TRIBUNSUMSEL.COM — Tahun baru Islam tahun hijriyah memberikan arti dan makna tersendiri bagi umat Islam.
Pasalnya, jika warga dunia merayakan tahun baru dengan penanggalan masehi, umat Islam menyambut tahun baru Islam menggunakan penanggalan hijriah.
Apa itu tahun baru Islam?
Tahun baru Islam adalah pergantian tahun dalam Islam menggunakan perhitungan bulan. Tahun baru Islam dihitung sejak Nabi Muhammad Saw hijrah dari Mekah menuju Madinah sehingga penanggalan dalam Islam dinamakan Hijriah.
Berbeda dengan penanggalan nasional dan dunia pada umumnya menggunakan perhitungan Masehi dengan sistem matahari dan dimulai pada zaman Nabi Isa As.
Perbedaan lain antara tahun hijriyah dan tahun masehi adalah, dalah satu tahun dalam kalender Hijriah (Tahun Baru Islam) memiliki 354 atau 355 hari.
Sedangkan tahun masehi dalam satu tahun dalam kalender masehi memiliki 365 hari.
Hal ini dikarenakan kalender Hijriah didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi, yang menyebabkan perbedaan jumlah hari dibandingkan dengan kalender Masehi (Gregorian) yang berbasis peredaran bumi mengelilingi matahari.
Tahun baru Islam dalam tradisi Jawa disambut dengan awal bulan satu Suro. Dalam Jawa, malam 1 Suro identik dengan nuansa mistis yang dipercaya menjadi malam yang disukai makhluk gaib.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa tahun baru Islam adalah pergantian tahun umat muslim yang menggunakan metode penanggalan bulan (qomariyah) dan dimulai sejak Nabi Muhammad Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.
Arti tahun baru Islam
Tahun baru Islam memiliki arti tersendiri bagi umat muslim untuk merayakan tahun baru Islam dengan berbagai aktivitas Islami dan hal-hal yang bernilai positif.
Bagi orang Jawa, tahun baru Islam bersamaan dengan malam satu Suro disambut dengan berbagai perayaan tirakat, begadang sampai pagi, dzikir, dan hal-hal yang dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Arti tahun baru Islam pada masing-masing orang tentu berbeda. Tapi, secara global arti tahun baru Islam diharapkan bisa memberikan angin baru bagi segenap umat Muslim untuk berbuat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Doa awal tahun baru Islam 1447 H/2025
Memasuki tahun baru, berikut bacaan doa awal tahun baru Islam bisa dibaca hingga Jumat, 27 Juni 2025 hingga selesainya waktu ashar di hari tersebut.
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَىهٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Latin:
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Terjemahan:
"Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."
Demikian ulasan tentang Beda Tahun Hijriyah dan Tahun Masehi, Berikut Doa Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H/2025. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Bulan Bersejarah Bagi 10 Nabi, Keutamaan Muharram dan Amalannya
Baca juga: Arti Ayat Wa Qaḍaina Ila Bani Israila, QS Al Isra Ayat 4, Viral di Medsos Seiring Perang Israel-Iran
Baca juga: Teks Doa Muhasabah Diri Ustadz Hanan Attaki Lc, Mari Kita Renungkan Dosa-dosa Kita di Masa Lalu
Baca juga: Kumpulan Teks Doa Muhasabah Diri Aa Gym, Doa Taubat, Pengharapan hingga Doa untuk Diri dan Orangtua
Baca juga: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, Awal Penetapan Tahun Hijriyah dalam Kalender Islam