TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG– Komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan keberlanjutan kehidupan kembali ditegaskan oleh Wakil Ketua I Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Sumatera Selatan, Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H., Adv.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri pembukaan Sriwijaya Lantern Festival pada Kamis malam, 21 Agustus 2025, di Lapangan Sekolah Maitreyawira Palembang.
“Konstitusi Hijau perlu ditegakkan sebagai langkah konkret untuk menyelamatkan bumi dan masa depan umat manusia,” Dr. Hendra
Hadir mewakili Ketua Umum PW NU Sumatera Selatan, Dr. Hendra yang juga Managing Director Firma Hukum Hendrajat, menilai bahwa penerapan Konstitusi Hijau sejalan dengan tema besar Sriwijaya Lantern Festival tahun ini, yaitu “Eco Lantern, Berkilau Bumiku.”
Menurutnya, pesan utama dari festival tersebut adalah mengajak masyarakat agar terus menjaga bumi dengan langkah nyata, baik melalui kebijakan negara, penegakan hukum, maupun gerakan sosial berbasis budaya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Rektor I Universitas Kader Bangsa ini, memaparkan pandangan akademiknya terkait teori Konstitusi Nusantara yang ditemukannya, Ia menjelaskan bahwa dalam konteks Nusantara, konstitusi tidak hanya dipahami sebagai dokumen hukum tertulis, melainkan sebagai “ruh kebangsaan” yang berakar pada nilai-nilai kearifan lokal, adat, dan keberlanjutan lingkungan.
Menurutnya, Konstitusi Hijau adalah turunan dari Konstitusi Nusantara, yang menempatkan alam bukan sekadar objek eksploitasi, melainkan subjek yang harus dilindungi demi keberlangsungan hidup manusia.
"Sriwijaya Lantern Festival ini bukan hanya sekadar ajang budaya, tetapi juga momentum refleksi bersama. Bahwa cahaya lentera yang kita nyalakan malam ini harus dimaknai sebagai simbol pencerahan, harapan, sekaligus komitmen menjaga bumi. Konstitusi Hijau merupakan tafsir baru dari Konstitusi Nusantara, yakni menempatkan bumi, air, dan seluruh sumber daya alam sebagai bagian integral dari hak konstitusional rakyat. Oleh sebab itu, Konstitusi Hijau perlu digerakkan, tidak boleh hanya berhenti di tataran wacana," tegas Dr. Hendra.
Acara pembukaan festival berlangsung meriah dan dihadiri sejumlah tokoh penting. Walikota Palembang diwakili oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Isnaini, serta Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Dr. Harryo Sugihhartono, S.I.K., M.H. turut hadir memberikan dukungan.
Festival ini juga dimeriahkan dengan rangkaian pertunjukan seni, tarian tradisional, serta atraksi cahaya lentera yang memukau ribuan pengunjung.
Sriwijaya Lantern Festival sendiri telah menjadi agenda budaya tahunan yang menampilkan keragaman budaya dan pesan moral.
Tahun ini, penyelenggara mengedepankan isu lingkungan hidup sebagai bagian dari gerakan bersama melestarikan bumi, sejalan dengan semangat kebersamaan masyarakat Palembang yang kaya akan tradisi.
Dengan hadirnya pernyataan tegas dari Wakil Ketua I Lesbumi PW NU Sumsel melalui Dr. Hendra Sudrajat, S.H. ,M.H., Adv. acara ini semakin menegaskan bahwa gerakan pelestarian lingkungan harus melibatkan berbagai elemen, mulai dari masyarakat, pemerintah, aparat penegak hukum, hingga organisasi keagamaan, kebudayaan, dan perguruan tinggi.
Teori Konstitusi Nusantara yang ia gagas menambah dimensi akademik dalam diskursus lingkungan hidup, yakni menempatkan hukum, budaya, dan alam dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com