Laporan Wartawan Sripoku.com, Ehdi Amin

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Sejumlah masyarakat kini masih mengeluhakn pelayanan dar RSUD Lahat.

Selain soal pelayanan, fasilitas cuci darah di RSUD Lahat juga mnejadi sorotan.

Terkait hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Lahat, Nanda Pinola Harahap SKM mengakui, pihaknya sudah berulang kali menerima keluhan terkait hal tersebut.

Ia menyebut, sebelumnya ia sudah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama manajemen RSUD Lahat, menanyakan perihal itu.

Hanya saja saat itu, pihak RSUD dinilai tidak jelas dalam memberikan penyampaian, apa yang jadi penyebabnya.

"Saat itu masing-masing pihak RSUD yang ikut RDP, punya jawaban yang berbeda-beda. Jadi belum bisa kita pastikan apa penyebab 10 unit alat cuci darah itu belum dioperasikan," ujar Nanda Pinola, Kamis (26/6/2025).

Diungkapkanya saat ini RSUD Lahat memiliki 20 unit alat cuci darah, 10 unit sudah dioperasikan dan 10 unit lagi yang baru dianggarkan tahun 2024 lalu, belum dioperasikan.

Hal ini tentu jadi perhatian Komisi IV DPRD Lahat, karena berdampak pada pelayanan kesehatan bahkan kelangsungan hidup bagi pasien yang membutuhkan. 

"Dalam waktu dekat, Direktur RSUD Lahat akan kita panggil untuk kembali lakukan RDP. Kita ingin jawaban yang jelas, agar bisa dicarikan solusinya dalam penganggaran. Ini bukan lagi soal mana yang jadi prioritas, ini sudah menyangkut soal nyawa para pasien yang membutuhkan cuci darah," tegas Politisi Partai Demokrat ini.

Baca juga: Baru Dilantik Jadi Wabup, Widia Ningsih Kecewa Saat Sidak RSUD Lahat, Sebut Pelayanan Tak Maksimal

Baca juga: Viral Anggota DPRD Kritik Pelayanan dan Fasilitas RSUD Lahat, Minta Pemkab Lebih Peka

Sementara, Andi warga Kota Lahat menuturkan, sebagai warga Lahat yang membutuhkan fasilitas cuci darah, wajar jika dirinya mengeluhkan, RSUD Lahat belum maksimal dalam penggunaan alat medis.

Saat ini pasien cuci darah di Lahat, bisa saja mencapai 70 hingga 100 orang.

Dengan hanya mengoperasikan 10 alat ditambah jumlah shift yang hanya sampai sore hari, tentu belum bisa optimal dalam berikan pelayanan.

"Jika 20 alat itu digunakan semua dengan optimal, pelayanan ke masyarakat yang membutuhkan cuci darah, pasti lebih maksimal. Jika belum bisa, setidaknya shift penggunaan 10 alat itu ditambah lagi," tuturnya.

Andi menjelaskan, pasien cuci darah harus rutin melakukannya dua kali dalam seminggu.