TRIBUNSUMSEL.COM - Pada Jumat (22/8/2025) sore, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel mengacungkan dua jempol dan mengepal tangannya saat memasuki ruang konferensi pers di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan.
Mengenakan rompi oranye dan tangannya diborgol, Noel di ruangan tersebut.
Sebagai tersangka yang terjaring dalam operasi tangkap tangan kasus dugaan pemerasan pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), ia diperkenalkan bersama 10 orang lainnya.
Noel berdiri tepat di tengah, di bawah lambang KPK dan di belakang Ketua KPK Setyo Budiyanto yang duduk di tengah untuk menyampaikan pernyataan resmi lembaga antirasuah.
Noel tidak menutup muka atau menundukkan kepala, tatapan matanya tegak lurus mengarah ke kamera awak media yang menyorot wajah Ketua Relawan Jokowi Mania Nusantara (Joman), pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 ini.
Sejak memasuki ruang konferensi pers KPK, awak media juga melontarkan berbagai pertanyaan, termasuk menagih janji Noel yang dulu pernah melontarkan pernyataan 'jadi menteri harus siap dihukum mati jika terbukti korupsi'.
"Siap dihukum mati nggak, Bang?"
"Siap digantung nggak?" tanya awak media.
Mendengar ini, Noel cuma tersenyum tipis lalu memperlihatkan raut wajah datar.
Setelah rampung diperkenalkan, Ketua Umum Prabowo Mania 08 ini kembali mengepalkan kedua tangan di hadapan kamera gawai awak media di ruang konferensi pers.
Soal pernyataan dan janji Noel terkait koruptor harus dihukum mati itu, diungkapkan Noel pada 2020 lalu.
Saat itu isu perombakan kabinet Presiden Jokowi berkembang.
Noel yang merupakan ketua relawan Jokowi Mania atau JoMan, meminta Jokowi memilih menteri yang memiliki integritas tinggi.
Jokowi bahkan mengusulkan agar calon menteri menandatangani pakta integritas siap dihukum mati jika korupsi.
"Dicari! Menteri super siap dihukum mati jika korupsi," kata Noel kala itu, Minggu (13/12/2020).