Berita Pemkab OKU Timur

Sinergi dengan Desa, Pemkab OKU Timur Optimis 5.000-an Unit RTLH Bisa Tuntas Dalam Dua Tahun

Editor: Sri Hidayatun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LANGKAH STRATEGIS -- Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman OKU Timur, Danan Rachmat, saat menjelaskan strategi alternatif penanganan rumah tidak layak huni (RTLH) melalui Dana Desa, Kamis (17/7/2025). Ia optimistis masalah 5.000-an unit RTLH bisa tuntas dalam dua tahun dengan sinergi seluruh desa.

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten OKU Timur menghadapi pekerjaan rumah besar dalam mengentaskan persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) yang hingga kini masih menyisakan sekitar 5.000 unit. 

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) OKU Timur, Danan Rachmat, menyebutkan bahwa hingga pertengahan 2025 belum ada kabar terkait alokasi bantuan program bedah rumah dari pemerintah pusat.

Sementara dari sisi anggaran daerah, jumlah rumah yang bisa direhabilitasi tahun ini masih sangat terbatas.

“Dari APBD murni hanya delapan unit yang bisa kami tangani. Tambahan dari APBD Perubahan serta dana aspirasi dan CSR masing-masing sepuluh unit. Jadi totalnya belum sampai 30 unit. Angka itu jelas jauh dari kebutuhan,” kata Danan saat ditemui, Kamis (17/7/2025).

Namun alih-alih menyerah, Danan mulai mencari cara di luar skema anggaran konvensional.

Ia melihat potensi besar yang bisa digerakkan dari Dana Desa (DD) yang selama ini menjadi tulang punggung pembangunan di tingkat desa.

Menurut Danan, jika seluruh desa di OKU Timur mau menyisihkan sebagian kecil anggarannya untuk program RTLH, maka persoalan ini bisa dituntaskan hanya dalam dua tahun.

Baca juga: Pemkab OKU Timur Pastikan Gaji Kades dan Perangkat Desa Cair Pertengahan Juli, 2 Bulan Belum Dibayar

“Bayangkan, ada lebih dari 300 desa di OKU Timur. Kalau satu desa bisa membiayai rehabilitasi 10 rumah saja per tahun, kita punya 3.000 rumah yang bisa diperbaiki dalam setahun. Dalam dua tahun, persoalan 5.000-an unit RTLH itu bisa selesai,” jelasnya.

Dengan asumsi biaya per rumah sekitar Rp20 juta, maka dibutuhkan dana Rp200 juta per desa untuk menyasar 10 unit RTLH per tahun.

Dari postur Dana Desa yang rata-rata mencapai Rp1 miliar per desa, alokasi tersebut dinilai masih sangat memungkinkan tanpa mengorbankan program prioritas desa lainnya.

“Inilah pentingnya komitmen bersama. Jika kepala desa dan perangkatnya sepakat, kami dari dinas siap mendampingi secara teknis. Saya yakin, dua tahun ke depan kita bisa deklarasikan OKU Timur bebas RTLH,” ujar Danan optimistis.

Tak hanya mengandalkan Dana Desa, Danan juga mengajak kolaborasi lintas sektor melalui dana aspirasi, CSR perusahaan, dan peran aktif masyarakat dalam semangat gotong royong.

“Masalah rumah ini bukan hanya soal tempat tinggal, tapi juga martabat, kesehatan, dan masa depan keluarga. Mari kita bantu sesama. Kalau kita bersatu, impian menciptakan hunian yang layak bagi seluruh masyarakat bukan hal yang mustahil,” pungkasnya.

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkini