TRIBUNSUMSEL.COM -- Terdapat hadits dari Rasulullah SAW tentang arti kehadiran dan kelahiran anak ke dunia dan peran orangtua dalam menerima titipan dan amanah dari Allah tersebut.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, nabi mengingatkan:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Kullu Mauludin Yuuladu 'Alal Fitrah, fa Abawahu Yuhawwidani aw Yumajjisanihi aw Yunashshiranihi.
Artinya:
"Setiap anak yang lahir, lahir dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani." (HR Bukhari)
Dari hadits ini tersirat bahwa seorang yang lahir ke dunia, adalah dalam keadan suci, sesuai fitrahnya. Mau dia sebagai anak yang hamil di luar nikahpun, dia adalah anak yang dalam keadaan suci. Perbuatan ayah ibunya lah yang tidak suci.
Di sisi lain, betapa besar amanah, tanggung jawab serta peran orangtua terhadap seorang anak. Mulai dari dilahirkan ke dunia, hingga tumbuh besar hingga dewasa.
Orang tua harus mampu menjaga amanah tersebut dengan merawat sebaik-baiknya, memenuhi kebutuhannya hingga mereka bisa berdiri sendiri, serta terpenting adalah mengajari anak berakhlak mulia agar mendapat ridho Allah.
Orang tua juga berperan memberi tahu mana yang baik dan buruk kepada anak karena orang tualah yang akan menjadi bagian penting dalam menentukan nasib mereka di masa yang akan datang.
Di bawah asuhan orangtualah, Rasulullah telah mengingatkan nasib anak-anak.
Dari hadits ini, kita, para orang tua disadarkan untuk benar-benar menjaga anak bukan secara fisik saja. Namun dari sisi mental, akidah, dan karakter anak juga harus diperhatikan. Karakter di sini juga bisa dalam bentuk pendidikan etika, sopan santun dan akhlak.
Dikutip dari laman nu online, dalam kitab Washâyâ al-Abâ’ li al-Abnâ’i (Nasihat Orangtua kepada Anaknya) karya Syeikh Muhammad Syakir dijelaskan:
يَابُنَيَّ: إِذَا خَرَجْتَ لِلــِرّيَاضَةِ اَوْ لِغَيْرِهَا مَعَ إِخْوَانِكَ فَإِيَّاكُمْ أَنْ تَعْتَرِضُوْا أَحَدًا مِنَ الْمَارَّةِ فِى الطُّرُقَاتِ، وَإِيَّاكُمْ أَنْ تَصْطَفُوْا فِى طَرِيْقِ الْعَامَّةِ، فَإِنْ كَانَ الطَّرِيْقُ وَاسِعًا فَامْشُوْا مَثْنَى مَثْنَى وَاِلَّا فَامْشُوْا فُرَادَى، وَاحِدًا فَوَاحِدًا
Artinya: