Keduanya siswa SMA Negeri 3 Kota Sorong.
Kembali ke Karisto Gideon, ia merupakan anak nelayan.
Orang tuanya bekerja mencari ikan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Karisto Gideon juga berstatus piatu, karena ibunya telah meninggal dunia.
Karisto Gideon dalam kesempatannya menceritakan kejadian yang dialaminya.
Ia mengaku awalnya upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Mako Lantamal XIV Sorong, berjalan dengan baik.
Mulai proses pengibaran hingga Sang Saka Merah Putih berkibar di tiang lancar tanpa kendala.
"Awalnya saya masih stabil hingga merah putih berkibar," katanya, dikutip dari Instagram @tribunsorong.
Karisto Gideon melanjutkan, tubuhnya kemudian mulai lemas.
Matanya ikut berkunang-kunang hingga tubuhnya hampir jatuh pisang.
"Tapi saya berusaha untuk kuat," tambahnya.
Namun pada akhirnya, Karisto Gideon harus dibantu kedua rekannya.
Ia mengaku terharu dengan jiwa korsa yang ditunjukkan Afgan Rizal Sapulette dan Frans Beto Koloway.
Menurutnya, tidak kala itu memberikan pertolongan sembari melakukan gerak maju jalan.
"Saya salut kepada dua teman di samping, meski kesusahan tapi mereka kawal saya," ucapnya, dikutip dari TribunSorong.com.