TRIBUNSUMSEL.COM -- Ada 10 amalan di Bulan Muharram ini yang tidak harus dikerjakan di Tanggal 1 atau tanggal 10 Muharram saja. Melainkan di setiap hari yang nantinya menjadi kebiasaan selain di Bulan Muharram.
Hal ini diungkapkan Ustadz H Orbit Rupawan STh.I, ketika tausiah di hadapan pengurus dan anggota Yayasan AL Baza Sako Palembang Selasa (8/7/2025).
10 Amalan tersebut adalah:
1. Memperbanyak sholat-sholat sunnah, 2. memperbanyak puasa sunnah, 3.mengunjungi orang alim (berilmu), guru/ustazd, 4. menjenguk orang sakit, 5. memperbanyak bersilaturahmi, 6. menyenangkan hati keluarga, 7. menambah uang belanja keluarga, 8. bersedekah dengan orang miskin, 9. menyantuni anak-anak yatim yang tidak hanya mengusap rambut kepalanya tetapi memastikan sandang, pangan dan papanya terjamin, 10. Memakai celak mata sebagaimana Rasulullah.
Selain amalan di atas Ustadz Orbit juga menganjurkan untuk memperbanyak membaca Surah Al-Ikhlas hingga 1000 kali dan Doa Nabi Khidir “HasbunaLlah wanikmal wakil nikmal maula wa nikman nasir la haula wala quwata illa billahil ‘aliyil adzim” 70 kali setiap harinya atau selama di Bulan Muharram ini.
Amalan tersebut memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah pembebasan dari api neraka dan pengampunan dosa, serta dikabulkannya hajat dan doa.
Selain itu, membaca surat Al Ikhlas juga dikaitkan dengan kemudahan mendapatkan rezeki dan perlindungan dari Allah SWT. Insya Allah.
Ustadz Orbit mengatakan tradisi memuliakan Bulan Muharram yang dihidupkan oleh Nabi Muhammad SAW telah dilakukan sebelum Islam datang oleh orang-orang Arab, yang dikenal jahiliyah biasa suka berperang tetapi khusus bulan Muharram mereka dilarang berperang, berdagang, bahkan menuntut balas dan hal-hal buruk lainnya.
Dikatakan, sejak dari Nabi Ibrahim AS dan Rasulullah Muhammad SAW sesuai Surat At-Taubah ayat 36 Allah menetapkan 12 bulan dan diantaranya ada 4 bulan yang mulia, tiga bulan berturut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan yang terakhir Rajab.
Penanggalan Tahun Hijriah sendiri dilakukan zaman Khalifah Umar bin Khatab, dihitung sejak Nabi Muhammad, SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Memberi Santunan
Di sela acara tausiah memperingati Muharram 1447 H, Yayasan Al Baza memberikan santunan kepada anak yatim dan duafa yang berada di sekitar lingkungan yayasan. Yayasan Al Baza berdiri 1 Juni 2024 bertepatan Tanggal 12 Muharram 1446 H tahun yang lalu.
Nama Yayasan Al-Baza sendiri adalah perpaduan singkatan nama dari pasangan suami istri Alm. Bapak Yabashir dan Ibu Zaliyah. Terletak di komplek Pusri Sako tepatnya di Jalan Padi Raya Blok D No. 8. Palembang.
Kediaman Ibu Zaliyah, istri mendiang karyawan PT. Pusri ini telah mewakafkan rumahnya untuk kegiatan Pengajian rutin ibu-ibu Komplek Pusri Sako setiap Hari Selasa siang.
Bagi ibu-ibu yang belum bisa membaca al quran juga ada kegiatan belajar membaca al quran. Selain itu diperuntukan belajar mengaji khusus anak-anak kurang mampu.