Selanjutnya dari Abu Barzah Al Aslami radhiyallahu’ anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا مَعْشَرَ مَن آمن بلسانِه ولم يَدْخُلِ الإيمانُ قلبَه ، لا تغتابوا المسلمينَ ، ولا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِم ، فإنه مَن تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيه المسلمِ ، تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَه ، ومَن تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَه ، يَفْضَحْهُ ولو في جوفِ بيتِه
Artinya:
“Wahai orang-orang yang baru beriman di lisannya, dan iman belum masuk pada hatinya. Janganlah kalian melakukan ghibah kepada sesama muslim.
Dan janganlah kalian mencari-cari kekurangan sesama muslim. Karena siapa yang mencari-cari kekurangan saudaranya sesama muslim, maka Allah akan menyingkap kekurangan-kekurangannya.
Dan siapa yang Allah singkap kekurangan- kekurangannya, ia akan merasa malu dan terhina kan walaupun ia berada di tengah rumahnya” (HR. Abu Daud no.4880, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Dalam Alquran, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Sesungguhnya orang- orang yang ingin agar perbuatan maksiat itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat” (QS. An Nur: 19).
Ayat ini memerintahkan kita untuk menutup aib kaum Muslimin dan tidak menyebarkannya.
As Sa’di menjelaskan ayat ini: “Ini adalah bentuk rahmat Allah kepada para hamba-Nya yang beriman, dan bentuk penjagaan terhadap kehormatan mereka, sebagaimana terjaganya darah dan harta mereka. Dan merupakan perintah Allah kepada kaum Mukminin untuk saling mensucikan hati. Dan saling mencintai untuk terjadi pada diri saudaranya apa yang ia cintai untuk terjadi pada dirinya” (Tafsir As Sa’di, hal. 564).
Ingatlah akan nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
مَن عرف نَفسَه اشتغل بإصلاحها عن عُيوب الناس، ومَن عرف رَبَّه اشتغل به عن هَوى نَفسِه.
Artinya:
“Orang yang mengenal dirinya, ia akan sibuk memperbaiki dirinya dan tidak sempat mengurusi aib orang lain. Orang yang mengenal Rabb-nya, ia akan sibuk dengan (mencari ridha) Rabb-nya, tidak sempat mengikuti hawa nafsunya” (Al Fawaid, hal. 57).
Itulah penjelasan tentang arti La Tahassasu Wa La Tajassasu, Hadits Jangan Membuka Aib dan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain. (lis/berbagai sumber)