warzuq Ahlahu Minatssamarati |
![]() |
---|
Doa Terhindar dari Penyakit Ain, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya |
![]() |
---|
Arti Rabbi Najjini Minal Qaumidz Dzalimin, Doa Berlindung dari Orang-orang yang Zalim |
![]() |
---|
Ayat Allah tidak Menyukai Orang-orang yang Berbuat Kerusakan, Makna Innallaha La Yuhibbul Mufsidin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.