TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA -- Seorang pelajar bernama David (16) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan setelah sepeda motor yang dikendarainya masuk ke dalam saluran irigasi di Desa Sumber Suko, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur, Sabtu pagi (14/06/2025).
Kejadian nahas ini pertama kali diketahui oleh Kristian (48), warga sekitar yang tengah berjalan pagi bersama anaknya sekitar pukul 06.00 WIB.
Ia melihat batang pohon kering yang biasa digunakan sebagai penanda batas jalan sudah berpindah posisi, tercecer di sekitar lokasi.
Kecurigaannya terbukti ketika ia menengok ke saluran irigasi dan mendapati tubuh korban sudah tidak bernyawa di samping sepeda motor Honda Mega Pro warna hitam tanpa nomor polisi.
"Korban diduga mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan tidak memperhatikan kondisi jalan yang gelap dan tidak rata. Jalan Inspeksi Irigasi itu bukan jalan umum, dan pada malam hari minim penerangan. Apalagi korban tidak menggunakan helm," jelas Kapolres OKU Timur AKBP Kevin Leleury SIK MSi melalui Kasat Lantas Polres OKU Timur AKP Panca Mega Surya, SH, MH saat dikonfirmasi, Sabtu (14/06/2025).
Baca juga: Jatuh dari Motor, Wanita di Palembang Tewas Terlindas Truk, Korban Diduga Tersenggol Kendaraan Lain
Berdasarkan hasil olah TKP, petugas menduga kuat bahwa kecelakaan disebabkan oleh kelalaian korban saat berkendara.
Helm tidak ditemukan di lokasi, dan korban mengalami luka parah di kepala yang menyebabkan kematian seketika.
"Ini adalah peristiwa duka yang harus menjadi pengingat keras bagi kita semua, terutama generasi muda. Helm bukan sekadar formalitas, tetapi pelindung utama kepala. Dalam banyak kasus, helm adalah batas tipis antara hidup dan mati," tegas AKP Panca Mega.
Kepala Desa Sumbersuko Jaya, Suratman (47), juga turut menyampaikan keprihatinannya.
Ia mengimbau masyarakat, khususnya para pelajar, untuk tidak menggunakan jalan irigasi sebagai jalur alternatif tanpa pengawasan dan peralatan keselamatan yang memadai.
Pihak keluarga korban kini dalam duka mendalam.
Sepeda motor korban diamankan oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti dengan estimasi kerusakan mencapai Rp500.000.
Kasus seperti ini bukan yang pertama terjadi di wilayah OKU Timur.
Jalan inspeksi irigasi yang sempit dan tidak memiliki penerangan sering kali digunakan oleh warga sebagai jalur pintas, meskipun sebenarnya bukan diperuntukkan sebagai jalan umum.
"Anak-anak usia remaja sering kali merasa percaya diri dan mengabaikan risiko. Tanpa helm, satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal," tambah AKP Panca Mega.
Pihak kepolisian menghimbau agar orang tua lebih ketat dalam mengawasi anak-anak mereka dalam berkendara.
Selain itu, penggunaan helm standar dan kesadaran akan kondisi jalan harus terus ditanamkan sejak dini.
Kematian David bin Suparman bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi peringatan untuk seluruh masyarakat.
Berkendara dengan aman bukan hanya tanggung jawab pribadi, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap nyawa sendiri dan orang lain.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran dan tidak terulang lagi.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel