TRIBUNSUMSEL.COM -- Mengasihi anak yatim adalah salah satu perbuatan mulia, terutama anak yatim yang masih sangat membutuhkan perhatian agar masa depannya terjamin dan tetap cerah walaupun tidak lagi memiliki ayah atau orangtua.
Dikutip dari laman nu online Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa maksud dari anak yatim yang disebutkan di atas ialah anak yatim yang memiliki dua kriteria yakni mereka anak-anak yatim yang masih kecil (belum baligh) dan tidak memiliki orang yang memberi nafkah. Inilah sebabnya mengapa anak yatim piatu membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari umat muslim.
Begitu pentingnya menyantuni, menyayangi dan merawat anak yatim, Nabi Muhammad SAW sampai memberi garansi bahwa mereka yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan tempat dan kedudukan yang tinggi di sisi Nabi.
Dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa’ad bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا، وَأشَارً بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
Arab latin:
"Ana wa kaafilatu al-yatiimi fil jannah hadzaa, wa asyara bi-isba'ayhi as-sabbaahati wal-wusthaa"
Artinya:
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim di surga seperti ini, dan Beliau (Rasulullah) mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya"
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan menjelaskan tentang keutamaan dan pahala besar bagi orang yang menanggung dan merawat anak yatim. Saking dekatnya orang yang menyantuni anak yatim, nabi mengisyarakat dengan dekatnya jari telunjuk dan jari tengah.
Dalam hadits lain disebutkan:
Ibnu Abbas dalam satu riwayat berkata:
يَرْفُقُ بِهِمْ وَيُرَبِّيهِمْ وَيَمْسَحُ رَأْسَهُمْ، وَإِنْ كَانَ وَصِيًّا لَهُمْ فَلْيُبَالِغْ فِي حِفْظِ أَمْوَالِهِمْ
Artinya:
“Lemah lembutlah terhadap mereka (anak yatim), didiklah mereka dan usaplah dengan lembut kepala mereka. Jika termasuk yang diberi wasiat untuk menjaga mereka maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaganya.”
Selain dijanjikan tempat yang tinggi di sisi nabi, menyantuni anak yatim adalah salah satu kebaikan yang dampaknya untuk kebaikan diri sendiri.
Kata Allah dalam Surat Al Isra ayat 7, berbuat baik itu bukan untuk siapa-siapa tapi untuk diri kita sendiri (nantinya).
Surat Al-Isra ayat 7 lengkap dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia.
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا
دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Tulisan latin:
In ahsantum ahsantum li`anfusikum, wa in asa`tum fa lahaa, fa iżaa jaa'a wa'dul-aakhirati liyasuu'u wujuhakum
wa liyadkhulul-masjida kamaa dakhaluhu awwala marratiw wa liyatabbiru maa 'alau tatbiiraa (QS. Al-Isra:7)
Artinya, “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat keburukan berarti keburukan itu bagi dirimu sendiri...”
Keutamaan menyantuni anak yatim, juga merupakan bukti penghambaan terhadap Allah swt.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36:
وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri”.
Menyantuni anak yatim jika ditilik dari hubungan kemasyarakatan juga termasuk ke dalam bagian hubungan sosial yang baik dan berlandaskan asas tolong menolong dalam kebaikan.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ
Artinya:
“Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolonglah kamu dalam berbuat dosa dan permusuhan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaannya. (QS Al-Maidah: 2).
Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 10:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأۡكُلُونَ أَمۡوَٰلَ ٱلۡيَتَٰمَىٰ ظُلۡمًا إِنَّمَا يَأۡكُلُونَ فِي بُطُونِهِمۡ نَارٗاۖ وَسَيَصۡلَوۡنَ سَعِيرٗا
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
Itulah dalil dalil tentang mengasihi menyantuni anak yatim. Semua menjelaskan kebaikan dan keberkahan ketika kita peduli dan membantu anak-anak yatim. Wallahualam bishawabi. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: 17 Pantun Sarat Nasihat Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, Cocok sebagai Kutipan atau Mengawali Pidato
Baca juga: Arti Wa Antum Bi Khair Wa Bi Sihah, Jawaban Bila Mendapat Ucapan Kullu Aamiin Wa Antum Bikhair
Baca juga: Ucapan Selamat Tahun Baru Islam untuk Keluarga dan Teman, Tulisan Arab Lengkap dengan Terjemahan
Baca juga: Arti Walamu Annallaha Maal Muttaqin, Kutipan Surat At Taubah Ayat 36, Bulan Haram dan Orang Bertakwa